Musik ceria dan cute ala WHAM di atas telah familiar di telingaku sejak kecil. Lagu itu kudengar berulang-ulang di dalam L-300 yang membawaku bersama rombongan atlet Jawa Tengah lainnya rehat sejenak di antara padatnya event Kejurnas Renang & Loncat Indah, menuju arena Pekan Raya Jakarta di tahun 1984. Kala itu aku masih berusia 9 tahun dan sangat tidak 'tepat' untuk mendengarkan lagu yang kebanyakan disukai oleh remaja sepantaran kakakku yang delapan tahun lebih tua dariku. Aku pun hanya bisa ikutan menyanyikan satu baris lirik saja di lagu itu : Wake me up before yo go go.... Cuma itu saja yang kubisa karena lirik itu juga sekaligus judul lagunya ;)
Memang tak bisa disangkal, perkenalan kita dengan musik tergantung situasi yang ada di sekeliling kita. Sesuai eranya, seharusnya aku mendengarkan lagu Bulan Purnama ataupun Masa Kecil dari Chicha Koeswoyo (aduh ketauan deh umurku sudah setara nyai-nyai) ;)
Chicha Koeswoyo pada puncak popularitasnya kerap berpasangan dengan Adi Bing Slamet. Lagu-lagu mereka berjaya di panggung musik kala itu. Keempat gambar kaset mereka tadi itu hanyalah beberapa album rekaman yang mereka miliki. Entahlah, berapa besar kekayaan yang dimiliki anak kecil setenar itu di jamannya. Mungkinkah setara dengan Coboy Junior saat ini? *mendadak dahi berkerut
sumber : http://80mp3.blogspot.com/ |
one little, two little, three little Indians
four little, five little, six little Indians
seven little, eight little, nine little Indians
ten little Indian boys
Intinya lagu tersebut mengajarkan pengenalan numerik dalam Bahasa Inggris kepada anak-anak sejak dini, sekaligus mencerdaskan anak melalui musik.
Bahkan lagu Do-Re-Mi yang dibawakan dalam film Sound of Music ada juga. Di kemudian hari setelah cukup umur dan menonton filmnya, baru kusadar bahwa aku telah jauh-jauh hari mendengarkan lagu tersebut sebelum menyaksikan performance Julie Andrews di film musikal yang telah beredar sejak tahun 1965 ini.
sumber : youtube |
Aku tak bisa diam sepi sendiri tanpa musik. Saat menjelang tidur ataupun sedang belajar, harus ada musik yang mengiringi. Untunglah kebiasaan mendengarkan musik ini klop dengan abangku yang super jahil, yang dengan sengaja menyetel kaset keras-keras manakala aku sedang belajar untuk persiapan tes di sekolah. Hanya kacak pinggang dan pelototan bapak saja kala itu yang mampu meredam kegilaan musik kami berdua. Bapak sih sukanya klenengan, musik yang Jawa sekali.
Konsistensi pilihan genre musik rupanya sering tidak berlaku. Para penyuka aliran trash metal ternyata banyak juga yang menggemari lagu-lagu Iwan Fals. Penikmat musik rock ada juga yang suka ngibing dangdut. Hal ini terjadi juga padaku. Aku menyukai berbagai jenis musik. Yang penting di sini adalah manfaat dari musik tersebut. Sesuai dengan peruntukannya, musik itu salah satunya bermanfaat bagi ketenangan hati. Melalui musik yang lembut, stress harian akibat beban hidup bisa tereliminasi. Hanya dengan duduk atau rebahan sambil mendengarkan alunan musik, jiwa kita seolah terbasuh, kembali menjadi segar.
Juga jangan heran bila ternyata musik itu meningkatkan konsentrasi. Dari contoh keriuhanku dengan abangku di atas tadi telah kusebutkan, aku justru bisa cepat 'bookmarked' aneka hapalan ke dalam memoriku manakala diiringi alunan musik. Ini juga terbukti pada suamiku, yang selalu mengerjakan pekerjaannya yang super serius sembari mengenakan headphone, mendengarkan musik ala Metallica, Iron Maiden, Judas Priest, Pantera dan entah apa lagi. Suamiku tercinta ini terpaksa mengalah dengan mengenakan headphone karena istrinya yang rempong ini sering protes saat musik kesukaannya itu menghentak melalui speaker multimedianya. Lagian aneh, musik bikin pening begitu katanya bisa menenangkan jiwa? *ditabok penggemar metal sedunia ;)
sumber : LangitMusik |
LangitMusik bersama MelOn Indonesia menghadirkan aplikasi music player multi device dan multi platform yang bisa dinikmati dimana saja dan kapan saja. Bisa dinikmati via web maupun gadget. Seringnya nih ya, untuk beberapa web mensyaratkan Blackberry dengan OS min. 7.0. Hadeh, lha untuk BB-ku yang hanya ber-OS 5.0 bagaimana donk? Tenang, ternyata di LangitMusik tetap bisa loh. Ntar coba aaahh, saat ini karena aku lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer kunikmati saja via web.
Tak hanya lagu-lagu baru yang ditampilkan di sini, banyak juga yang 'gue banget' loh. Manusia era 80-an seperti aku ini juga tetap bisa menikmati musik lawas. Eh tak kusangka, ternyata salah satu lagu kesukaanku dari Whitney Houston ada di Top NSP nih
sumber : langitmusik.com |
...But Seriously, album Phil Collins tahun 1989, sumber dari sini |
Kebanyakan idolaku bergender laki-laki, normal kan itu? ;) Hanya The Corrs yang 3 anggota band-nya perempuan saja deh kayaknya yang kuidolakan. Kalau suka dengan berbagai musik sih iya, tapi yang sukaaaa sekali hingga menjadi idola kayaknya ya cuma itu. Whitney & Mariah are fine, I like their voice. Reza Artamevia punya timbre yang keren. Dido dan Natalie Imbruglia menggemaskan. Adapun artis Indonesia hanya satu saja yang kuidolakan hingga album pertama hingga terakhir aku punya semua. KLa Project, ya sampai sekarang aku masih sering memilih musik yang mereka garap untuk menjadi pendampingku saat sibuk berkutat dengan data-data di kantor. Aku memadukannya dengan kumpulan musik Jazzy Tunes kesukaanku dalam media player. Tinggal putar deh berulang-ulang, tidak ada resiko 'pita nglokor' lagi :)
Meskipun aku gemar musik yang tidak begitu keras, jangan salah loh, Richard Marx juga jadi salah satu penyanyi kesukaanku. Aku punya cerita seru tentang yang satu ini. Saat itu aku sedang hamil anak pertama dan lagi sibuk-sibuknya memberikan terapi musik pada jabang bayiku. Berbagai album musik klasik dibelikan oleh suamiku dan kusetel menggunakan earphone. Kutempelkanlah ke perut. Sembari tiduran ataupun duduk santai kurasakan denyut kehidupan yang ada dalam perutku. Damai sekali rasanya. Suatu saat entah ada kejadian apa aku tiba-tiba berada dalam kondisi emosional. Untuk meredam gejolak amarah biasanya aku pilih lagu Satisfied-nya Marx yang cukup menghentak. Nah kali ini lain efeknya. Bukannya amarah berkurang malah perut sangat mulas, dedek baby-nya 'ajojing' di dalam. Gerakan tubuh dan tendangannya membuatku meringis kesakitan. Wah salah nih, rupanya aku tidak boleh egois dalam menumpahkan kemarahanku pada musik secara membabi buta. Ini baby yang kena dampaknya, mungkin saja buah hatiku itu tidak suka mendengarkan musik dengan volume keras. Padahal waktu itu earphone-nya kusumbatkan di telingaku loh, koq dia bisa denger ya? *emak pilon
cover album Anggun di masa remaja, diambil dari sini dan sini |
Nah, ini ada Best Of-nya Anggun nih, bertajuk Design of A Decade 2003 - 2013, bisa disimak di LangitMusik.
Apapun selera musik yang kita miliki, lepaskan saja. Be yourself. Nikmati. Tanpa musik apalah arti hidup ini, itulah ibaratnya. Bila no women no cry kata Bob Marley, maka no music I cry lah menurutku :) Jika pun harus dicap kuno karena menggemari musik lawas, tak ada salahnya kan. As long as we are happy, hanya satu yang sangat kupercaya bahwa musik itu milik semua orang, menembus batas-batas yang diciptakan sendiri oleh manusia. Friksi selera hanyalah segmentasi yang tercipta dari pemikiran manusianya yang sangat terbatas. Betul?
Adapun rentang jaman kini telah terjembatani oleh berbagai media seperti LangitMusik tadi. Lagu lama kesukaan kita pun bisa kita nikmati di sana. Tidak percaya? Lha ini. Wake Me Up Before You Go Go di awal tulisanku tadi pun bisa kutemukan ;)
sumber : WHAM di LangitMusik |
wow lengkap, apik banget mak, moga menang ya. Jadi ketahuan angkatan berapa *kabuuuurrr :D
BalasHapusmakasih darliiiingg.... *garuk2 bulu mata cetar sembari ngarep pengumuman menang lomba foto narsis CCR ;)
BalasHapusuwoooo,,lengkap sekali mbaakkk..
BalasHapussemoga menang yaakk :D
terima kasih ayu yg cantik, semoga kamu menang juga ya :)
BalasHapussaya suka ini, gambar2nya menarik, snagat menunjang tulisan dan menambah 'lama' menikmatinya :p
BalasHapussemoga menang, Mbak! #bacadoa aamiin
aamiin... terima kasih ya dek cantik, semoga kamu menang juga ;)
BalasHapusMantap ceritanya...! Emang dengerin musik, selalu mengajak pikiran kita kembali di masa kejayaan musik tsb.
BalasHapusMbakkkk... ternyata kita 1 generasi hahaha..
BalasHapusAku juga tumbuh bersama lagu2 Chicha, Adi, Lisa Tanzil dan Anggun C Sasmi :)
Aku juga suka Phil Collins, Michael Bolton, NKOTB
Ternyata kalau kita bicara tentang musik tuh asyik banget yaaa... karena emang hidup kita tak bisa lepas dari musik. Jadi, dalam tiap tahap perkembangan kita pun selalu ada musik (yang berganti2) yang menemani kita :)
BalasHapusGudlak utk kontesnyaaa... :)
Lengkaapppp....*mlipir minder, sakses maaak!
BalasHapusUswatun Niswah : iya, pada musik lah memori kita bisa digantungkan *tsaaahh.... :)
BalasHapusMb Reni (for catatan kecilku & the others) : hihiiii...ketauan ya kita makhluk jadul, sukses juga ngontesnya utk panjenengan ya mba
mak Dedew : sakseisss juga untukmu mak, nuhun udah mampir