Yuuukkk yang Semarang, kiri kiriiii..... 😉😍
Semarang kian berbenah dalam segala aspek, termasuk yang berkaitan dengan dunia kepariwisataan. Berbagai tempat wisata yang ada di seputaran Semarang kian menarik untuk dikunjungi. Jika hanya punya sedikit waktu saat sedang melakukan perjalanan bisnis ke Semarang, berbagai tempat di pusat kota Semarang pun bisa banget disambangi.
Boleh tengok loh tulisanku sebelumnya ini : Tempat Yang Perlu Kamu Kunjungi di Simpang Lima Semarang.
Berkunjung ke Kota Lunpia ini tentunya nggak bakalan komplit lah ya kalau belum mencicip lunpia. Salah satu kuliner khas Semarang ini bisa dengan sangat mudah didapatkan di berbagai penjuru kota. Maraknya penggemar lunpia yang mencari makanan ini, baik untuk dimakan sendiri ataupun untuk oleh-oleh, membuat perkembangan bisnis lunpia makin meningkat.
Apa enaknya sih lunpia? Ada yang bilang kalau makanan berbahan dasar rebung ini beraroma pesing dan bikin orang tidak tahan. Benarkah?
Kapan hari aku beruntung sekali bisa bertemu langsung dengan owner Lunpia Cik Me Me dan berbincang-bincang seputar lika-liku bisnis lunpia yang sudah ditekuninya sejak bertahun-tahun lalu. Beliau yang juga merupakan generasi kelima dari pelopor Lunpia Semarang menuturkan bahwa memang dari sononya rebung itu memiliki aroma yang cukup menyengat.
Nah, kalau begitu apa dong nikmatnya menggigit potongan-potongan lunpia seperti yang tersaji pada gambar di bawah ini?
Lidah memang tak bisa diajak berbohong. Ketika mencicip lunpia yang dihidangkan di Lunpia Cik Me Me, jujur aku tak merasakan ada sensasi pesing yang biasa tercecap kala lidah menikmati masakan berbahan dasar rebung. Dari kecil aku tidak begitu suka rebung karena ya itu tadi, selalu sensasi pesing lah yang kudapat.
Namun ketika bertandang ke outlet Lunpia Cik Me Me di Jl. Gajah Mada 107 Semarang, aku merasakan sendiri betapa sensasi 'menakutkan' yang sejak dulu kurasakan itu tak ada sama sekali di setiap irisan rebung yang ada di dalam lunpia yang kumakan di sini. Kok bisa gitu ya?
Rebung memang dari sononya mengandung banyak air dan beraroma pesing. Hanya tangan-tangan yang ahli saja yang bisa membuat aneka macam rebung dari berbagai daerah, yang memiliki tekstur warna berbeda-beda, dapat menjelma menjadi sepotong lunpia yang nikmat sekali untuk disantap.
Pemilihan rebung yang berkualitas juga menjadi salah satu faktor penentu nikmatnya olahan lunpia. Cik Me Me, owner dari Lunpia Cik Me Me, sempat menceritakan proses panjang penemuan rahasia dapur lunpia yang beliau miliki. Memilih dan meracik aneka bumbu lunpia ditangani oleh Cik Me Me sendiri disertai oleh sang ayah, Maestro Chef Tan Yok Tjay, keturunan asli dari pelopor lunpia Semarang.
Teman-teman mungkin perlu tahu sedikit sejarah tentang dinasti lunpia Semarang yang akhirnya bisa mewujudkan adanya Lunpia Cik Me Me yang lezat dengan berbagai menu pilihan. Berawal dari tahun 1870, pasangan suami istri Tjoa Tjay Joe dan Mbok Wasi memelopori pembuatan lunpia bagi warga Semarang. Keanekaragaman etnis Semarang yang terdiri dari etnis Jawa, Arab dan Cina membuat animo terhadap lunpia ini makin meningkat. Layaknya kota pelabuhan yang lain, akulturasi budaya dari aneka etnis tadi bersinergi dalam masyarakat.
Dari generasi pertama lunpia Semarang tadi, turun-temurun akhirnya ke master chef Tan Yok Tjay yang mengajarkan ilmu meracik lunpia ke putri bungsunya, Cik Me Me. Sejak remaja Cik Me Me tak pernah malu membantu sang ayah berjualan lunpia dengan gerobak di tepi Jalan Mataram. Jadi nggak heran dong ya jika akhirnya Cik Me Me menemukan aneka rahasia pengolahan rebung yang bisa dijadikan lunpia nan nikmat tanpa sensasi pesing sama sekali.
Hilangnya rasa pesing tadi terletak pada lamanya pengolahan rebung saat dimasak. Pengolahan rebung agar bisa kering dan kesat ini memakan waktu hingga 3 jam. Memang sih ya, jadinya boros waktu dan bahan bakar. Namun menurut Cik Me Me, pengolahan rebung saat dimasak ini menjadi salah satu faktor penentu utama terciptanya lunpia yang lezat.
Dengan berjalannya waktu, Cik Me Me terus berinovasi untuk meramu berbagai varian rasa lunpia. Bermula dari lunpia original dengan cita rasa manis khas kesukaan orang Semarang, Cik Me Me kemudian menemukan berbagai variasi rasa yang belum pernah ada sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, hanya di Lunpia Cik Me Me sajalah kita bisa menemukan variasi lunpia seperti di bawah ini :
Eh, harganya kok lumayan juga ya?
Ada harga ada rupa ya.... Seperti pepatah bijak bilang, untuk mendapatkan makanan dengan kualitas oke dan rasa yang nikmat, pemilihan bahan baku dan proses panjang pengolahan makanan tersebut menjadi kunci segalanya. Oleh karena itu, sesuai harga yang tertera di atas, kita bakalan menemukan lunpia nikmat yang sama sekali enggak pesing, plus pilihan rasa yang belum ditemukan di gerai lunpia yang lain.
Terlebih lagi, Lunpia Cik Me Me ini merupakan pelopor lunpia halal di Semarang. Jadi saat teman-teman memiliki keraguan ketika akan membeli lunpia dengan pemikiran 'aaah...ini kan masakan Chinese', Cik Me Me sudah membuktikan bahwa gerai lunpia yang dimilikinya aman bagi lidah muslim yang mendamba varian lunpia nikmat plus halal. Lunpia Cik Me Me telah memiliki sertifikat halal dari MUI.
Bahkan Cik Me Me sudah memikirkan pula penggemar lunpia yang tidak menyukai tambahan udang maupun isian lunpia lainnya yang berasal dari bahan baku hewani. Bagi para vegan, di Lunpia Cik Me Me ada varian Plain yang bisa dinikmati sepenuh jiwa. Khusus untuk varian yang satu ini, pemilihan rebungnya amat diperhatikan oleh Cik Me Me. Tuh kaaannn.... meski Plain, tetap saja kualitas numero uno loh 😉
Lunpia Cik Me Me favoritku di sini adalah yang varian Raja Nusantara, Rasa Jamur Nusantara. Lunpia yang berbahan dasar rebung, ditambah dengan isian jamur dan kacang mede, uaaaaahhh.... endeuz marendeuzzz boooo.... Boleh dikata ini lunpia gahol ya, banyak anak muda Semarang yang menyukai varian yang satu ini.
Bagi penyuka kemewahan rasa rempah-rempah, bisa pilih nih yang varian KaJaMu, rebung yang dipadu dengan potongan daging kambing jantan muda. Sensasi lada dan rempah-rempah lainnya terasa hangat di lidah ketika mencecap lunpia KaJaMu ini. Bagi penggemar daging kambing, hayoookkk... lunpia yang satu ini nikmat banget. Bahkan bagiku yang tidak gemar daging kambing, aku bisa loh menikmati potongan-potongan renyah lunpia ini. Khusus untuk penggemar cita rasa sea food, di Lunpia Cik Me Me ada varian Crab dan Fish juga. Komplit banget yaaaa... sesuai dengan selera masing-masih 😍💕
Berbagai varian lunpia tadi bisa dipilih dengan 2 cara penyajian : basah dan goreng. Bagi yang tidak suka gorengan, lunpia basah tentu saja siap tersaji dengan segera. Dan bagi penyuka lunpia goreng, bisa banget menunggu lunpia yang langsung digoreng, fresh from the wok ya 😉
Bisa delivery order?
BISA BANGET....
Bagi yang sedang sibuk dan tak sempat jalan-jalan, bisa banget loh menggunakan jasa delivery order dengan memesan minimum 10 lunpia. Jika ingin membawanya sebagai buah tangan (bagi yang tinggal di luar kota), Lunpia Cik Me Me ini buka dari pukul 05.00 hingga 24.00. Jadi, yang menggunakan first flight bisa banget membeli Lunpia Cik Me Me ini, di bandara juga ada outletnya kok. Adapun yang menggunakan kereta malam, bisa juga ngeborong lunpia untuk dijadikan oleh-oleh karena Cik Me Me buka dari pagi buta hingga tengah malam.
Saat merayakan ulang tahun pertamanya di 20 Februari 2015, Cik Me Me mendapat masukan dari Setda Kota Semarang Bp. Drs. Adi Trihananto, MSi tentang penamaan brand lunpia miliknya. Semula, Cik Me Me menggunakan merk dagang Lunpia Delight. Bapak Setda mempertanyakan, lunpia kan kuliner tradisional khas Semarang, kok pake nama yang mengandung bahasa manca negara. Berangkat dari masukan tersebut maka akhirnya Cik Me Me memutuskan untuk mengubah merk dagangnya menjadi Lunpia Cik Me Me.
Jadi, para penggemar Lunpia Delight tidak perlu khawatir, lunpia lezat dan nikmat kegemarannya masih ada kok. Hanya ganti nama menjadi Lunpia Cik Me Me. Nama doang yang ganti, tapi rasa lunpianya tetep dooonkk... masih tetap nikmat dan menggoda. Aku aja pengin banget balik ke sana lagi buat mencecap nikmatnya potongan kacang mede gurih di lunpia Raja Nusantara yang menjadi favoritku.
Oya, Cik Me Me juga menuturkan loh kalau ke depannya, beliau akan memproduksi sesuatu yang baru lagi di Lunpia Cik Me Me. Apa tuuuuhh ???
Tunggu varian baru dari Lunpia Cik Me Me berikutnya yaaa... Semoga nanti aku bisa mereview produk baru tersebut dan menuliskannya di blog ini. Hokyaaa... salam lunpia 😉
Semarang kian berbenah dalam segala aspek, termasuk yang berkaitan dengan dunia kepariwisataan. Berbagai tempat wisata yang ada di seputaran Semarang kian menarik untuk dikunjungi. Jika hanya punya sedikit waktu saat sedang melakukan perjalanan bisnis ke Semarang, berbagai tempat di pusat kota Semarang pun bisa banget disambangi.
Boleh tengok loh tulisanku sebelumnya ini : Tempat Yang Perlu Kamu Kunjungi di Simpang Lima Semarang.
Berkunjung ke Kota Lunpia ini tentunya nggak bakalan komplit lah ya kalau belum mencicip lunpia. Salah satu kuliner khas Semarang ini bisa dengan sangat mudah didapatkan di berbagai penjuru kota. Maraknya penggemar lunpia yang mencari makanan ini, baik untuk dimakan sendiri ataupun untuk oleh-oleh, membuat perkembangan bisnis lunpia makin meningkat.
Apa enaknya sih lunpia? Ada yang bilang kalau makanan berbahan dasar rebung ini beraroma pesing dan bikin orang tidak tahan. Benarkah?
Kapan hari aku beruntung sekali bisa bertemu langsung dengan owner Lunpia Cik Me Me dan berbincang-bincang seputar lika-liku bisnis lunpia yang sudah ditekuninya sejak bertahun-tahun lalu. Beliau yang juga merupakan generasi kelima dari pelopor Lunpia Semarang menuturkan bahwa memang dari sononya rebung itu memiliki aroma yang cukup menyengat.
Nah, kalau begitu apa dong nikmatnya menggigit potongan-potongan lunpia seperti yang tersaji pada gambar di bawah ini?
Lidah memang tak bisa diajak berbohong. Ketika mencicip lunpia yang dihidangkan di Lunpia Cik Me Me, jujur aku tak merasakan ada sensasi pesing yang biasa tercecap kala lidah menikmati masakan berbahan dasar rebung. Dari kecil aku tidak begitu suka rebung karena ya itu tadi, selalu sensasi pesing lah yang kudapat.
Namun ketika bertandang ke outlet Lunpia Cik Me Me di Jl. Gajah Mada 107 Semarang, aku merasakan sendiri betapa sensasi 'menakutkan' yang sejak dulu kurasakan itu tak ada sama sekali di setiap irisan rebung yang ada di dalam lunpia yang kumakan di sini. Kok bisa gitu ya?
Rebung memang dari sononya mengandung banyak air dan beraroma pesing. Hanya tangan-tangan yang ahli saja yang bisa membuat aneka macam rebung dari berbagai daerah, yang memiliki tekstur warna berbeda-beda, dapat menjelma menjadi sepotong lunpia yang nikmat sekali untuk disantap.
Pemilihan rebung yang berkualitas juga menjadi salah satu faktor penentu nikmatnya olahan lunpia. Cik Me Me, owner dari Lunpia Cik Me Me, sempat menceritakan proses panjang penemuan rahasia dapur lunpia yang beliau miliki. Memilih dan meracik aneka bumbu lunpia ditangani oleh Cik Me Me sendiri disertai oleh sang ayah, Maestro Chef Tan Yok Tjay, keturunan asli dari pelopor lunpia Semarang.
Teman-teman mungkin perlu tahu sedikit sejarah tentang dinasti lunpia Semarang yang akhirnya bisa mewujudkan adanya Lunpia Cik Me Me yang lezat dengan berbagai menu pilihan. Berawal dari tahun 1870, pasangan suami istri Tjoa Tjay Joe dan Mbok Wasi memelopori pembuatan lunpia bagi warga Semarang. Keanekaragaman etnis Semarang yang terdiri dari etnis Jawa, Arab dan Cina membuat animo terhadap lunpia ini makin meningkat. Layaknya kota pelabuhan yang lain, akulturasi budaya dari aneka etnis tadi bersinergi dalam masyarakat.
Berfoto bersama Cik Me Me |
Dari generasi pertama lunpia Semarang tadi, turun-temurun akhirnya ke master chef Tan Yok Tjay yang mengajarkan ilmu meracik lunpia ke putri bungsunya, Cik Me Me. Sejak remaja Cik Me Me tak pernah malu membantu sang ayah berjualan lunpia dengan gerobak di tepi Jalan Mataram. Jadi nggak heran dong ya jika akhirnya Cik Me Me menemukan aneka rahasia pengolahan rebung yang bisa dijadikan lunpia nan nikmat tanpa sensasi pesing sama sekali.
Hilangnya rasa pesing tadi terletak pada lamanya pengolahan rebung saat dimasak. Pengolahan rebung agar bisa kering dan kesat ini memakan waktu hingga 3 jam. Memang sih ya, jadinya boros waktu dan bahan bakar. Namun menurut Cik Me Me, pengolahan rebung saat dimasak ini menjadi salah satu faktor penentu utama terciptanya lunpia yang lezat.
Dengan berjalannya waktu, Cik Me Me terus berinovasi untuk meramu berbagai varian rasa lunpia. Bermula dari lunpia original dengan cita rasa manis khas kesukaan orang Semarang, Cik Me Me kemudian menemukan berbagai variasi rasa yang belum pernah ada sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, hanya di Lunpia Cik Me Me sajalah kita bisa menemukan variasi lunpia seperti di bawah ini :
Eh, harganya kok lumayan juga ya?
Ada harga ada rupa ya.... Seperti pepatah bijak bilang, untuk mendapatkan makanan dengan kualitas oke dan rasa yang nikmat, pemilihan bahan baku dan proses panjang pengolahan makanan tersebut menjadi kunci segalanya. Oleh karena itu, sesuai harga yang tertera di atas, kita bakalan menemukan lunpia nikmat yang sama sekali enggak pesing, plus pilihan rasa yang belum ditemukan di gerai lunpia yang lain.
Terlebih lagi, Lunpia Cik Me Me ini merupakan pelopor lunpia halal di Semarang. Jadi saat teman-teman memiliki keraguan ketika akan membeli lunpia dengan pemikiran 'aaah...ini kan masakan Chinese', Cik Me Me sudah membuktikan bahwa gerai lunpia yang dimilikinya aman bagi lidah muslim yang mendamba varian lunpia nikmat plus halal. Lunpia Cik Me Me telah memiliki sertifikat halal dari MUI.
Bahkan Cik Me Me sudah memikirkan pula penggemar lunpia yang tidak menyukai tambahan udang maupun isian lunpia lainnya yang berasal dari bahan baku hewani. Bagi para vegan, di Lunpia Cik Me Me ada varian Plain yang bisa dinikmati sepenuh jiwa. Khusus untuk varian yang satu ini, pemilihan rebungnya amat diperhatikan oleh Cik Me Me. Tuh kaaannn.... meski Plain, tetap saja kualitas numero uno loh 😉
Lunpia Raja Nusantara : Rasa Jamur Nusantara |
Lunpia Cik Me Me favoritku di sini adalah yang varian Raja Nusantara, Rasa Jamur Nusantara. Lunpia yang berbahan dasar rebung, ditambah dengan isian jamur dan kacang mede, uaaaaahhh.... endeuz marendeuzzz boooo.... Boleh dikata ini lunpia gahol ya, banyak anak muda Semarang yang menyukai varian yang satu ini.
Lunpia KaJaMu : Kambing Jantan Muda |
Bagi penyuka kemewahan rasa rempah-rempah, bisa pilih nih yang varian KaJaMu, rebung yang dipadu dengan potongan daging kambing jantan muda. Sensasi lada dan rempah-rempah lainnya terasa hangat di lidah ketika mencecap lunpia KaJaMu ini. Bagi penggemar daging kambing, hayoookkk... lunpia yang satu ini nikmat banget. Bahkan bagiku yang tidak gemar daging kambing, aku bisa loh menikmati potongan-potongan renyah lunpia ini. Khusus untuk penggemar cita rasa sea food, di Lunpia Cik Me Me ada varian Crab dan Fish juga. Komplit banget yaaaa... sesuai dengan selera masing-masih 😍💕
Berbagai varian lunpia tadi bisa dipilih dengan 2 cara penyajian : basah dan goreng. Bagi yang tidak suka gorengan, lunpia basah tentu saja siap tersaji dengan segera. Dan bagi penyuka lunpia goreng, bisa banget menunggu lunpia yang langsung digoreng, fresh from the wok ya 😉
Bisa delivery order?
BISA BANGET....
Bagi yang sedang sibuk dan tak sempat jalan-jalan, bisa banget loh menggunakan jasa delivery order dengan memesan minimum 10 lunpia. Jika ingin membawanya sebagai buah tangan (bagi yang tinggal di luar kota), Lunpia Cik Me Me ini buka dari pukul 05.00 hingga 24.00. Jadi, yang menggunakan first flight bisa banget membeli Lunpia Cik Me Me ini, di bandara juga ada outletnya kok. Adapun yang menggunakan kereta malam, bisa juga ngeborong lunpia untuk dijadikan oleh-oleh karena Cik Me Me buka dari pagi buta hingga tengah malam.
Saat merayakan ulang tahun pertamanya di 20 Februari 2015, Cik Me Me mendapat masukan dari Setda Kota Semarang Bp. Drs. Adi Trihananto, MSi tentang penamaan brand lunpia miliknya. Semula, Cik Me Me menggunakan merk dagang Lunpia Delight. Bapak Setda mempertanyakan, lunpia kan kuliner tradisional khas Semarang, kok pake nama yang mengandung bahasa manca negara. Berangkat dari masukan tersebut maka akhirnya Cik Me Me memutuskan untuk mengubah merk dagangnya menjadi Lunpia Cik Me Me.
Jadi, para penggemar Lunpia Delight tidak perlu khawatir, lunpia lezat dan nikmat kegemarannya masih ada kok. Hanya ganti nama menjadi Lunpia Cik Me Me. Nama doang yang ganti, tapi rasa lunpianya tetep dooonkk... masih tetap nikmat dan menggoda. Aku aja pengin banget balik ke sana lagi buat mencecap nikmatnya potongan kacang mede gurih di lunpia Raja Nusantara yang menjadi favoritku.
Oya, Cik Me Me juga menuturkan loh kalau ke depannya, beliau akan memproduksi sesuatu yang baru lagi di Lunpia Cik Me Me. Apa tuuuuhh ???
Paling nikmat menyantap lunpia favorit disertai bonggol daun bawang merah ini 💕💖 |
Tunggu varian baru dari Lunpia Cik Me Me berikutnya yaaa... Semoga nanti aku bisa mereview produk baru tersebut dan menuliskannya di blog ini. Hokyaaa... salam lunpia 😉
Menggoda banget lunpianya^^
BalasHapusBolak balik lewat semarang kl pulkam tp belum kesampaian incip lunpianya
enak banget mbaaa, nampaknyaaaa hehe
BalasHapusaku baru tau klo ada yg daging kambing. Penasaran.. Mauuuuu
Maaak aku ketagihan lunpia Cik Me Me..
BalasHapusDari dulu udah ngebet banget pingin nyobain lunpia Cik Me Me ini, huhu. Tapi di Malang ada gak ya?
BalasHapusHmm bikin ngiler nih lunpia Cik Me Me, emang lagi hits ya lunpia ini.
BalasHapustiba-tiba langsung laper >_<
BalasHapusaku baru tahu lho kalau lunpia itu pake rebung, berarti selama ini makan lunpia abal-abal dong hehehe
Wuih...modelnya bikin makin kemeceer ngicip lumpia Cik Me me niih..
BalasHapusAda harga ada rupa ya mbak. Emang enak tenan si lunpia cik meme ni
BalasHapusAaak...jadi pengen lunpia kajamu lagi..rasanya bikin nagih
BalasHapusKalo saya karena banyak yang nggak suka dari sayur, buah dan teman temannya, jadi kurang tertarik sama lumpia karena ada rebungnya. Pas nyoba malah jado doyan.
BalasHapusKajamu enak tuh, ada pedesnya dikit
Tapi emang bener deh, ngolah rebung itu nggak mudah. Selain ngilangin baunya, gimana testurnya bisa empuk kaya lunpia Cik Meme ini yang butuh tangan ahli...
BalasHapusJadi penasaran rasanya seperti apa, menggoda selera banget soalnya.
BalasHapusBener banget ya mbak Uniek, ada harga ada rupa. Semua varian rasa Lunpia Cik Me Me memang juara dan enak semua mbak menurutku. Tapi aku paling suka yang Lunpia goreng original.
BalasHapusKmren waktu ke Semarang akungk sempet makan Lunpia. Haha. Ampun deh. Apakah ini pertanda aku harus balik lagi mba?
BalasHapusPastinyaaaa ;) kudu ke Semarang lagi.
HapusIya nih lumpia di Semarang yang betulan enak pasti mihil2, tapi ya memang ada harga ada rasa, sekali makan nggak cukup satu padahal ukurannya Jumbo :))
BalasHapusAh jadi pengenlunpia cik me me, bisa delivery luar kotakah? Kalau ke semarang kayaknya wajib beli ini ya sebagai oleh-oleh
BalasHapusBisa mba, bisa langsung kontek Lunpia Cik Me Me lewat IGnya
HapusJadi ngiler pengin coba 😆
BalasHapusJadi inget beberapa minggu lalu bangunin suami tengah malam karena pengen lumpia semarang. Suami cuma ketawa. Ini gara-gara mamah saya pulang dari Semarang bawa lumpia. Pas udah habis, saya jadi pengen lagi. Sekarang baca postingan ini juga jadi pengen lumpia semarang lagi :D
BalasHapusAyo kapan ke Semarang, Chi?
HapusJadi ganti nama krn masukan setda. Semiga makin sukses lunpia cik meme. Btw aku kira tulisannya pakai M lumpia ternyata pakai N lunpia ya mba hehehe
BalasHapusIyes, nulisnya lunpia, bacanya lumpia ;)
HapusAku suka lunpiaa...
BalasHapusDan baru tau looh, mba...kalo nulisnya pake N, bukan M.
Hiiks~
Tapi iyaa...kalo ke Semarang, jangan lupakan buah tangan yang satu ini.
Dijamin mak nyuuss~
Harganya emang terkesan mahal, tapi ukurannya gede. Kalo aku makan sebiji lunpia Cik Meme udah kenyang, nggak perlu lagi makan nasi, wkwkwkk
BalasHapusPaling suka kalau lunpia isinya padat kayak lunpia cik me me ini. Trs kayaknya juga renyah ya mbk
BalasHapusPas jam makan siang gini jadi laper deh, lumayan gede juga ya porsian lumpianya, btw lunpia apa lumpia ya? Atau bedakah?
BalasHapusNulisnya lunpia, bacanya lumpia mba
HapusPatut dicoba Lunpianya! Masak rebung tuh emang agak2 PR. Tapi kalau udah tahu caranya, beh! Jangan tanya lagi
BalasHapusWah aku baru tahu klo makanan Semarang ada kek gini. Lumpia. Taungitu saya langsung hunting saat berkunjung ke Semarang kemarin hehehe...
BalasHapusNiek,ooo...ternyata namanya LUNPIA bukan LUMPIA. Mada sih ada ag berbau gituan sih, Niek? Bunda laling foyan rebung, waktu ke Semarang temlo hari emang blanj blanji di Simpang 5 tp lunpianya bukan lunpia Cik Me Me. Md2 Tuhan memberi umur lanjang pd Bundap, jd in shaa Allah kita bisa krtemu yg ke3 kalinya. Mau?
BalasHapusWah banyak juga ya varian isi dari Lunpia Cik Me Me ini. Kayaknya enak semua, sih. Hehehe.
BalasHapusBtw kok rebung identik dengan aroma "pesing" ya istilahnya? Kalau di tempat saya pesing itu buat bau (maaf) kencing, Mbak.. hehe. Beda istilah, ya ��
Awal kebal lumpia dulu aku kok baunya seoerti kebcing kuda, tapi papah maksa cobain dan ihh rasanya enak banget sampai sekarang ketagihan. Sekarang rasanya sudah beraneka ragam ya
BalasHapusAku suka banget lumpia tapi kalau yang ada rebungnya aku belum pernah nyoba mbak, beberapa kali melewati tempat jual lumpia rebung aku nggak kuat baunyaa hihi
BalasHapusUdah kapan tahun pengen ke Semarang karena mupeng incipin lumpia satu ini. Mba Un sudah pernah ke Surabaya dari Semarang. Aku kapan ya bisa dari Surabaya ke Semarang?! Hmm... Ngomong sama dompet...
BalasHapusAku pengen banget nyicipin lunpia satu ini. Biasanya sih si bapak kalo ke samarang bawain lunpia sama tahu bakso tapi besok ta pesen ah surih beli yg lunpia ini.
BalasHapusNgiler banget liat foto lunpianya. Apalagi ini kyknya resep warisan turun temurun ya mbaakk.
BalasHapusPengen nyicip yg isi rebung sama kambingnya.
Semarang memang femes dengan lumpia ya.
BalasHapusLumpia Semarang ini memang khas mulai dari cara membuat dan menyantapnya, khas Semarang!
Dari beberapa literasi yang aku baca, racikan lumpia Semarang itu unik dan ikonik.
Semoga suatu hari bisa ikut mencicipi.
Eh baru tau, ternyata penulisan yang benar lunpia ya, bukan lumpia, apa beda? XD Keknya kalo ke Semarang kudu nyobain nih, enak banget kliatannya :)
BalasHapusSerius mba gak ada sensasi pesingnga?
BalasHapusAku tau isinya rebung aja langsung kebayang pesingnya :(
Makannya unik ya.
Pake daun bawang.
Heheheh
Wuiiii menggiurkan banget! Klo oleh2 dari Semarang seringnya dibawain bandeng presto terusss, skali2 ini kek ya haha
BalasHapusaku jadi kangeeen deh! Enak banget lho lunpia semarang ini mba Un..khas dan bikin kangen!
BalasHapusLunpia semarang tetaplah menggoda dan membangkitkan rasa rindu untuk dicicip. Wah boleh ni ke Cik Me kalau ke Semarang. Asikkk
BalasHapuslihat foto-foto lunpianya aja udah bikin ngiler euy, kapan bisa ke semarang trus nikmati lunpia cik me me ini secara langsung yaa?
BalasHapusHaduh mba Uniek, aku ngeces. Pengen lumpia jadinya sekarang, apalagi dicocol sama daun bawangnya mak kriuk-kriuk enak
BalasHapus