Meragukan sedapnya bawang goreng yang ditabur di kuah soto? Aaaahhh.... pasti lagi pilek ya? ;)
Bawang goreng (kusebut saja begitu ya untuk mewakili bawang merah goreng, kepanjangan) memang membuat sedap berbagai hidangan, mulai dari yang berkuah hingga yang goreng-goreng.
"Baksonya semangkuk ya Bang, ga usah pake micin, ga pake jerohan, sawinya yang banyak, mie kuningnya dikit aja banyakin mie putihnya, bawang gorengnya segenggam."
Abang baksonya langsung pingsan :D
Suka denger gitu kan ya saat jajan di warung bakso? Bagi yang enggak kuat mental mendengarkan yang model begitu, lebih baik memang masak sendiri saja di rumah kok. Atau mungkin malah ada di antara teman-teman yang rekuesnya seperti itu ya hihihii.... *kabooorrr....
Bakso kuah memang sedap sekali bila ditaburi banyak bawang goreng. Sama persis dengan sup hangat yang berlimpah bawang goreng, sempurna sekali (tentu saja ini khusus untuk penikmat bawang goreng lho ya). Kandungan rasa di dalam bawang goreng itu memberikan sensasi tersendiri saat kita menyantap makanan tersebut.
Lauk berkuah apalagi ya yang enak ditaburi bawang goreng juga?
Banyaaakk... mulai dari sambal goreng sampai dengan opor ataupun terik. Biar kata isi opornya cuma tahu tempe dan telur (tanpa ayam), asalkan bawang gorengnya berlimpah, anak-anakku pasti suka. Ini bukan modus ibunya untuk menghemat lho ya hahahaaa....
Aneka makanan atau lauk kering lainnya juga banyak yang berjodoh banget dengan bawang goreng. Salah satunya ini nih :
Nasi kebuli ala Pasar Prembaen
Kegemaran si ayah untuk kulineran membuatku jadi tau ada penjual nasi kebuli endezzz di sekitar Pasar Prembaen Semarang. Padahal doi justru bukan orang asli Semarang loh. Hehehee... yang asli Semarang malah kuper nih. Penjual nasi kebuli itu ibu-ibu keturunan Arab. Buka lapak hanya di hari Sabtu dan Minggu pagi saja di depan gang Kelengan Besar, dekat Pasar Prembaen. Nasi kebuli yang dihidangkannya lengkap dengan rendang daging sapi / kambing yang nonjok banget bumbunya. Lengkap dengan sambal goreng ati plus acar wortel+timun, maka makin sempurna lagi saat taburan bawang goreng bertebaran di atasnya :)
Mie goreng buatan sendiri juga enak lho kalau ditaburi banyak-banyak bawang goreng. Sulungku paling doyan tuh menghabiskan stok bawang goreng di rumah. Malah kadang suka ngemil nasi campur mentega plus taburan bawang goreng. Ngemil apa kalap itu hehehee... Jadi deh stok bawang goreng cepat menipis.
Sebenarnya bikin bawang goreng renyah itu tak begitu sulit. Goreng irisan bawang di api yang sedang saja. Begitu mulai keliatan agak kuning buru-buru diangkat deh. Perubahan warna dari kuning ke coklat itu akan cepat sekali terjadi. Jika tak waspada, bisa-bisa gosong deh bawang goreng kita.
Masalahnya ya cuma satu, repot banget mengupas dan mengiris bawangnya itu loh....Duuuhh... kayak abis diputusin ama pacar aja mbrebes mili terus ini mata. Coba kalau punya pengiris bawangyang bisa meringankan beban kita, pasti acara menyiapkan bawang goreng ini jadi lebih praktis.
sumber : tokopedia.com
Kan jadi asyik banget tuh nggak perlu bau bawang lagi jari-jari kita, plus tak usah sesenggukan pedih mata kita :) Sudah pernah ada yang mencoba menggunakan peralatan ini kah? Share dong di sini..... matur nuwun.
Hutang terbesar itu adalah manakala punya janji mau lanjut posting tapi gak kelar-kelar bahkan setelah waktu berlalu begitu cepat. Ngapain aja sih selama ini sampai-sampai agenda mau bikin postingan ketiga (setelah yg pertama dan kedua ini) tak kunjung dilakukan. Di sinilah orang-orang yang ngutangin diriku merasa sedih :p
Jadi ingat kalau belum nyelesaiin cerita tentang Kelas Inspirasi gara-gara membaca sekelebat di salah satu grup whatsapp bahwa panitia untuk Kelas Inspirasi Semarang (KIS) 2 sudah terbentuk. Kira-kira kapan ada Kelas Inspirasi Semarang lagi?
Bagi yang sudah mengikuti dua tulisanku sebelumnya, pasti udah tau persiapan yang kulakukan untuk menghadapi momen istimewa ini. Lantas apakah kejadiannya di hari H seistimewa yang kubayangkan?
H-1 sudah mules saja rasanya meskipun persiapan kurasa sudah matang semua. Alat peraga beres, plot mengajar pun sudah kutulis detail-detailnya, nanti tinggal mengembangkan saat mengajar di depan kelas. Nah, tapi saat mengajar nanti mau pake baju apa ya? Sehari-hari di pabrik aku terbiasa menggunakan kaos dan celana jeans, namun bagi semua sukarelawan KIS diwanti-wanti untuk tidak mengenakan baju jenis ini. Biar menghargai pihak sekolah gitu maksudnya. Jadi....jadi apakah selama ini aku tidak menghargai pabrik tempatku bekerja??? *bertanya pada rumput yang bergoyang ngebor
Kalau udah urusan baju rapi memang paling pening deh, secara aku nggak punya baju-baju resmi. Palingan cuma punya beberapa baju dan bolero batik, baju putih, dan kemeja kotak-kotak. Perempuan macam mana ini ya bajunya enggak memenuhi standar putri Indonesia? ;)
belajar untuk menginspirasi dengan bantuan boneka Masha
Nggak mau mentok di urusan baju akhirnya kupakai saja salah satu baju batikku, yang mungkin ya tinggal satu-satunya yang muat heheheee...
Nah begini aja deh yaaa... pake batik, dipadu dengan pashmina bahan kaos yang lembut dan adem, pastinya nyaman untuk mengajar sampai siang. Tak lupa kubawa asisten cantik berbaju merah itu tuuuhh... Iya si Masha... Sengaja beli yang murah saja di penjual boneka pinggir jalan, biar nanti kalau dianiaya anak-anak penyesalanku tak menghantui seumur hidup *horeeee lebaaayyyy....
Etapi beneran loh Masha ini menyelamatkanku di jam pertama mengajar. Sebelumnya kita lihat dulu yuukk video buatan relawan videografer Kelompok 5 ya
Gimana, keren kan aku? *plaaaakkk
Jangan dikira apa yang kualami seindah yang ada di video itu loh. Beneran. Saat menghadapi anak-anak pintar yang duduk di Kelas 1, aku bersyukur tak terhingga bahwa sehari-hariku di pabrik cuma harus berhadapan dengan kuli angkut dan pekerja kasar yang bebas kuajak duel ;) Menghadapi anak-anak kecil tumpuan harapan bangsa begini harus lebih banyak sabarnya dan pinter-pinter memutar akal agar mereka tetap konsentrasi.
Dan Kelas pun Dimulai
Sebelum mulai mengajar, semua relawan diperkenalkan di hadapan seluruh sekolah. Ada Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, guru-guru, semua murid dari kelas 1 hingga kelas 6. Masing-masing relawan diminta untuk memperkenalkan diri.
Gugup?? enggak dooongg.... Mba Cassandra iniiihhh... Enggak gugup tapi nervous maksudnya :) Meskipun tahun 2001 pernah jadi guru SD selama setahun, tapi belum pernah narsis di hadapan seluruh sekolah macam begini. Ngeri-ngeri sedap deh saat gaya banget memperenalkan diri tanpa bantuan mic. Eee bener loh, suaraku cukup lantang dan bisa didengar seluruh penjuru sekolah. Mandor pabreeeeekkkkk.... ;)
jam pertama langsung mengajar di Kelas 1
Sesi mengajar pertama aku masuk di Kelas I. Phewww.... Dari awal sudah keder sebenarnya saat ditawarin mau nggak ngajar kelas I. Berhubung yang lain jauh lebih keder, akhirnya aku lah yang sok-sokan banget menawarkan diri untuk handle mereka. Sukseskah?
Di menit-menit awal suasana masih asyik dan penuh suka cita saat mengajak mereka bernyanyi dan main tebak-tebakan. 'Tokoh populer' di kelas juga sudah kelihatan, seorang anak laki-laki yang maunya jadi pusat perhatian dan mengganggu teman-temannya terus. Sesuai dengan petunjuk Pengajar Muda di postinganku sebelumnya, anak model begini lebih baik diajak ke depan agar dia juga belajar menjadi terarah dalam menyalurkan energinya.
mulai berebut alat peraga
Namun rupanya tidak hanya bocah ganteng tadi saja yang harus kukendalikan. Begitu alat peragaku yang sudah kubangga-banggakan itu kukeluarkan, wuiiiihhh.... suasana seketika hingar bingar. Semua anak maju ke depan untuk mendapatkan gambar lucu-lucu yang kujadikan peraga itu. Tak hanya ingin memegang satu, mereka saling berebut kala gambar yang diincarnya tak didapatkan. Tiba-tiba jadi ingin bersandar di bahu Draco Malfoy dan minta diajarin mantra dahsyat untuk menaklukkan anak-anak ini :D
Mana habis itu boneka Masha-ku dilempar-lempar pulak :( Aku jadi mengerti kenapa teman-temanku satu kelompok pada menghindar dari anak-anak Kelas I. Begini to rupanya yang mereka khawatirkan. Ya yaaa... tak mengapa lah, the show must go on. Namun saat 'tokoh populer' tadi sudah mulai anarkis dan mengambil pensilnya untuk ditancapkan ke tangan temannya, hati ini merinding juga. Terpaksa bocah tersebut kuserahkan kepada wali kelasnya untuk ditenangkan. Tak bisa dipungkiri lagi, sekolah dasar yang berada di kawasan pinggiran ini memang murid-muridnya berasal dari keluarga-keluarga yang mengalami tempaan hidup cukup berat. Perilaku bocah tersebut mungkin saja merupakan dampak dari lingkungan kesehariannya. Peristiwa ini tentu saja cukup berat bagi relawan sepertiku yang belum memiliki pengetahuan memadai tentang karakter masing-masing murid di kelas.
Ketika akhirnya aku bisa menyelesaikan 40 menit sesi mengajar secara SOLO dan masih utuh jiwa ragaku, aku bisa menghirup kelegaan luar biasa. Duduk di kantor guru barang beberapa menit nikmat sekali rasanya, meneguk minuman untuk membasahi tenggorokan yang sudah kering kerontang dan sepertinya ada beberapa urat leher yang mulai varises *lebay seri lanjutan :D Nggak mbayangin deh guru Kelas I itu yang tidak bisa melegakan diri sepertiku karena dari pagi hingga siang harus menghadapi 'tokoh populer' plus teman-temannya yang 'ganas' itu. Ahahahaa.... Ini dia preman pabrik yang takluk pada bocah Kelas I :D
Sesi Mengajar Berikutnya dan Mimpi Indahku
ekspresi relawan Kelas Inspirasi Semarang yang hits ituh ;)
Sesi berikutnya adalah mengajar Kelas V dan Kelas VI yang digabung menjadi satu karena murid kelas VInya hanya 5 orang. Pasca pengalaman di kelas sebelumnya, mengajar di kelas ini terasa seperti liburan di pantai deh. Damai dan santai ;)
Tentu saja ini bisa terjadi karena pada usia anak di level tersebut sudah berbeda perilakunya. Saat diajak bicara sudah lebih konsentrasi. Saat ditunjukkan alat peraga sudah bisa menunjukkan ketertarikan terhadap informasi tentang negara-negara lain yang ada di belahan bumi. Saat diajak bermain tebak-tebakan tentang alat transportasi mana yang paling pas untuk membawa barang, mereka pun sudah bisa memberikan feedback yang tepat.Tak ada kesulitan yang berarti bagiku saat menjelaskan kepada mereka tentang prosedur export standar. Well done.
Dan sesi terakhir mengajar adalah masuk ke Kelas III. Berhubung hari sudah mulai siang, konsentrasi anak-anak sudah mulai buyar. Mereka sudah ingin sekali jajan dan makan. Relawannya juga sudah mulai lapar ini :)
relawan Kelas Inspirasi Semarang bersama balon impian
Para relawan dari Kelompok 5 yang berlokasi di SD Islam Syahidin ini mengakhiri rangkaian Kelas Inspirasi dengan pembacaan puisi yang dengan lantang dilakukan oleh 3 orang murid putri Kelas V dan VI. Sebagai penghujung acara, tiap-tiap anak menuliskan cita-citanya dan ditempelkan ke balon warna warni dan kemudian menerbangkannya beramai-ramai. Meriaaaahhh sekali suasananya.
Kelompok 5 KIS bersama para guru SD Islam Syahidin Semarang
Kapan-kapan ada Kelas Inspirasi Semarang lagi ya mbak-mbak dan mas-mas... begitulah pesan dari Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah. Diharapkan makin banyak pihak yang bersedia meluangkan satu hari dalam rutinitas kerjanya untuk memberikan sedikit inspirasi kepada anak-anak harapan bangsa. Kalau bukan kita yang membantu mereka mulai bermimpi tentang apa yang bisa mereka lakukan di masa depan nanti, siapa lagi coba yang bisa?
Aku jadi bermimpi suatu hari nanti ada salah satu dari anak-anak yang kuajar tadi menghampiri, menunjukkan sesuatu kepadaku, lantas kami bisa bergembira bersama. Bukaaann... bukan bukti kesuksesan mereka yang kumimpikan, namun impian sederhana yang mendasari langkah-langkah lebar mereka lah yang tentunya akan membuatku bahagia.
Kelas Inspirasi.... bangun mimpi anak Indonesia.....
Biarpun badan adem panas dan tenggorokan kering kerontang setelah mengajar, gaya tetap juara lah yaaa....
Bagi teman-teman yang belum bergabung di kelas inspirasi sebelumnya, silakan merapat ke page Kelas Inspirasi Semarang maupun kelas-kelas inspirasi di kota yang lain. Bukan Kelas Inspirasi yang harus menghampirimu, tapi niatan baikmu lah yang seyogyanya menuntunmu ke sana. Rite? Hare gene semua kan bisa digugling ;)
Daaaannn.... I miss my team : Mas Rudi, Mas Nafir, Eka, Ika, Gilang (dan Petra Monica), Taufik, Nunung, Fani dan brondong imut Roby. Kapan kita kumpul-kumpul heboh lagi nih, KI berikutnya? ;) Juga pada fasilitatorku Gayuh dan Indriy. Spesial untuk Indriy, selamat ya sudah kepilih menjadi 'sumbu kompor' alias koordinator untuk Kelas Inspirasi Semarang 2. Selamat mengabdi dan menginspirasiiiiii :*
-- Photo courtesy : tim fotografer & videografer KIS Kelompok 5
Di antara bejibun tugas dan kewajiban yang kita lakukan setiap hari, sadarkah wahai teman bahwa kita butuh me time?
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa me time itu adalah saat melakukan sesuatu sendirian dengan tujuan untuk memberikan jeda pada rutinitas sehari-hari. Bisa saja dengan ngopi di cafe, membaca buku di dalam kamar, nonton televisi sambil ngemil popcorn ataupun kacang mede, bermain piano atau gitar, dan masih banyak aktivitas sejenis lainnya.
Buatku yang tiap hari selalu merasa (sok) sibuk ini, kepikiran juga untuk me time. Kalau pas di kantor kadang suka dilama-lamain minum coklat panas. Sudah tau wedang coklatnya masih panas kok ya keukeuh aja ditiup-tiup, disendokin sedikit demi sedikit dan sembari dicecap dengan penuh hikmat. Sama juga saat minum panas lainnya seperti teh, nikmatnya 'menggauli' wedang tadi mungkin hanya aku, Tuhan dan para penikmat minuman panas saja yang tau ;)
me time dengan ngeteh
Kalau bos lihat bisa kena tegur kali yak karena menghabiskan waktu ngurusi wedang tadi. Namun 5 menit menikmati minuman panas ini sangat berharga untukku sebelum menghabiskan ribuan kalori yang harus kubuang melalui aktivitas jiwa dan raga di kantor *lebay melambayyyy...
Me time itu biasanya bakalan dilakukan selaras dengan kegemaran. Yakali me time kok malah jadi sebel ;) Seperti aku nih yang doyan banget sama buku (doyan ngumpulin buku, menata rapi di rak buku, dan kemudian bacanya jarang-jarang), aktivitas sederhana macam begini sudah bisa jadi self healing loh :
Buku yang bersampul ibarat gadis cantik berbalut busana elegan, indah dipandang mata dan nyaman dipegang. Eh bukan gadisnya loh yang dipegang, buku ini bukuuuu...;) Bagi yang gemar melancong ke perpustakaan pasti sering lihat kan buku yang covernya tertekuk-tekuk dan lemas terkulai. Nah kalau menurutku buku yang tidak disampuli lama-kelamaan akan jadi seperti itu. Sayang banget kan. Baik mau dikoleksi maupun nantinya dihibahkan ke orang lain yang lebih membutuhkan, bakalan akan lebih terjaga kondisi buku kita bila disampuli plastik.
Sebagai ibu (sok) super sibuk yang punya tipikal high temper, menyampul buku adalah me time sekaligus terapi kejiwaan yang bagus. Seriyuuusss.... Energi negatif yang timbul bisa disalurkan melalui cara begini. Ada yang mau bukunya kusampulin? Pahala loh, membantu self healing-ku sekaligus menambah penghasilan. Tarifnya nyampulinnya harga damai laaahhhh *plaaakkk....
Ada juga saat me time yang justru enggak sendirian. Loh piye to... katanya me time?? ;)
Taking time for yourself doesn't have to mean taking time alone (unless, of course, that’s what you need) - Alberta Health Services.
me time dengan nonton konser yg ada Mas Lilo ;)
Berhubung aku ini orangnya semanak, grapyak lan mboten cluthak, sebagian besar me time yang kupilih adalah dengan melakukan aktivitas di luar keseharian yang bikin happy, yang justru akhirnya malah membuatku berada di tengah lautan orang.
Salah satunya ya nonton konser musik. Satu-satunya konser musik yang pernah kutonton secara langsung hanya konser KLa Project, pas mereka manggung di Semarang. Meskipun harus berkeluh kesah karena tiketnya nggak dibayarin suami (dengan alasan ini kebutuhan tersier), aku nekat berangkat sendiri.
Seperti yang kuduga, di tempat konser bertemu dengan KLanis lainnya sudah ibarat orang kenal berabad-abad. Secara spontan ngobrolin kaset KLa mana yang sampul albumnya ada tanda tangan personel KLa, album terakhir yang dipunya apa, pada ngoleksi pas KLa jadi Neo KLa apa enggak, ya gitu gitu deeehh... Rata-rata berusia sama kalau KLanis mah, nggak usah dipermasalahkan yaaa... ;) Jadi begitulah me time ku yang akhirnya kuhabiskan dengan ratusan orang yang tak kukenal sama sekali, yang mungkin juga sedang membutuhkan me time juga seperti diriku.
Nah ada lagi me time yang ramai-ramai nih....
beli gemblong / jadah bakar aja gayanyaaaaa....
Selepas nonton konser KLa aku harus menahan kantuk gara-gara tidur tak tenang yang hanya sekitar 2 jam saja. Pagi-pagi buta harus pergi ke Yogyakarta, demi Blogger Nusantara (Blognus) kuharus tinggalkan suami dan anak-anak tercinta. Sudah bagus belum ini rimanya? :) Pada Blognus 2013 itu aku seseruan bareng blogger seluruh Indonesia. Tanpa bawa anak. Tanpa mikirin di rumah anakku bagaimana. Terlalu kan ya?? :p
Me time model begini bagi mereka yang sudah berkeluarga memang membutuhkan kesepakatan yang jelas. Saat yang satu sibuk nonton dan beraktivitas di luar rutinitas seperti di atas tadi, berarti ada pasangan hidupnya yang rela dititipi buah hati. Luar biasa banget ya pasangan tersebut. Makin cintaaaaa deh sama ayah *glodhaaakkk....
Perempuan dan lipstick, dua hal yang sepertinya hampir tak terpisahkan. Bagi para perempuan yang sering menjadikan lipstick sebagai pelengkap kesehariannya, kira-kira berapa kali sehari sih frekuensi pemakaian lipstick yang kamu lakukan?
Lipstickku awet banget nih, bahkan kadang hingga setahun belum habis juga. Padahal dalam sehari sering sekali nih mengolesnya ke bibir. Nggak tebel-tebel banget sih, hanya sekali olesan saja biar bibirku yang rada kehitaman ini tidak kelihat pucat gitu. Nanti kalau pucat dan tampak seperti sedang sakit malah bos di kantor minta saya pulang dan mengerjakan gaweyan seabrek di rumah kan malah jadi perkara. Uang makan bisa melayang niiihh... lumayan kan buat bayar cicilan lipstick ;)
Kalau untuk sahabat blogger lainnya, sebenarnya apa sih fungsi lipstick bagimu?
Kalau untukku pribadi alasannya ya seperti di atas tadi. Bertemu dengan banyak orang dan menyelesaikan aneka ragam urusan saat bekerja membuatku harus tampak segar. Meskipun sorot mata sudah berbinar-binar bak melihat tumpukan dollar segepok, tapi kalau bibir pucat pasi terkadang menimbulkan penafsiran yang lain. Yaaahh meskipun ada yang bilang ya, ngapain sih berdandan segala macam, dandan wajib kan buat suami aja.
Aneka macam jenis lipstick beredar di pasaran, mulai dari yang glossy, matte, berpelembab extra, mengandung SPF, dan masih banyak lainnya. Frekuensi pemakaian lipstick yang dilakukan juga bermacam-macam. Ada yang sekali oles dari pagi hingga sore saat bubaran kantor, ada yang tiap kali mau hang out baru lipstick-an, ada juga yang hanya kalau pergi kondangan saja baru mengenakan lipstick. Semuanya memang tergantung pada kepentingan dan pilihan masing-masing.
Nah kalau dari segi warna, lipstick favoritmu yang cenderung berwarna apa?
Aku hampir enggak berani menggunakan warna yang cenderung pink karena faktor warna kulit. Sebenarnya ya tak apa bagi yang berkulit gelap kalau ingin menggunakan lipstick warna tersebut. Nggak tau kenapa kalau aku kok nggak pede ya. Apa mungkin bawaan kepribadian yang lembut dan senang menyembunyikan diri kah? *lalu dicoret-coret lipstick seIndonesia Raya oleh pembaca
Pilihan warna lipstickku selalu kalau enggak yang merah kecoklatan ya yang cenderung warna bibir saja, hampir seperti tidak lipstikan aja.
Selain warna, kira-kira merk lipstick kesukaan teman-teman apa sih, boleh dong share. Kalau aku nyebutin merk di sini ntar dikira promosi hahahaa....
Sudah beberapa tahun ini si ayah hobi banget ngumpulin aneka die cast asyik, mulai dari jenis mobil alusan semacam sedan hingga mobil-mobil gahar macam landy dan jeep. Aku sendiri jujur saja tak paham jenis mobil sama sekali, tapi lama-lama ikutan suka die cast juga ya meskipun sekedar memandang ;)
Sebenarnya jadi suka ya gara-gara sering menonton film yang bertema mobil-mobil keren. Salah satunya yang berjudul Italian Job, ada Mark Wahlberg yang kecenya 11 12 dengan Aa' Matt Damon looohh ;) Apalagi didukung juga oleh Jason Statham yang sukses berperan di The Transporter.
Loohhh.. ini demen mobilnya atau cowok penyegar suasana siiiyyyy ;)
Pada film Italian Job itu ngehits banget loh mobil Mini Cooper yang dikendarai para pemerannya. Wiihhh keren.... Itu persis banget dengan yang dipegang bujang gantengku. Die cast Mini Cooper dengan skala 1/28 tersebut detail sekali kemiripannya dengan bentuk aslinya. Pintunya pun bisa dibuka dan ditutup sehingga interiornya bisa kita intip.
Pada film yang lain, Gone In Sixty Second, mobil terkeren yang sekaligus menyebabkan kegagalan misi pencurian mobil yang dilakukan Randall "Memphis" Raines (Nicolas Cage) adalah si cantik mustang.
Die cast asyik milik suamiku tadi benar-benar persis dengan mustang yang berusaha dicuri oleh Memphis. Pada film tadi Memphis dipaksa untuk mencuri 50 buah mobil mewah dalam waktu yang singkat demi menyelamatkan nyawa adiknya. Setiap mobil hanya diberi jatah 60 detik untuk lolos dari pemiliknya.
Die cast seri Fast & Furious milik suamiku masih utuh di dalam wadahnya, belum dimasukkan ke dalam lemari pajang.
Aku jadi ingat salah seorang emak blogger yang ngefans banget dengan alm. Paul Walker. Di koleksi seri Fast & Furious suamiku ini ada loh Nissan GT-R yang dikendarai Brian O'Conner di Fast Five. Tapi kayaknya keenakan deh kalau kutunjukkan detailnya di sini hihihiii.... *pasang siung naga ;)
Ini aja deh yaaa Dodge kesayangan Dominic Toretto (Vin Diesel). Di film penampakan mobil ini tidak se-cute die castnya. Cenderung ngeri malahan ngeliatnya. Mana suaranya brum brum grrrr gitu bunyinya. Bagi penggemar Fast & Furious, tentunya tau dong sejarah Dodge milik Dom ini. Bagaimana kecintaan sang ayah yang menginspirasi Dominic untuk menjadi pembalap diceritakan dalam film ini. Sedikit sentuhan sendu di antara hingar bingarnya deruman aneka mobil balap.
Nah, itu tadi sedikit tentang die cast asyik yang memiliki latar belakang cerita di film. Kalau sobat blogger punya koleksi asyik apa yang berkaitan dengan film kesukaan? Yuuukk share.....