Memiliki lahan kebun yang lumayan luas di rumah rupanya merupakan berkah tersendiri bagi keluargaku. Dulu saat pertama rumah keluarga berdiri tahun 1970-an, belum banyak tetangga kiri kanan. Hanya persawahan dan ladang lah yang mengelilingi rumah kami. Jadi saat lahan rumah dilengkapi dengan peternakan ayam, polusi udara yang tercipta belum begitu mengganggu.
Namun setelah penduduk kian padat, keluarga kami tak enak juga bila polusi udara akibat kotoran ayam plus hewan-hewan lainnya itu menjadi sumber keributan di kemudian hari. Maka 'momongan' kami ini pun akhirnya dijual sedikit demi sedikit.
Tanah bekas peternakan itu kini subur sekali. Tumbuhan apa saja yang ditanam tampaknya senang sekali mendiami rumah kami. Tak sekedar tanaman hias dan sayur-sayuran. Berbagai tanaman obat pun kami miliki. Mulai dari jahe, kunyit, laos, serai salam dan lain-lain. Di bawah ini beberapa tanaman yang sempat didokumentasikan.
KEBUN JAMU
Di kebun belakang, keluarga kami memiliki berbagai tanaman yang berfungsi untuk menjaga kesehatan. Tanaman tersebut siap petik kapan pun dibutuhkan. Tak jarang tetangga pun turut menikmati keberadaaan tanaman obat keluarga kami ini. Bahkan pernah saat lomba desa yang mengharuskan tiap RT menyetorkan lima jenis TOGA, pengurus RT mengambilnya dari kebun kami.
Cabe
Tanaman yang memiliki nama biologi Piper retrofractum Vahl atau Piper longum L ini bukan cabai yang biasa dikenal untuk memasak. Bukan. Biasa dikenal dengan Cabe Jawa, tanaman ini mempunyai akar lekat. Posisi tangkai daunnya berselang-seling, berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing. Daunnya mirip sekali dengan sirih, tumbuhnya pun merambat, memanjat, dan membelit.
Buah cabe berupa bulir, bentuknya bulat panjang dan
ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi
hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Seperti gambar di atas, buah cabe yang kupetik dari kebun belakang rumah.
Adapun gambar berikutnya menunjukkan rumpun cabe secara keseluruhan. Persis sekali dengan sirih kan?
Sebagian fungsi cabe adalah sebagai obat sakit perut, masuk angin, rematik, flu dan sesak napas. Buahnya ini ditumbuk dan diseduh dengan air panas. Praktis dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan keluarga kami.
Kecombrang
Bunga berwarna merah muda ini memiliki nama ilmiah Etlingera elatior. Semula kukira kecombrang hanya bisa dimanfaatkan sebagai sayur penyedap untuk masakan megono, lodeh dan tom yum. Ternyata tidak loh. Selain menambah lezat masakan tadi, bunga kecombrang ini secara tidak langsung berfungsi sebagai deodoran alami. Zat aktif yang terkandung di dalamnya adalah
saponin, flavonoida, dan polifenol. Kecombrang memiliki fungsi yang sama dengan kemangi yang bisa mengusir bau badan tak sedap.
Selain itu
jika terkena campak batang kecombrang bisa digunakan untuk menghilangkan bintik-bintik
campak dengan cara mengoleskannya ke tubuh penderita. Sayang sekali keluarga kami belum pernah mencoba khasiat ini karena tidak ada anggota keluarga yang terkena campak.
Kecombrang sangat jarang tumbuh di daerah tempat tinggalku. Pun juga kurang populer keberadaannya. Kebanyakan memang masyarakat di daerah Pekalongan yang menanam dan memanfaatkannya sebagai campuran megana. Suamiku lah yang membawanya dari Pekalongan dan kemudian kami menanamnya di kebun.
Sirih
Apakah sirih hanya diperuntukkan untuk orang tua saja sebagai pelengkap kinang? Tentu tidak donk.
Di kebun belakang, ada satu rumpun yang sudah menjulang tinggi sekali hingga mencapai atap loteng tetangga. Memetiknya pun jadi sulit. Oleh karena itu kami membiakkan satu rumpun lagi yang rendah agar gampang memetiknya tiap kali dibutuhkan.
Daun sirih memiliki berbagai manfaat. Yang paling sering dilakukan untuk keluarga kami adalah merebusnya dan menjadikannya sebagai penangkal batuk.
Tanaman dengan nama latin Piper betle, Linn ini memiliki beberapa khasiat lain, yaitu :
- Mengobati keputihan : air rebusan daun sirih selagi masih hangat digunakan untuk
membasuh daerah kemaluan. Lakukan secara berulang-ulang.
- Mengobati gatal alergi : ambil 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning dan 1,5 sendok makan
minyak kayu putih, tumbuk semuanya sampai
halus untuk kemudian dioleskan pada bagian badan
yang gatal-gatal karena alergi atau biduran.
- Mengobati gusi berdarah : 4 lembar daun sirih direbus
dengan dua gelas air hingga mendidih. dan setelah dingin digunakan untuk berkumur. Lakukan berulang-ulang hingga sembuh.
- Mengobati mimisan : 1 lembar daun sirih ditekan-tekan agar agak layu, gulung dan masukkan sedikit ke dalam hidung untuk
menyumbat pendarahan.
- Mengobati gigi berlubang : selembar daun sirih direbus dengan dua gelas air hingga mendidih. Air
rebusan daun sirih tersebut digunakan untuk berkumur secara berulang-ulang hingga sembuh.
- Mengobati batuk : 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun bidara upas dan madu
secukupnya. Daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama daun bidara
upas dalam 2 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, tambah madu
secukupnya, kemudian ramuan tersebut dibuat untuk berkumur. Usahakan
untuk menjangkau daerah kerongkongan.
- Penyakit jantung
Sediakan 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang
merah, dan 1 sendok makan jintan putih. Semua bahan tersebut ditumbuk
sampai halus, ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit,
kemudian diperas dan disaring. Ramuan tersebut diminum 2 kali 1 hari dan
dilakukan secara teratur.
- Bronkhitis
Sediakan 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu. Daun sirih
dirajang, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring. Ramuan tersebut diminum 3
kali sehari 3 sendok makan
Tentu tak hanya keluarga kami yang memanfaatkan tanaman sirih sebagai obat tradisional. Keluarga yang lain pun banyak yang telah melakukan hal serupa. Kecenderungan masyarakat memanfaatkan berbagai bahan alam ini mendasari pusat penelitian Biofarmaka IPB untuk terus meneliti dan menggali potensi berbagai bahan yang berasal dari
kekayaan alam Indonesia.
Biofarmaka IPB menemukan bahwa pada daun sirih (Piper betle L) dan Saga (Abrus precantorius L)
memiliki potensi sebagai obat fitofarmaka. Karakteristik suatu tanaman
sebagai fitofarmaka didasarkan tanaman tersebut memiliki potensi
sebagai: antimikroba, antioksidan, antifungi, antihepatoprotektor,
antiinfllamasi dan sebagainya. Melalui
kombinasi kedua tanaman tersebut diharapkan dapat meningkatkan
bioaktifitas sebagai antibakteri dan efeknya kemudiaan akan ditentukan
formula yang memiliki korelasi antara nilai aktivitas
antibakteri dan potensi hayatinya.
Daun Salam
Siapa sih yang tidak mengenal tanaman yang satu ini. Paling ngetop memang untuk penyedap masakan sehari-hari. Di warung maupun pasar biasanya dijual sebungkus bersama 'bumbu pawon' lainnya.
Untunglah di kebun keluarga, kami memiliki pohon salam yang tingginya sudah bersaing dengan rumah tetangga yang bertingkat dua itu. Namun secara berkala buah salam yang kecil hitam berjatuhan di tanah. Dari buah kering inilah kami menanam kembali beberapa pohon salam yang lebih memudahkan untuk dipetik.
Daun salam memiliki cukup banyak kandungan vitamin C dan Vitamin B
kompleks yang sangat berguna dalam penyembuhan asam urat. Selain itu
daun salam juga mengandung Minyak atsiri (0,05 %) mengandung sitral dan
eugenol, tanin dan flavonoida.
Sebagai obat tradisional, berikut ini adalah beberapa manfaat daun sirih :
- Mengobati asam urat : rebus
10 lembar daun salam dengan kurang lebih
700 cc air atau 3,5 gelas belimbing. Sisakan airnya hingga satu gelas, saring dan minum selagi hangat.
- Mengobati diare : 15 g daun dicuci lalu direbus dengan
1 gelas air selama 15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah
dingin disaring lalu diminum.
- Menurunkan kadar kolesterol : 7 lembar daun salam dan 30 gram daun
ceremai direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian arinya
diminum secara teratur.
- Kencing manis : 7 lembar daun salam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air
bersih, sisakan 1 gelas. Setelah dingin disaring, untuk 2
kali minum.
- Obat Sakit maag : 15-20 lembar daun dicuci bersih, rebus dengan 1/2 liter air sampai
mendidih. Tambahkan gula merah secukupnya. Minum sebagai teh setiap
hari, sampai rasa penuh dan perih di lambung menghilang.
- Penyakit kulit seperti kudis dan gatal : daun atau kulit batang atau akar sirih, dicuci bersih lalu digiling
halus dan dibalurkan k etempat yang sakit.
Binahong
Saat anak-anak jatuh dan terluka maupun lebam, biasanya saya tumbuk daun ini dan letakkan di atas luka / memar itu. Dan rupanya oleh Biofarmaka IPB juga telah ditemukan bahwa daun ini mengobati luka bekas operasi.
Binahong memiliki manfaat untuk mengobati luka berdarah maupun jerawat. Adapun rebusan umbinya menyembuhkan luka bekas operasi, sakit maag, typus, disentri, mencegah stroke, asam urat dan sakit
pinggang. Beruntung sekali kami memiliki tanaman penuh manfaat ini.
Kenanga
Suka merasa ngeri nggak sih saat melewati tempat yang menguarkan aroma bunga kenanga? ;) Di keluarga kami aroma ini sudah biasa karena ada beberapa pokok kenanga yang kami miliki. Setiap bunganya sudah menguning, maka aroma wanginya akan menyebar ke seluruh penjuru kebun. Apalagi bila angin sedang bertiup kencang.
Serem? Enggak lah. Di balik mitos yang sering dibicarakan orang seputar wangi kenanga, tumbuhan ini memiliki berbagai manfaat penting loh. Berikut ini detailnya :
- Jamu ibu melahirkan : untuk pemulihan kondisi setelah melahirkan, ambil bunga kenanga yang masih muda, kayu rapet, pegatsih, kunci pepet, kunyit,
jongrahab, jalawe, dan jakeling. Semua bahan tersebut ditumbuk halus
(dipipis), kemudian diseduh dengan air panas. Kemudian airnya disaring
dan diminum.
- Mengobati bronkhitis : ambil 2 kuntum bunga kenanga, rebus dengan satu gelas air panas sampai mendidih hingga tersisa
setengah gelas. Setelah dingin, airnya diminum secara rutin setiap pagi
dan sore.
- Obat sesak napas : ½ genggam bunga kenanga dan 1 ½ sendok gula
putih direbus dengan satu gelas air panas hingga tersisa setengah gelas.
Saring airnya dan minum secara teratur tiap pagi dan sore hari.
- Obat Malaria : ambil 3 kuntum bunga kenanga yang sudah
dikeringkan, seduh dengan 1 gelas air panas, tutup
rapat. Setelah dingin, airnya disaring dan diminum secara teratur
Mata Dewa / Kitolod
Saat mata merah dan perih, itu tandanya mata sedang terkena serangan kotoran. Di keluarga kami sudah biasa memanfaatkan rebusan daun mata dewa (atau lebih sering kami sebut kitolod) untuk merimbang (mencuci) mata.
Caranya tidak sukar. Cukup seduh dengan air mendidih daun kitolot ini. Tunggu hingga dingin, letakkan di gelas kompres mata, dan siap deh cuci mata yang sangat berkhasiat.
Konon kitolod juga bermanfaat untuk menyembuhkan katarak, kebutaan akibat diabetes, peradangan mata, mata berair, glaukoma dan retina pecah.
Tak terbatas hanya untuk pengobatan mata, kitolod juga bisa digunakan sebagai obat asma, bronkitis, radang tenggorokan, luka pada penderita diabetes, gigi berlubang, infeksi telinga
Lidah Buaya
Tanaman yang satu ini saat diiris kulitnya, baunya memang luar biasa. Namun khasiatnya tidak diragukan lagi. Saat ada anggota keluarga yang terkena sengatan panas atau luka bakar, cukup iris sedikit lidah buaya dan oleskan getah yang seperti gel itu ke luka.
Lidah buaya yang memiliki nama latin
Aloe Vera ini masih memiliki beberapa manfaat lagi, seperti menerunkan kadar gula penderita diabetes, mengobati gangguan pencernaan, detoksifikasi, mengatasi luka lebam maupun luka dalam, dan berbagai permasalahan rambut seperti ketombe dan kerontokan.
Saya masih ingat saat kecil dulu, ibu rutin mengoleskan getah lidah buaya ke kulit kepala. Aromanya sangat tidak enak. Namun di balik itu semua ada berbagai manfaat yang dapat dipetik hasilnya seperti yang telah disebutkan di atas.
Potensi Jamu di Masa Depan
Di atas tadi sudah saya sebutkan berbagai tanaman obat yang setia mendampingi keluarga kami. Asalkan mendapatkan referensi yang benar, kami siap memanfaatkannya sebagai obat alami, baik bagi keluarga sendiri maupun orang lain yang membutuhkan.
Segala macam penyakit memang ada obatnya. Di pasaran pun obat-obatan kimia sudah bersanding dengan ketat dengan jamu tradisional. Jamu yang berasal dari berbagai tanaman obat sebagaimana yang telah saya contohkan di atas maupun tanaman lainnya yang masih banyak lagi tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Kekayaan tanaman obat ini adalah aset bangsa dan oleh
Biofarmaka IPB diteliti dengan seksama potensinya. Biopharmaca Research Center (BRC) memiliki misi untuk meneliti
pengetahuan dan teknologi asli yang berkaitan dengan pencegahan, pengendalian penyakit dan pengobatan medis untuk manusia, hewan, dan tumbuhan.
Masyarakat yang telah makin terbiasa hidup modern inginnya mendapatkan manfaat jamu dengan cara yang mudah. Pasar ini lah yang bisa menjadi celah bergeliatnya industri jamu di masa depan. Orang tak perlu repot lagi memetik tanaman dan mengolahnya menjadi berbagai ramuan obat.
Banyak jamu kering yang sudah ada di berbagai toko obat. Juga jamu yang telah dikemas dengan diberi label dagang yang telah dipatenkan.
Efek jamu yang tidak serta merta menyembuhkan kadang dipertanyakan. Namun justru di sinilah letak kekuatan jamu di masa depan. Efek menyembuhkan yang alamiah diharapkan mampu mengurangi efek residu yang sering ditinggalkan oleh obat kimiawi.
Yang perlu untuk diperhatikan adalah proteksi terhadap keselamatan konsumen harus sesuai standar BPOM. Produsen jamu diharapkan untuk menjaga mutu produknya agar ke depannya masyarakat tetap menaruh kepercayaan dalam memanfaatkan jamu itu sendiri. Sungguh sayang bila potensi kekayaan botani Indonesia ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
Sebagai langkah kecil dalam melestarikan keanekaragaman tanaman obat ini, mari kita manfaatkan lahan sekecil apapun di rumah kita untuk menanamnya. Tak harus memiliki kebun luas. Banyak tanaman obat macam ini bisa dikembangbiakkan pada media pot. Bila masing-masing rumah memiliki satu saja tanaman obat, mari kita hitung berapa banyak kekayaan alam yang bisa kita jaga kelestariannya di tiap RT, RW, kelurahan, kecamatan, kota bahkan di seluruh Indonesia.
Dukung kebun jamu tetap ada di sekitar kita !
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kecombrang
- http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-article/644-antibacterial-activity-of-streptococcus-mutans-toxicity-test-and-phytochemical-content-on-betel-leaf-piper-betle-and-saga-leaf-abrus-precantorius-2013