Street food itu tidak sehat dan tidak enak, itu kata Mr. X temanku. Wahai penggemar street food Indonesia, benarkah ini? Kalau aku sih ragu, buktinya apa? Sebelum berlanjut kali ini untuk Femina Foodlovers Blog Competition 2013 aku ingin "berkelana" menjelajahi indahnya keragaman makanan khas kaki lima. It's called a huge heaven of
culinary. Ya, itulah Street Food Indonesia.
Aku selalu kangen dengan street food Indonesia macam tempe penyet, jagung bakar, bakso dan masih banyak lagi. Street food ini menjadi penghubung kita dengan Indonesia, saat sedang bepergian jauh di luar negeri. Saat perjalanan dinas sepuluh hari ke luar Indonesia, aku kangen luar biasa pada tempe penyet buatan warung 'emplek-emplek' depan kantor. Sambel penyet yang nikmat itu terbayang-bayang, padahal saat itu aku sedang diajak wisata kuliner (wiskul) di salah satu rumah makan yang homey di Muenster. Kuakui baked potato dengan banyak black pepper plus steaknya yang empuk gurih itu enak. But something's missing.
Di situ aku tak bisa bicara dan bercanda seru-seruan, tak bisa duduk
ongkang-ongkang kaki *alamaaakk.... Contohnya seperti ini :
|
Sempat
berdialog dengan penjual jagung bakar, seorang ibu setengah baya,
berdaster batik sederhana penuh peluh karena kebanyakan duduk depan pembakaran
jagung. “Kalau beli es congklik depan trus dibawa kesini boleh, Bu? Mboten
ngganggu?" tanyaku. “Tidak apa-apa bu, semua rejeki itu sudah ada yang
ngatur," begitu jawabnya sederhana. Terlihat sangat biasa, tapi aku salut
dengan pemikirannya yang seluas samudera dalam kesederhanaannya. Nah, keramahan
dialog semacam ini yang selalu kurindukan. Khas kaki lima.
jagung bakar batangan vs serutan, komplit dengan sambal pedas gila yang bebas dioleskan sesuka hati, plus es puter Conglik dari warung depan yang very welcomed dinikmati di lesehan jagung bakar |
Sebenarnya apa sih yang dinamakan dengan kaki lima? Apa pula itu makanan kaki lima?
Istilah
kaki lima
semula digunakan untuk menganalogikan pedagang yang menggunakan gerobak berkaki
tiga. Bila ditambah dengan kaki si pedagang jumlahnya menjadi lima. Saat ini istilah kaki lima digunakan juga untuk pedagang di
jalanan. Harganya yang miring dibarengi dengan ragam menu yang sering tak bisa
ditemukan di restoran bergengsi, membuat jajanan kaki lima sangat mudah diakrabi. Di Indonesia kita
menyebutnya kaki lima, Filipina ada Jolly Jeeps, food trucks and burger stalls
di Amerika, hawker stall di Singapore, tacos stands di Meksiko dan street food
lainnya khas tiap negara.
Sederhana dan kaya cita rasa, itu salah satu yang
selalu tertanam di benakku saat menikmati makanan kaki lima. Sekedar sambal lombok ijo yang dipadu
dengan tempe
goreng mampu menghadirkan surga makanan.
Ada
juga Bakso Lombok Uleg. Bakso ini tidak dihidangkan bersama sambal karena
lomboknya diulek langsung dalam mangkok baksonya sebelum dituangi kuah. Wow,
bisa bayangkan pedasnya yang nonjok kan.
Rasa bakso yang segar karena tanpa kaldu, berpadu dengan pedasnya yang syahdu,
membuat nafsu makanku kian menderu-deru, 2 mangkok sanggup kuhabiskan langsung.
Padahal selain bulatan baksonya, di dalam mangkok itu juga diiriskan lontong
dan tahu. Cuaca panas karena harus duduk di bawah tenda yang didirikan di
trotoar tidak mempengaruhi kenikmatan makan bakso lombok uleg. Aku, suamiku dan
kedua anakku mampir di sini dalam perjalanan kami ke Purworejo.
Most unstructured
culinary culture in the world merupakan penggambaran yang pas untuk street
food. Tak ada batas-batas genre makanan. Bahkan makanan yang tidak lazim macam
begini juga enak untuk dinikmati :
bakso kojak dari tepung tapioka tanpa bumbu, hambar rasanya, namun menjadi nikmat saat dibubuhkan sambal kacang - 1 bungkus berisi 20 biji bakso mungil seharga dua ribuan, murah-meriah-mantap :) |
Bapak tua penjaja bakso
kojak selalu dikerumuni penggemarnya yang seakan ingin kembali melayang
bernostalgia. Jajanan sederhana yang sudah ada sejak tahun 1980-an ini terinspirasi dari film yang berjudul sama, Kojak, dimana tokohnya berkepala
pelontos.
Lepas pakem, penggambaran yang
sangat pas untuk sajian sederhana berbumbu kenikmatan dari street food Indonesia.
Sepotong mendoan yang diiris kecil-kecil dan dituangi sambel pecel pun 'heaven'
banget loh. Silakan dicoba, dijamin akan ketagihan :)
Eh, tapi apakah makanan
kaki lima
termasuk kategori makanan yang tidak inovatif? Kalau menurutku tidak begitu. Di
antara konsistensi penyaji makanan sesuai 'resep leluhur', ada juga yang
berinisiatif menciptakan jajanan model baru. Seperti ini :
kentang goreng yang meliuk-liuk sexy ;) - makanan unik yang kujumpai di pasar tiban Minggu pagi, sepanjang jalan depan Stadion Diponegoro, Semarang |
Ada yang tau apa? Ini kentang tornado. Aku
sudah sering menyantap kentang ulir ini saat kolegaku memamerkan makanan
sejenis yang dibuat di sekolah kuliner di Australia. Nah, ini membuktikan
street food Indonesia
tidak kalah inovatif dibandingkan dengan negara maju. Proud of you, my
lovely street food :)
Selain makanan ada
juga pelepas dahaga enak nan murah. Salah satunya Es Gempol, dengan bulatan putih
dari tepung beras dipadu dengan lembaran mirip kelopak bunga berwarna pink.
Berkuah santan encer yang gurih. Setelah isi dan kuah dituang ke mangkuk saji,
penjual akan menaburinya dengan gula tepung banyak-banyak. Seems unhealthy?
So far aku tidak apa-apa setelah meminum bermangkuk-mangkuk es gempol di
pinggir Jalan Krakatau :)
bir plethok |
Ada juga Bir Plethok, bukan minuman
memabukkan loh. Terbuat dari jahe yang menghangatkan dan mencegah masuk angin,
menurunkan tekanan darah tinggi, membantu pencernaan, mencegah tersumbatnya
pembuluh darah, dan membuat lambung nyaman. Sedangkan warna merah muda
ditimbulkan oleh rebusan kulit kayu secang yang bermanfaat sebagai penghilang
pegal linu, meningkatkan stamina, menjaga daya tahan tubuh dan menyembuhkan
asam urat.
Kelebihan Street Food
Indonesia
:
- Kesederhanaan street food merupakan karakter yang kuat.
- Ada banyak jenis makanan kaki lima yang tak mungkin tersaji di restoran berkelas.
- Kedekatan dan interaksi pembeli dan penjual, meski kadang kasar khas orang jalanan, tetap mengukuhkan lapak kaki lima sebagai tempat yang sangat layak dikunjungi penggemar wiskul yang berjiwa petualang.We are all free to do some experiments here.
- Kenikmatan makan di emperan, apalagi bersama teman maupun saudara, jelas menumbuhkan suasana makan yang akrab luar biasa.
- Berbahan dasar murah bukan berarti murahan. Ada makanan dan minuman yang sarat manfaat meskipun harganya sangat terjangkau di kantong.
- Ciri khas makanan yang selalu bikin kangen saat pergi ke luar negeri. Makanan rumahan memang enak dan higienis, namun kok lebih enak yang di emperan ya? *tepokjidat
Kelebihan tadi perlu didukung
oleh penjual maupun pemerintah sebagai pengelola street food. Orang-orang
tertarik untuk berkunjung manakala :
- Lokasi jajanan tertata rapi, space-nya mesti cukup leluasa untuk menikmati makanan sambil ngobrol dan cuci mata.
- Makanannya higienis. Kesadaran penjual lah yang perlu ditingkatkan untuk memahami bahwa konsumen yang sehat, yang akan kembali lagi ke lapak mereka, merupakan aset utama. Tak kan hilang sebagian rejeki manakala si penjual berusaha untuk menjamin higienitas makanannya.
- Fasilitas pembuangan sampah disediakan secara proporsional. Aneka bungkus makanan yang berceceran tentu akan mengurangi niat orang untuk mampir.
- Pengelolaan parkir yang baik. Pengunjung tentu tak mau pusing-pusing memikirkan akan parkir dimana. Tersedianya tempat parkir terpadu akan makin mempermudah akses pengunjung ke penjual makanan kaki lima favoritnya.
- Terjaminnya keamanan di lokasi makan. Tak bisa dipungkiri memang saat kita sedang 'uyel-uyelan' alias berdesakan di satu lokasi makanan kaki lima, itu lah 'prime time' bagi segelintir orang yang mencari nafkah dengan memanfaatkan kelengahan dan kesempatan yang ada. You know what I mean kan teman? Memang kita harus selalu waspada, namun bila pemerintah melalui pengelola lokasi street food ini memberikan perhatian yang lebih, tentunya akan terasa jauh lebih nyaman.
Begitulah, budaya makan yang
tak berstruktur macam street food ini bagiku tetap menjanjikan kenikmatan makan
yang berpadu dengan keakraban khas orang Indonesia. Selayaknya lah kita
semua membantu untuk menjaga keberlangsungannya, entah itu dengan
perilaku ramah lingkungan, tidak membuang secara sembarangan bekas bungkus
makanan ataupun remah-remah makanan, atau juga memberikan masukan ke si penjual
untuk lebih inovatif lagi dalam penyajian dan ragam makanannya.
Well, a little effort
means a lot rather than thinking nothing and doing zero. Yuk kita kibarkan
bersama Street Food Indonesia
yang sederhana, ramah, bersih dan bercita rasa. Makanan tiada banding yang
selalu kukangeni dimana pun aku berada.
I Love
Street Food of Indonesia
Tulisan ini diikutkan pada Femina Foodlovers Blog Competition 2013
Total jumlah kata : 1.191
Sumber acuan tulisan :
1. Jadigitu.com
2. Wikipedia
Nyam-nyam, Bu, jd nelen ludah terus :p
BalasHapuswuaaw, bikin ngilerrr, mbak. semoga sukses ya! ^_^
BalasHapusTerima kasih Ratri Puspita dan Damae sudah mampir di sini :)
BalasHapusWah ulasannya mantap bener,komplit, bikin ngiler dan pengen cepet2 ke penjual kaki limanya. Duh jd kangen sm semarang. Mdh2an tahun dptn bisa kesana ah sekalian mudik :D
BalasHapusaih dikomen ama jawara ngontes jadi tersipu2 nih daku :) aku masih newbie mak Windi, masih terengah2 bikin tulisan semacam ini.
BalasHapusmakasih udh mampir ya, kapan pun klo mampir ke Semarang kontek2 ya, bila memungkinkan aku pengin kopdar ama mak jago nulis satu ini *peyuuukkk
Waa menggiurkaa...semoa menang maak..
BalasHapuswowww komplit plit.....keren...(y)
BalasHapussemoga menang ya say....*hugs*
mak Dedew dan Inung, thks utk supportnya. sing penting latihan nulis ini hehehee... harus pake ubek2 stok foto utk bikin tulisan :)
BalasHapuswah....mbk uniek bisa jd saingan beratnya pak bondan winarno nih....*butuh asisten buat ici-icip ga mbk?hehehe...
BalasHapusiya mb Amin Ekowati, jan2e aku pengin banget iso koyok pak bondan, tetapi bagaimana mungkin, memasak aja aku tak bisa hehehee...
BalasHapuskoq njenengan yg mau jadi asisten, lha wong aku nih kebelet jadi asistene pak bondan koq xixixiii...
aku suka es gempol mbak, yang merah2nya doang tapi hehehe hadeeh salah nih, baca postingan ini mendadak laper :)
BalasHapuswuih... bikin ngiler mbak uniek, klo ngidam lagi siap2 minta dianter nech hehehe....
BalasHapushadeeeh, baca ini sambil ngelap iler
BalasHapushehehe ketahuan deh kalau dirimu suka jajan ya ^_^ , oke deh semoga sukses
BalasHapusSari : yuk yuukk... monggo es gempolnya :p
BalasHapusmb Ade : ayo buruan, mumpung masih sah untuk ngidam :D
mb Dian Sigit Solichei : hati2 tu netes2 mba xixxiii...
mak Vetri : udah pada tau koq klo aku doyan jajan, lha kagak bisa masak heheheee.
wowww...komplit banget nih artikelnya, plus fotonya bikin laper mata :) sukses y mbak :)
BalasHapussuwun mb Tanty, ikutan ini juga kah?
BalasHapuses gempol, salah satu favoritku tuh, lha sapa yang nanya?! :D
BalasHapusenak banget loh es gempol Wuri, sluuurrpp.....
BalasHapusasikk..
BalasHapusjajan jajan n jalan jalan
ditemenin sama keluarga.
jadi ngiri dah gue mbak -_-
jangan ngiri toh mas Mohamad Rivai, monggo berwiskul ria ala kaki lima, asyik deh pokoknya. terima kasih udah mampir :)
BalasHapus