Melayang ke Negeri Dongeng sesuai dengan imajinasi, siapa sih yang nggak pengin?
Pulau Kirrin, sungguh-sungguh adakah tempat itu? Aku ingin bertemu dengan Paman Quentin yang pemarah. Akan kuajak dia santai sejenak ngemil eksis, nggak usah terlalu spaneng mikirin ilmu-ilmu yang nggak jelas mau buat apaan itu. Heran juga ya bisa ada orang sekaku itu, padahal George anaknya kan asyik banget. Paman Quentin memang terlalu. Dia tak suka ada suara di dekatnya. Celoteh riang khas anak-anak dianggapnya sebagai gangguan. Coba kalau aku ada kesempatan berdekatan dengannya, akan kujatuhkan kaleng-kaleng biskuit sesering mungkin agar dia menghargai keberadaanku hehehee...
Persahabatan empat anak ditambah seekor anjing hebat bernama Timmy di tahun 80an merupakan fenomena tersendiri. Petualangan dan berbagai kejadian menegangkan sungguh membuatku terbang melayang dalam dunia dongeng yang telah tercipta di benakku. Peternakan dengan susu, keju dan telur yang seakan tiada hentinya menawarkan kenikmatan. Kuda-kuda hebat yang bisa kutunggangi untuk menerobos hutan lebat. Belum lagi orang-orang misterius yang mencurigakan, yang perlu diperhatikan dengan seksama apa yang sedang mereka lakukan.
Cerita petualangan Lima Sekawan tak hanya dalam bentuk buku saja yang membuatku mabuk kepayang. Tayangan film based on novel ini pun selalu kunantikan. Lantas, apalagi coba yang bisa kulakukan agar bisa mendapatkan petualangan seperti mereka selain pergi langsung ke negeri dongeng impianku itu? :)
Cerita petualangan Lima Sekawan tak hanya dalam bentuk buku saja yang membuatku mabuk kepayang. Tayangan film based on novel ini pun selalu kunantikan. Lantas, apalagi coba yang bisa kulakukan agar bisa mendapatkan petualangan seperti mereka selain pergi langsung ke negeri dongeng impianku itu? :)
tokoh-tokoh idola masa kecilku
Lima Sekawan adalah Anne, George, Dick dan Julian (kiri-kanan)
plus seekor anjing hebat bernama Timmy
Ke Inggris. Ya kesanalah aku harus pergi. Dulu aku sampai ngefans berat pada Michelle Gallagher, pemeran George yang dikisahkan sebagai anak perempuan super tomboy. Cewek badung yang malu menggunakan nama aslinya Georgina. Sama sekali tak sudi diperlakukan sebagai perempuan. Aneh banget deh. Aneh tapi keren. Itu juga kali ya yang membuatku tumbuh menjadi cewek tomboy dan keren seperti dia *lantas disiksa pembaca :)
Lalu....lalu....aku juga ingin memecahkan berbagai misteri unik barengan Frederick Algernon Trotteville alias Fatty, si detektif wannabe berbadan montok yang cerdas luar biasa. Pernah loh aku mencoba berbagai trik mengirimkan surat rahasia ala ala dia. Nulis surat pake tinta dari perasan jeruk nipis. Terus nyobain juga pake sabun. Nah loh, surat kayak gitu trus gimana bacanya coba? Huhuuuyy...hanya aku, Enid Blyton dan Tuhan yang tau :)
Sebelas dua belas dengan Lima Sekawan, seri Pasukan Mau Tau yang beranggotakan Fatty, Larry, Daisy, Pip, Bets dan seekor anjing lucu bernama Buster ini juga mengajak angan berkelana dalam petualangan-petualangan seru. Asyiknya memecahkan misteri, jahil ke komisaris polisi di desa mereka yang bernama Pak Ayo Pergi (penasaran kan pastinya itu apaaa) dan aneka kisah asyik khas anak-anak Inggris. Mupeeeengg bener bisa jadi seperti mereka.
Enid Blyton. Dialah penulis kisah-kisah yang membuatku kecanduan tadi. Karya-karyanya telah kubaca sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dia sukses membuatku ngiler berember-ember untuk pergi ke Inggris. Jujur saja, pertama kali yang terlintas di benakku saat orang bertanya "Apa yang kau tau tentang Inggris?" pasti akan kujawab Lima Sekawan, Pasukan Mau Tau, Si Badung, Si Kembar. Iyeeess... buku-buku tersohor itulah yang membuatku beranggapan bahwa di Inggris itu selebnya ya para tokoh di dalam buku Enid Blyton tadi.
Kehidupan liburan musim panas pun sudah terbayang di memori masa kecilku, padahal saat itu aku belum tau apa itu summer, winter, autumn dan spring, Ngebayangin enaknya tinggal di Inggris yang setiap musim panas bisa libur panjang, main detektif-detektifan kayak Pasukan Mau Tau. Weeeww.... enak banget. Di jaman sekolahku dulu kok enggak ada liburan musim panas yak? Kan lumayan tuh musim panas di Indonesia panjang sekali waktunya :)
Asyiknya pesta tengah malam di asrama, mengudap sosis goreng dan minum limun jahe sepuas-puasnya, itulah hal terindah yang bisa kubayangkan. Semua imajinasi asyik dan meriah ini juga gara-gara Enid Blyton. Di seri Si Kembar, aku berkelana bebas di seluruh penjuru St. Clare, boarding school tempat Pat dan Isabel O'Sullivan menuntut ilmu. Berkhayal bisa berjingkat-jingkat mengenakan piyama dan menelusuri gang-gang asrama yang sepi, menuju ke ruang senam untuk ikutan midnight party yang ngeri-ngeri syedaaaapp....
Kedua tokoh utama seri Si kembar ini menjalani hari-hari yang menyenangkan selama bersekolah di St. Clare. Belajar, olah raga, bermain dan jalan-jalan di sekolah sekaligus asrama mereka yang keren. Tak habis pikir deh kenapa waktu kecil dulu aku tidak disekolahkan oleh ayah ibuku di sana. Siapa tau terpilih jadi murid paling ter-Asia, kan keren tuh. Bisa ngobrol Bahasa Perancis casciscus bareng Mamzelle, berteman dengan Doris yang lucu dan Charlotte yang mantan anak sirkus, atau mungkin belajar jahit dari Matron *yang terakhir pencitraan abis deh, skip aja guys :)
Asyiknya pesta tengah malam di asrama, mengudap sosis goreng dan minum limun jahe sepuas-puasnya, itulah hal terindah yang bisa kubayangkan. Semua imajinasi asyik dan meriah ini juga gara-gara Enid Blyton. Di seri Si Kembar, aku berkelana bebas di seluruh penjuru St. Clare, boarding school tempat Pat dan Isabel O'Sullivan menuntut ilmu. Berkhayal bisa berjingkat-jingkat mengenakan piyama dan menelusuri gang-gang asrama yang sepi, menuju ke ruang senam untuk ikutan midnight party yang ngeri-ngeri syedaaaapp....
Kedua tokoh utama seri Si kembar ini menjalani hari-hari yang menyenangkan selama bersekolah di St. Clare. Belajar, olah raga, bermain dan jalan-jalan di sekolah sekaligus asrama mereka yang keren. Tak habis pikir deh kenapa waktu kecil dulu aku tidak disekolahkan oleh ayah ibuku di sana. Siapa tau terpilih jadi murid paling ter-Asia, kan keren tuh. Bisa ngobrol Bahasa Perancis casciscus bareng Mamzelle, berteman dengan Doris yang lucu dan Charlotte yang mantan anak sirkus, atau mungkin belajar jahit dari Matron *yang terakhir pencitraan abis deh, skip aja guys :)
Buat yang tidak berada dalam satu antena bacaan denganku (Enid Blyton kan legenda booo.... tak ada kata masih muda atau sudah tua untuk menjadi penggemarnya), tentunya tau JK Rowling kan, itu pencipta kisah keren lainnya dari bumi Ratu Elizabeth. Novel seri Harry Potter (Harpot) makin mengukuhkan imajinasi tak berbatas yang "England banget". Meskipun novel ini ngehits puluhan tahun sesudah era Blyton, aku melahapnya penuh napsu.
Bedanya hanya satu. Dulu kalau jaman Lima Sekawan dan Pasukan Mau Tau aku senang pada tokoh-tokoh protagonisnya, macam Julian dan Fatty. Tapi di era jelang millenium, seleraku telah berubah total. Aku kesengsem berat dengan Lucius & Draco Malfoy. Penggambaran sejelek-jeleknya sifat kaum penyihir yang merasa darah sihir murninya above everything. Lho, kenapa ngefans sama yang jelek begitu? Karena mengidolakan tokoh utama yang berhati baik dan selembut sutra itu sudah terlalu mainstream booooo :)
Bayangan sekolah Hogwarts yang anggun itu selalu berkelebat di benakku meskipun kelebatan anak sulungku yang sering minta diajarin PR tidak bermutu itu senantiasa merongrongku. Di Hogwarts mana ada sih PR yang enggak banget kayak punya anakku itu. Pengin deh ngirim anakku ke Profesor Dumbledore agar diajarin ilmu sihir yang asyik agar bisa mengerjakan semua PR dan tes kenaikan kelas dengan sekali mengedipkan mata. Emaknya kan bisa leyeh-leyeh, gak perlu tiap hari ngadepin PR horor begitu.
Segitu cintanya aku pada kisah-kisah di novel Harpot ini sampai-sampai saat pergi ke Jerman tahun 2005 dulu aku malah beli file binder bergambar Harpot, bukannya yang bergambar Hansel & Gretel. Eeeeyaampuuunn... ternyata pesona Inggris via Harpot telah menjadi virus dimana-mana ya. Bahkan di lapak barang-barang diskon yang ada di pinggir jalan di Hamburg, binder tadi sukses nongkrong dan membetot sukmaku. Memanggil-manggilku sekuat kalbu agar bersedia membawanya pulang *sudah mulai lebay. Untung saja aku hanya membawa koper kecil, coba kalau agak besar sedikit pasti puluhan binder akan kubeli. Diskon ini aja kok, gampang laaaahhhh... *menatap list hutang pada boss saat pulang ke Indonesia :'(
Inggris. Kau dan sejuta pesona negeri dongengmu membuatku envy berat pada Pangeran William yang sejak kecil tinggal di sana. Keren kan dia, dari bayi sudah bisa ngomong Bahasa Inggris. Aku sampai sematang ini saja ngomongnya masih belepotan, cuma bisa sok-sokan ngomong Inggris di-mix Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa biar tampil memikat.
Andai
saja sapu ini bisa membawaku ke negeri impian, duuuuhh bahagianya.
Negeri yang telah lekat di hatiku sejak kecil, negeri yang sangat ingin
kutelusuri tapak demi tapaknya sesuai petualangan imaji yang mendarah
daging denganku.
Alangkah indahnya bila aku bisa ke #InggrisGratis dengan duduk santai di atas sapu setiaku ini sambil ngemil eksis, melaju dengan kecepatan proporsional untuk menikmati indahnya 7 ikon Inggris : Big Ben, Buckingham Palace, Westminster Abbey, Trafalgar Square, London Eye, Beatles Museum, dan King's Cross Station. Aku mau buktiin beneran bisa nembus peron 9 3/4 apa enggak. Kalau tak bisa tembus, berarti boong tuh Tante Rowling :)
Sahabat sejatiku si sapu ajaib ini juga akan mengantarku ke 7 Stadion Legendaris macam Goodison Park, Stamford Bridge, Emirates Stadium, White Hart Lane, Anfield, Etihad Stadium dan Old Trafford yang termasyhur seantero jagat raya.
"Ngapain kamu ke stadion kayak gitu? Kan gak ngerti apa-apa soal bola?" Eh, ada jeritan batin yang tiba-tiba terdengar.
Yeee...sapa juga yang harus paham bola agar punya alasan untuk pergi ke sana. Aku kan mau nantangin Harry Potter main quidditch di stadium-stadium keren itu. Coba dia bisa kalahin aku apa enggak di tujuh tempat. Lihat dong seragamku tadi di atas, jubah kotak-kotaknya udah matched banget kan dengan seragam tim Slytherin? *iya-in aja biar cepet
Ayo yayang Malfoy, kita tantangin tim Gryffindor. Siapa takuuuttt....Mana bisa kapten mereka si Angelina Johnson menahan laju tim kita. Kamu kan seeker terhebat di dunia, juga di hati akyuuuu....
Bedanya hanya satu. Dulu kalau jaman Lima Sekawan dan Pasukan Mau Tau aku senang pada tokoh-tokoh protagonisnya, macam Julian dan Fatty. Tapi di era jelang millenium, seleraku telah berubah total. Aku kesengsem berat dengan Lucius & Draco Malfoy. Penggambaran sejelek-jeleknya sifat kaum penyihir yang merasa darah sihir murninya above everything. Lho, kenapa ngefans sama yang jelek begitu? Karena mengidolakan tokoh utama yang berhati baik dan selembut sutra itu sudah terlalu mainstream booooo :)
Bayangan sekolah Hogwarts yang anggun itu selalu berkelebat di benakku meskipun kelebatan anak sulungku yang sering minta diajarin PR tidak bermutu itu senantiasa merongrongku. Di Hogwarts mana ada sih PR yang enggak banget kayak punya anakku itu. Pengin deh ngirim anakku ke Profesor Dumbledore agar diajarin ilmu sihir yang asyik agar bisa mengerjakan semua PR dan tes kenaikan kelas dengan sekali mengedipkan mata. Emaknya kan bisa leyeh-leyeh, gak perlu tiap hari ngadepin PR horor begitu.
Segitu cintanya aku pada kisah-kisah di novel Harpot ini sampai-sampai saat pergi ke Jerman tahun 2005 dulu aku malah beli file binder bergambar Harpot, bukannya yang bergambar Hansel & Gretel. Eeeeyaampuuunn... ternyata pesona Inggris via Harpot telah menjadi virus dimana-mana ya. Bahkan di lapak barang-barang diskon yang ada di pinggir jalan di Hamburg, binder tadi sukses nongkrong dan membetot sukmaku. Memanggil-manggilku sekuat kalbu agar bersedia membawanya pulang *sudah mulai lebay. Untung saja aku hanya membawa koper kecil, coba kalau agak besar sedikit pasti puluhan binder akan kubeli. Diskon ini aja kok, gampang laaaahhhh... *menatap list hutang pada boss saat pulang ke Indonesia :'(
Inggris. Kau dan sejuta pesona negeri dongengmu membuatku envy berat pada Pangeran William yang sejak kecil tinggal di sana. Keren kan dia, dari bayi sudah bisa ngomong Bahasa Inggris. Aku sampai sematang ini saja ngomongnya masih belepotan, cuma bisa sok-sokan ngomong Inggris di-mix Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa biar tampil memikat.
Alangkah indahnya bila aku bisa ke #InggrisGratis dengan duduk santai di atas sapu setiaku ini sambil ngemil eksis, melaju dengan kecepatan proporsional untuk menikmati indahnya 7 ikon Inggris : Big Ben, Buckingham Palace, Westminster Abbey, Trafalgar Square, London Eye, Beatles Museum, dan King's Cross Station. Aku mau buktiin beneran bisa nembus peron 9 3/4 apa enggak. Kalau tak bisa tembus, berarti boong tuh Tante Rowling :)
Sahabat sejatiku si sapu ajaib ini juga akan mengantarku ke 7 Stadion Legendaris macam Goodison Park, Stamford Bridge, Emirates Stadium, White Hart Lane, Anfield, Etihad Stadium dan Old Trafford yang termasyhur seantero jagat raya.
"Ngapain kamu ke stadion kayak gitu? Kan gak ngerti apa-apa soal bola?" Eh, ada jeritan batin yang tiba-tiba terdengar.
Yeee...sapa juga yang harus paham bola agar punya alasan untuk pergi ke sana. Aku kan mau nantangin Harry Potter main quidditch di stadium-stadium keren itu. Coba dia bisa kalahin aku apa enggak di tujuh tempat. Lihat dong seragamku tadi di atas, jubah kotak-kotaknya udah matched banget kan dengan seragam tim Slytherin? *iya-in aja biar cepet
Ayo yayang Malfoy, kita tantangin tim Gryffindor. Siapa takuuuttt....Mana bisa kapten mereka si Angelina Johnson menahan laju tim kita. Kamu kan seeker terhebat di dunia, juga di hati akyuuuu....
ayoooo siapa ikut terbang bersamaku ke Inggris
Nimbus 2014ku ada beberapa loh :)
Notes :
- pinjam foto cover Lima Sekawan dari sienavienabooks, foto pemeran Lima Sekawan dari wikipedia, gambar Hogwarts dari Harry Potter Wall Art, foto Malfoy dari harrypotter.wikia,