Bagi kita yang tinggal di daerah perkotaan, saat ini sulitkah mencari sarana pelayanan kesehatan?
Ketika kita berbincang seputar pelayanan kesehatan di Jawa, sepertinya sudah hampir semua daerah ter-cover oleh tenaga medis. Baik itu yang ada di klinik 24 jam, klinik pratama, rumah sakit, hingga tempat-tempat praktek dokter.
Itupun masih kita dengar keluhan seputar lambatnya birokrasi di berbagai sarana kesehatan itu. Ada yang bilang pelayanannya lambat, dokternya tidak segera datang, nunggu obat lama. Masih saja 1001 keluhan berdatangan seiring dengan tingkat stress masyarakat ketika sakitnya tak kunjung terobati.
Apa kabarnya dengan saudara-saudara kita setanah air yang tinggal di daerah 3T?
3T mengacu pada daerah-daerah yang selama ini kita anggap sebagai daerah pinggiran. Pinggiran Indonesia gitu lah maksudnya. 3T sendiri berarti Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.
Pernah nggak sih terbayang ada saudara kita yang harus melewati belantara dan derasnya arus sungai selama berjam-jam demi untuk mengobati sakitnya? Emang ada yang masih gitu?
Yuk kita coba bayangkan kondisi masyarakat di pedalaman Papua. Jangan bilang tentang Jayapura sebagai kota yang ramai ya. Ataupun Merauke yang sudah berkembang pesat sesuai standar Indonesia bagian timur. Ayo kita tengok lebih jauh lagi ke masyarakat yang tinggal di pedalaman dan tempat-tempat terpencil lainnya. Yang jauh dari kota, jauh dari mana-mana.
Jika untuk mendapatkan kebutuhan pokok saja masih susah, apa kabarnya dengan kebutuhan kesehatan?
Bisa dibayangkan, sungguh sulit bagi masyarakat di daerah tersebut untuk mencapai fasilitas kesehatan ketika mereka terserang penyakit. Selama ini mereka telah terbantu dengan adanya Klinik Asiki, klinik kesehatan yang dikelola oleh perusahaan sawit PT. Korindo Group yang telah berdiri sejak tahun 1969.
Klinik Asiki yang tadinya berada di dalam kawasan perusahaan, telah dipindah dan dibangun di luar kawasan agar masyarakat lebih mudah untuk mengaksesnya. Diharapkan dengan tindakan ini, makin banyak warga masyarakat di seputar perusahaan yang bisa terbantu saat membutuhkan pelayanan kesehatan.
Namun masyarakat yang tinggal di wilayah lainnya yang terpencil dan dekat dengan perbatasan, tentu saja amat kesulitan untuk mencapai klinik ini. Jauhnya akses kesehatan dan kebiasaan turun-temurun yang mengandalkan pengobatan dari tetua adat, membuat mereka jadi enggan berobat ke dokter.
Lalu apa jadinya jika pelayanan kesehatan ini tidak mencapai daerah 3T seperti di Kabupaten Boven Digoel ini?
Hingga saat ini, masih ada beberapa titik rawan seputar masalah kesehatan di Boven Digoel. Yang masih tinggi adalah tingkat kematian ibu melahirkan, bayi yang baru lahir dan balita. Di Papua juga masih banyak kasus serangan penyakit malaria, TBC, serta HIV/AIDS. Bisa dibayangkan bagaimana kondisinya jika masyarakat di sana tidak terjangkau oleh sarana kesehatan.
Di sinilah peran dari pihak swasta yang bekerja sama di bidang kesehatan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan pada kondisi sosial masyarakat sekitar atau biasa kita kenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) / CSC (Corporate Social Contribution), maka Korindo melalui Klinik Asiki mewujudkan pelayanan bidang kesehatan yang telah dilengkapi dengan berbagai peralatan modern.
Klinik Asiki pernah mendapatkan penghargaan sebagai klinik terbaik dari BPJS Kesehatan. Klinik tersebut telah memiliki tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, perawat gigi dan apoteker. Dalam waktu dekat juga akan ada dokter gigi dan dokter spesialis penyakit dalam.
Makin banyaknya tenaga kesehatan yang mendampingi masyarakat diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kesadaran masyarakat. Kini saat mereka mengalami sakit tertentu, diharapkan berobat ke dokter agar bisa segera disembuhkan.
Berkaitan dengan keberadaan Klinik Asiki di sekitar perusahaan yang bisa dimanfaatkan juga oleh masyarakat setempat, kini ada program lain yang telah diluncurkan. Program yang manfaatnya amat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
Kabupaten Boven Digoel merupakan salah satu kabupaten di Papua yang kasus gizi buruknya masih terbilang tinggi. Jadi selain tingginya tingkat kematian ibu melahirkan/bayi/balita serta beberapa penyakit rawan seperti TBC, malaria dan HIV/AIDS, Boven Digoel juga masih membutuhkan support untuk mengatasi gizi buruk yang dialami oleh anak-anak.
Oleh karena itu, Klinik Asiki kini membuka layanan berupa mobile service ke tempat-tempat di sekitar Kabupaten Boven Digoel yang termasuk daerah terpencil dan perbatasan. Para dokter dan tenaga kesehatan akan menuju ke lokasi-lokasi terpencil itu menggunakan perahu tempel.
Jarak tempuh yang harus dilalui sekitar 3 jam menggunakan perahu. Huhuuu... sungguh besar perjuangan para tenaga kesehatan itu untuk menuju lokasi kampung-kampung terpencil ya.
Yang dibawa dari dermaga Digoel Papua tidak hanya obat-obatan saja, namun juga bahan pangan yang diperlukan oleh anak-anak di daerah tertinggal tersebut. Hal ini dilakukan untuk membantu mengurangi tingginya kasus gizi buruk yang terjadi di sana.
Kehadiran Mobile Service Klinik Asiki ini amat dinantikan oleh masyarakat daerah terpencil. Ketika perahu memasuki lokasi daerah-daerah tersebut, maka orang akan berduyun-duyun menyambutnya.
Mobile Service Klinik Asiki tentu saja bekerja sama dengan Puskesmas setempat dalam melaksanakan kegiatannya. Tujuan dilaksanakan Program Mobile Service Klinik Asiki adalah untuk meningkatkan akses dan pemanfaatan layanan kesehatan serta meningkatkan aksebilitas pelayanan medis untuk daerah. Sedangkan sasarannya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi atau balita di Kabupaten Boven Digoel (sumber : korindonews.com).
Klinik Asiki yang terletak di Kota Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel sengaja ingin mendekatkan diri kepada warga yang kurang mampu terutama di pedalaman ataupun daerah terluar dan perbatasan dengan negara tetangga yakni Papua Nugini.
Seberapa banyak sih tenaga medis yang dimiliki Klinik Asiki sehingga bisa menjangkau daerah-daerah pedalaman gitu?
Sebenarnya kondisi tenaga medis masih terbatas. Namun Klinik Asiki telah memiliki komitmen untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, sehingga layanan kesehatan mobile service dilakukan dua kali sebulan dengan dokter serta tenaga medis bergiliran sehingga mereka bisa merasakan melayani warga pedalaman.
Saat rombongan mobile service datang, akan tampak warga berbondong-bondong untuk mendatangi sebuah bangunan sederhana yang dijadikan lokasi pemeriksaan. Lelaki, perempuan, ibu-ibu hamil maupun anak-anak, remaja hingga orang-orang tua akan tampat sangat antusias untuk memeriksakan kesehatannya.
Penduduk mendatangi tim mobile service tersebut untuk memeriksakan diri. Ada yang sekedar sakit ringan seperti meriang, batuk-batuk yang dialami anak-anak mereka hingga pemeriksaan kehamilan, penimbangan bayi dan balita serta konsultasi ataupun penyuluhan kesehatan.
Selain melakukan pengobatan, tim Mobile Service Klinik Asiki juga melakukan penyuluhan kesehatan. Jadi sekali datang, misi untuk mengatasi berbagai kasus kesehatan seperti tingginya tingkat kematian ibu melahirkan/bayi/balita, banyaknya kasus penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS, Mobile Service Klinik Asiki juga berusaha menurunkan angka gizi buruk di berbagai tempat terpencil di seputaran Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Peran serta pihak swasta semacam ini memang amat dibutuhkan. Kerja sama dengan pemerintah bakalan lebih bermanfaat dibandingkan hanya sekedar mengecam kelemahan pemerintah dalam menjangkau pelayanan kesehatan di daerah 3T.
Yes... sumbangsih apa sih yang sudah bisa kauberikan pada negaramu, Sobat? 😉
Pernah nggak sih terbayang ada saudara kita yang harus melewati belantara dan derasnya arus sungai selama berjam-jam demi untuk mengobati sakitnya? Emang ada yang masih gitu?
Yuk kita coba bayangkan kondisi masyarakat di pedalaman Papua. Jangan bilang tentang Jayapura sebagai kota yang ramai ya. Ataupun Merauke yang sudah berkembang pesat sesuai standar Indonesia bagian timur. Ayo kita tengok lebih jauh lagi ke masyarakat yang tinggal di pedalaman dan tempat-tempat terpencil lainnya. Yang jauh dari kota, jauh dari mana-mana.
Jika untuk mendapatkan kebutuhan pokok saja masih susah, apa kabarnya dengan kebutuhan kesehatan?
Enggan Berobat ke Dokter, Kebiasaan yang Harus Diperbaiki
Salah satu daerah yang bisa kita jadikan contoh tentang minimnya sarana kesehatan adalah di Kabupaten Boven Digoel, Papua. Untuk sampai ke daerah tersebut saja, orang harus rela menempuh perjalanan darat maupun air berjam-jam.Bisa dibayangkan, sungguh sulit bagi masyarakat di daerah tersebut untuk mencapai fasilitas kesehatan ketika mereka terserang penyakit. Selama ini mereka telah terbantu dengan adanya Klinik Asiki, klinik kesehatan yang dikelola oleh perusahaan sawit PT. Korindo Group yang telah berdiri sejak tahun 1969.
Klinik Asiki yang tadinya berada di dalam kawasan perusahaan, telah dipindah dan dibangun di luar kawasan agar masyarakat lebih mudah untuk mengaksesnya. Diharapkan dengan tindakan ini, makin banyak warga masyarakat di seputar perusahaan yang bisa terbantu saat membutuhkan pelayanan kesehatan.
Namun masyarakat yang tinggal di wilayah lainnya yang terpencil dan dekat dengan perbatasan, tentu saja amat kesulitan untuk mencapai klinik ini. Jauhnya akses kesehatan dan kebiasaan turun-temurun yang mengandalkan pengobatan dari tetua adat, membuat mereka jadi enggan berobat ke dokter.
Lalu apa jadinya jika pelayanan kesehatan ini tidak mencapai daerah 3T seperti di Kabupaten Boven Digoel ini?
Hingga saat ini, masih ada beberapa titik rawan seputar masalah kesehatan di Boven Digoel. Yang masih tinggi adalah tingkat kematian ibu melahirkan, bayi yang baru lahir dan balita. Di Papua juga masih banyak kasus serangan penyakit malaria, TBC, serta HIV/AIDS. Bisa dibayangkan bagaimana kondisinya jika masyarakat di sana tidak terjangkau oleh sarana kesehatan.
Di sinilah peran dari pihak swasta yang bekerja sama di bidang kesehatan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan pada kondisi sosial masyarakat sekitar atau biasa kita kenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) / CSC (Corporate Social Contribution), maka Korindo melalui Klinik Asiki mewujudkan pelayanan bidang kesehatan yang telah dilengkapi dengan berbagai peralatan modern.
Klinik Asiki pernah mendapatkan penghargaan sebagai klinik terbaik dari BPJS Kesehatan. Klinik tersebut telah memiliki tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, perawat gigi dan apoteker. Dalam waktu dekat juga akan ada dokter gigi dan dokter spesialis penyakit dalam.
Makin banyaknya tenaga kesehatan yang mendampingi masyarakat diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kesadaran masyarakat. Kini saat mereka mengalami sakit tertentu, diharapkan berobat ke dokter agar bisa segera disembuhkan.
Mobile Service Klinik Asiki di Kabupaten Boven Digoel, Papua
Berkaitan dengan keberadaan Klinik Asiki di sekitar perusahaan yang bisa dimanfaatkan juga oleh masyarakat setempat, kini ada program lain yang telah diluncurkan. Program yang manfaatnya amat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
Kabupaten Boven Digoel merupakan salah satu kabupaten di Papua yang kasus gizi buruknya masih terbilang tinggi. Jadi selain tingginya tingkat kematian ibu melahirkan/bayi/balita serta beberapa penyakit rawan seperti TBC, malaria dan HIV/AIDS, Boven Digoel juga masih membutuhkan support untuk mengatasi gizi buruk yang dialami oleh anak-anak.
Oleh karena itu, Klinik Asiki kini membuka layanan berupa mobile service ke tempat-tempat di sekitar Kabupaten Boven Digoel yang termasuk daerah terpencil dan perbatasan. Para dokter dan tenaga kesehatan akan menuju ke lokasi-lokasi terpencil itu menggunakan perahu tempel.
Jarak tempuh yang harus dilalui sekitar 3 jam menggunakan perahu. Huhuuu... sungguh besar perjuangan para tenaga kesehatan itu untuk menuju lokasi kampung-kampung terpencil ya.
Yang dibawa dari dermaga Digoel Papua tidak hanya obat-obatan saja, namun juga bahan pangan yang diperlukan oleh anak-anak di daerah tertinggal tersebut. Hal ini dilakukan untuk membantu mengurangi tingginya kasus gizi buruk yang terjadi di sana.
Kehadiran Mobile Service Klinik Asiki ini amat dinantikan oleh masyarakat daerah terpencil. Ketika perahu memasuki lokasi daerah-daerah tersebut, maka orang akan berduyun-duyun menyambutnya.
Mobile Service Klinik Asiki tentu saja bekerja sama dengan Puskesmas setempat dalam melaksanakan kegiatannya. Tujuan dilaksanakan Program Mobile Service Klinik Asiki adalah untuk meningkatkan akses dan pemanfaatan layanan kesehatan serta meningkatkan aksebilitas pelayanan medis untuk daerah. Sedangkan sasarannya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi atau balita di Kabupaten Boven Digoel (sumber : korindonews.com).
Klinik Asiki yang terletak di Kota Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel sengaja ingin mendekatkan diri kepada warga yang kurang mampu terutama di pedalaman ataupun daerah terluar dan perbatasan dengan negara tetangga yakni Papua Nugini.
Seberapa banyak sih tenaga medis yang dimiliki Klinik Asiki sehingga bisa menjangkau daerah-daerah pedalaman gitu?
Sebenarnya kondisi tenaga medis masih terbatas. Namun Klinik Asiki telah memiliki komitmen untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, sehingga layanan kesehatan mobile service dilakukan dua kali sebulan dengan dokter serta tenaga medis bergiliran sehingga mereka bisa merasakan melayani warga pedalaman.
Saat rombongan mobile service datang, akan tampak warga berbondong-bondong untuk mendatangi sebuah bangunan sederhana yang dijadikan lokasi pemeriksaan. Lelaki, perempuan, ibu-ibu hamil maupun anak-anak, remaja hingga orang-orang tua akan tampat sangat antusias untuk memeriksakan kesehatannya.
Penduduk mendatangi tim mobile service tersebut untuk memeriksakan diri. Ada yang sekedar sakit ringan seperti meriang, batuk-batuk yang dialami anak-anak mereka hingga pemeriksaan kehamilan, penimbangan bayi dan balita serta konsultasi ataupun penyuluhan kesehatan.
Selain melakukan pengobatan, tim Mobile Service Klinik Asiki juga melakukan penyuluhan kesehatan. Jadi sekali datang, misi untuk mengatasi berbagai kasus kesehatan seperti tingginya tingkat kematian ibu melahirkan/bayi/balita, banyaknya kasus penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS, Mobile Service Klinik Asiki juga berusaha menurunkan angka gizi buruk di berbagai tempat terpencil di seputaran Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Peran serta pihak swasta semacam ini memang amat dibutuhkan. Kerja sama dengan pemerintah bakalan lebih bermanfaat dibandingkan hanya sekedar mengecam kelemahan pemerintah dalam menjangkau pelayanan kesehatan di daerah 3T.
Yes... sumbangsih apa sih yang sudah bisa kauberikan pada negaramu, Sobat? 😉
Kereeeen programnya ya klinik Asiki nyamperin langsung pasien dan bener banget mbak di kota 3 T ini juga kebanyakan malah gak percaya dokter loh disini ada juga orang sakit udah parah pada jengukin nyaranin ke dokter tapi malah gak mau dan bilang obatin ke pak ustadz aja. Meski belum punya andil sumbangsinh apa pun baik ke yang deket atau negara tapi setidaknya bisa menggerakkan kesadaran juga udah baik ya mbak �� semoga makin banyak klinik yang seperti Asiki ini
BalasHapusBagus nih programnya. Jangankan yang di Papua sana, di kampung papah saya aja masih banyak masyarakatnya yang berpikir kalau ke dokter berarti harus disuntik. Kalau enggak, mereka gak mau. Jadi mending mengobati sendiri.
BalasHapusMakanya perlu banget ada klinik pengobatan yang dekat dengan masyarakat. Selain untuk memberikan pengobatan bila dibutuhkan, juga bisa memberikan edukasi kesehatan ek masyarakat
Sedih, rupanya di wilayah Indonesia bagian timur masih saja ada keterbatasan dalam hal akses kesehatan serta lainnya yang sangat vital bagi kehidupan. Saya harap Klinik Asiki tetap berkembang dan didukung pemerintah serta masyarakat agar warga terpencil di Papua selalu beroleh layanan kesehatan yang memadai.
BalasHapusKemarin saya sakit selama 7 hari saja merasakan betapa beratnya karena tak bisa beraktivitas dengan nyaman sampai pada akhirnya berobat pada bidan desa, tak terbayangkan mereka yang tak segera beroleh akses kesehatan karena kendala keterpencilan. Duh, andai saja masyarakat Boeven Digul di Papua bisa maju. Selalu beroleh perhatian pemerintah agar mereka pun bisa mandiri dan terdidik, memahami kesehatan serta cara hidup yang baik. Butuh kerja keras dari para penyuluh kesehatan serta aktivis sosial untuk pemberdayaan kehidupan. Dan soal HIV/AIDS, miris juga bahwa di sana masih ada kasus demikian. Semoga ke depannya kehidupan sosial dan pranata mereka lebih baik lagi.
Mobile Service klinik ini bermanfaat banget bagi teman-teman dan saudara kita yang memang tingga di daerah 3T. bahkan mereka yang tinggal tidak terlalu jauh dari kota masih banyak yang alami kesulitan yang sama ya Mba
BalasHapusWah pertanyaan terakhir itu mba benar2 terasa euy. Jadi ingat "Jangan tanyakan apa yg telah negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yg telah kamu berikan kepada negeri ini."
BalasHapusPeran swasta apalagi seperti Mobile Service Klinik ini sangat baik apalagi di daerah timur yg memang sulit banget terjangkau.
Jadi mikirin dari sekarang mau kontribusi apa ya buat negeri ini.
Bersyukur sih ya kalau di sini banyak pusat pelayanan kesehatan dibandingkan dengan daerat 3T. Mau ke puskesmas aja harus berjalan jauh, belum lagi nanti alat kesehatannya gak lengkap.
BalasHapusMudah-mudahan banyak Klinik yang didirikan oelh Korindo untuk membantu masyarakat di daerat terpencil supaya bisa cepat dapet pertolongan kesehatan.
SUmbangsih sih sepertinya belum ada yang aku berikan ya, tapi setidaknya berdoa & taat aturan aja dulu semoga pemerintah bisa melakukan pemeratan kesehatan di semua daerah
Jadi ingat sewaktu masih tinggal di Papua. Di perkotaan saja masih rawan malaria. Bahkan miris melihat kondisi rumah sakit yang penuh oleh pasien penderita malaria. Saking banyaknya pasien, sampai lorong rumah sakit pun dipenuhi pasien yang tergeletak diatas velbet dengan keluhan malaria. Pastinya kondisi di pedalaman lebih parah lagi. Tapi bersyukur melihat perkembangan di Papua terutama klinik2 kesehatan mulai merata hingga ke pedalaman, ini artinya kondisi kesehatan mereka dapat terpantau. Dan saya berharap semoga pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan sarana kesehatan dapat merata sampai ke pelosok tanah air, dan warga di daerah terpencil pun akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan. Aamiin.
BalasHapusDengan adanya klinik Asiki, semoga saudara-saudara kita di Papua menjadi lebih aware dengan kesehatan yaa, Mba. Semoga kita tidak lagi mendengar banyak anak-anak dan ibu hamil yang tidak tertolong jiwanya karena ketiadaan fasilitas kesehatan :)
BalasHapusSalut sama Korindo yang turut berpartisipasi membantu saudara-saudara kita di Papua. Semoga semakin banyak lagi pihak yang peduli pada Papua sehingga Papua bisa mengejar ketertinggalannya :)
BalasHapusBener banget kak, swasta dan pemerintah jauh lbh baik bersinergi untuk mewujudkan cita2 bangsa ketimbang saling menyalahkan satu sama lain
BalasHapusPenting nih ya mba, sosialisasi kesehatan. Cek ke daerah seperti ini. Kasihan mereka klo tdk ada perhatian.
BalasHapusSalut utk Korindo moga selalu lancar program2nyaa
Ngga mau berobat ini masih lho diamalami oleh ayah mertua saya.. beliau memang jarang sakit ya.. karena memang menjaga sekali makanan dan aktifitas fisiknya sangat banyak, jadi ketika sakit, kita yang panik dan langsung minta beliau ke rs.. tapi beliau ngga mau dong.. katanya ngga usah ke dokter, selama masih bisa makan dan rajin berjemur nanti juga penyakitnya hilang...
BalasHapusSemoga dengan adanya mobile service seperti ini masyarakat di daerah 3T dapat lebih peduli tentang kesehatannyanya ya mba.. dan semoga kegiatan seperti ini dapat terus di lakukan dan diikuti oleh perusahaan lainnya
Program yang sangat luar biasa.
BalasHapusSalut. Angkat topi untuk Klinik Asiki dan tim.
Semoga program mobile service seperti ini bisa makin digalakkan yaa, biar bisa menjangkau lebih banyak daerah terpencil lagi di pulau-pulau lain juga. Kalau semua masyarakat punya tingkat kesehatan yang baik kan Indonesia lebih cepat maju :)
BalasHapusKasihan kalau sakit tidak diobati. Bahaya, makin lama makin kronis.
BalasHapusDengan bantuan untuk 3T ini akses kesehatan jadi lebih mudah
Keren nih ada mobile service seperti Klinik ASIKI di Boven Digoel Papua. Semoga klinik ASIKI ini juga menjangkau sampai di Kepulauan Yapen (tempat tinggalku sebelum menikah) karena di sana juga terutama di kampung2nya juga termasuk daerah 3T ini. Akses kesehatan di sana memang sulit banget karena harus ditempuh lewat laut. Mana tenaga medisnya juga kurang. Jadi bagus banget klu ada program seperti klinik ASIKI ini.
BalasHapusKagum sama para staf kesehatan di klinik Asiki yang rela mengabdi di pedalaman Papua.
BalasHapusHarus ada edukasi kepada para warga untuk lebih peduli pada kesehatan dan percaya sama dokter yah, terutama untuk para ibu hamil yang harus rutin cek kehamilan dan imunisasi.
Pertanyaanmu yang terakhir, menohok sekali. Aku belum ada sumbangsih apa2 untuk negeri ini. :(
BalasHapusAku mengerti alasan dokter2 yang menolak dikirim ke daerah tertinggal, tapi aku lebih menghargai kemauan dokter-dokter yang mau dikirim ke daerah 3T seperti Asiki ini. Semoga para tenaga medis yang ada di Asiki bisa bertambah.
Sekarang aku udah beberapa kali denger tentang layanan mobile kesehatan ini. Katanya biar memudahkan daerah-daerah yang gak terjangkau oleh layanan faskes. Tapi gak tau efektif apa nggak ya. Mesti disosialisasikan juga ke masyarakatnya kali ya. Bersyukur sekarang juga banyak perusahaan yang peduli akan masalah layanan bagi masyarakat yang tinggal di pelosok, daerah tertinggal, dan terpencil. :)
BalasHapusMasyarakat sekitarku saja masih ada lho Mbak, bahkan banyak yang enggan periksa ke dokter saat sakit. Padahal pelayanan kesehatan di sini dekat semua. Dokter keluarga ada, puskesmas ada, rawat inap pun ada.
BalasHapusBagus nih programnya. Kesehatan kan salah satu tolak ukur hidup yang baik. Kalo akses kesehatan mudah didapat kehidupan masyarakat juga lebih baik.
BalasHapusAlhamdulillah program darimklinik Asikin ini bagus banget ya mbak. Jadi memudahkan masyarakat dengan kategori 3T mudah mengakses kesehatan meski di daerah terpencil.
BalasHapusDi Papua memang endemik malaria ya. Penyakit yg diderita juga ngeri2, gak kayak di pulau jawa yg kebanyakan darah tinggi dan penyakit kulit, hehe.
BalasHapusSemoga perusahaan2 bisa lebih banyak lagi menyumbangkan pemeriksaan gratis kayak gini di daerah 3T
Semoga kesejahteraan dalam berbagai bidang bs merata ke seluruh penjuru di negeri ini tercinta ini ya..
BalasHapusLayanan kesehatan mobile service ini memang perlu banget kak di pedalaman2 gitu, pernah ke Gorontalo untuk mencapai akses pelayanan kesehatan itu sangat jauh jalannya.
BalasHapusProgram Mobile Servise Klinik Asiki ini keren banget ya mbak. MEmbantu masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman seperti di Papua ini, untuk berobat dan menjaga kesehatan. Meski aslinya oranag di kota pun malah ada yang takut ke dokter karena takut ketahuan sakitnya apa. Tapi so far, aku salut banget kalo ada perusahaan swasta atau lembaga yang peduli dengan kesehatan warga yang kurang mendapat layanan kesehatan. Maklum deh Indonesia ini wilayahnya luas dan bisa aja tenaga medis dari pemerintah masih kurang jadi penting nih peran swasta membantu memberikan layanan kesehatan seperti ini
BalasHapusAlhamdulillah udah ada mobile service macam ini ya mbak, bener banget, kendala transportasi masih jadi momok buat mereka yang tinggal di daerah 3t itu. Semoga kedepannya mobile service ini bisa menjangkau lebih banyak lagi wilayah ya kak...
BalasHapusSmoga banyak perusahaan yang care seperti ini, mba. Sedihnya karna banyak kasus kematian karna lokasi pusat kesehatan dengan perumahan terlalu jauh. Smoga makin banyak ya mobil service seperti ini. Aamiin
BalasHapusApresiasi sebesar2nya sama perusahaan yang peduli sama daerah yang msh pedalaman gtu kyk Korindo. Biasanya kalau sektor swasta udah turun tangan perkembangan area2 seperti itu jd lbh cepat, khususnya utk pelayanan kesehatannya.
BalasHapusProgram yang sangat membantu untuk masyarakat nih. Program seperti ini yang perlu terus dikembangkan. karena masih banyak masyarakat pelosok yang kurang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik
BalasHapusSemoga fasilitas yg disediakan dan pendekatan yang kontinu kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat ya
BalasHapusMasyaallah. Senang rasanya ngeliat saudara-saudara kita disana mendapatkan bantuan kesehatan. Walaupun mungkin gak selengkapnya di kota besar, tapi program ini benar benar sangat membantu sekali. Terimakasih para pekerja kesehatan yang sudah mau dan peduli dengan saudara kita disana :)
BalasHapuskerne banget program-program CSR seperti ini
BalasHapusmemang harus terus menyusuri wilayah2 3T di indonesia
di makassar sendiri juga masih banyak yg kurang aware sama hal ini, beberapa mungkin lebih ke lingkungan hidup dan pendidikan, CSR yang menyasar kesehatan masih belum banyak di sni
Alhamdulillah skrg daerah 3T mulai banyak dpat perhatian ya. Ya meskipun belum terlalu tersebar rata paling ga mulai banyak program2 yg bisa mempermudah teman2 kita di daerah 3T. Semoga makin membaik Indonesiaku ...
BalasHapusbaca ini jadi ingat ada satu desa yang letaknya di atas gunung, memang sulit dijangkau dengan mobil. Penduduknya pun kurang edukasi kesehatan, kalau sakit ya diobati seadanya. Bahkan diberi sikat gigi pun ga bertahan lama. Bulan depan ditanya petugas kesehatan kemana sikat giginya udah enggak tahu. Semoga para nakes terus bekerja ikhlas mengedukasi kesehatan hingga ke pelosok negeri.
BalasHapusSedihnyaa...
BalasHapusKalau di daerah-daerah yang sulit dijangkau begini masih banyak lini yang belum tersentuh.
Gak Kebayang kehidupan mereka di sana...
Hiiks~
Penyakitnya juga mengerikan ya, kak..
Semoga makin banyak tenaga medis dan obat-obatan yang menyentuh daerah 3T ini.
HapusAku jadi ingat Siwon.
((laaah...siapa ini..? Batin kak Uniek..wkwkkw))
Itu...personil Super Junior yang jadi duta Unicef.
Pertanyaanku hanya 1, kak...
Misalnya ada obat yang gak dibawa (karena mungkin penyakitnya langka), apa pasiennya akan di bawa menggunakan si mobil Mobile Service Klinik Asiki ke Rumah Sakit terdekat?
ga hanya di Papua sih mba di tempatku masih percaya kalau misal nih sakit ga sembuh mungkin karena diteluh *masyaAlloh padahal medis di tempatku pabalatak rumah sakit dekat tapi memang perspektifnya yang mesti dilurusin.
BalasHapusbtw ini sedih banget yah ternyata di sana masih banyak yang kurang gizi, angka kematian tinggi bahkan malaria dan HIV juga eksis sedih semoga kontribusi layaknya Korindo bisa ditiru sebagai program CSR di tempat lain
Masya Allah.. luar biasa ya perjuangan saudara-saudara kita di pelosok Papua sana dalam memperoleh fasilitas kesehatan. Kita yang "di kota" gini kadang males untuk berobat, padahal dokter atau RS ya dekat. Hemm..
BalasHapusSemoga kontribusi Korindo seperti itu bisa ditiru oleh pihak-pihak lain.
Program mobil kesehatan keliling ini bagus banget deh. Tapi ya, gak hanya di daerah 3T, di daerah yg sudah maju aja masih ada koq orang yang sakit berat dan menular menolak ke dokter. Entah itu alasannya ekonomi, atau yang miris sih gak percaya sama teknologi kesehatan. Padahal kalau menular seperyi TBC paru, misalnya,dampaknya kan bisa ke lingkungan terdekat
BalasHapusSalut sama Korindo yang bisa memberikan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal seperti itu, semoga makin banyak daerah yang bisa diberikan fasilitas kesehatan yang memadai
BalasHapusSemoga semua fasilitas kesehatan dan yang lainnya terutama di daerah tertinggal semakin lengkap dan semakin baik. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan juga makin meningkat
BalasHapusSeandainya bisa aku berangkat deh ke Papua ya mbak Uniek
BalasHapusKeren ini programnya. Tahun 2010 saya seminggu ke Papua. Sama warga sana di wanti-wanti banget buat jaga kondisi fisik. Makan nggak boleh telat, nggak boleh terlalu capek. Mereka khawatir kalau saya kena malaria, karena bakal kesulitan untuk cari tenaga medis buat merawat
BalasHapuskebayang ya klo kita berada di daerah 3T...
BalasHapusmakanya program2 bagus seperti ini semoga terus berjalan dan makin berkembang..
kesehatan hak segala anak bangsa di manapun berada...
apalagi utk daerah2 tertentu ada wabah yang memang harus selalu diwasapadai
Dengan adanya program seperti ini jadinya masyarakat 3T ini bisa merasakan juga ya fasilitas kesehatan yang perlu kita cegah wabah2 tersebut
BalasHapuseffort nakes untuk melayani masyarakat di pelosok itu luar biasa yaa. Inovasi mobile service seperti ini semoga membuat masyarakat Indonesia makin sadar pentingnya menjaga kesehatan.
BalasHapusSemoga makin banyak pihak swasta yang peduli dengan daerah 3T ya, Mbaakk. Senang kalau pihak swasta pada peduli gini.
BalasHapusTernyata masih banyak rang-orang baik di Indonesia yang mau membantu dan peduli terhadap saudara nya di tanah air. Semoga mobile klinik asiki ini bisa terus eksis agar masyarakat di pedalaman Papua bisa sejahtera dan sehat.
BalasHapusDibeberapa daerah memang masih ditemukan kesulitan untuk periksa kesehatan atau hanya sekedar berobat. Salah satu sepupu pernah ditempatkan didaerah dan orang disana tuh memang tidak mendapatkan perhatian untuk kesehatan.Apalagi masih ada saja orang yang sakit dan tidak mau pergi ke dokter.
BalasHapusSemoga ke depannya di klinik Asiki makin banyak profesional yang berasal dari putra daerah sendiri. Hehehe, bukannya apa sih, tapi kan kalau sesama putra daerah bisa lebih memahami bahasa kalbu. Tapi salut buat Korindo yang memikirkan kesehatan saudara kita di Kab Boven Digoel, Papua sana. Semoga bisa ditiru kebaikannya.
BalasHapusBiasanya kalau pihak swasta turun tangan malah lbh baik, syukur2 kalau pemerintah mendukung ya mbak. Salut buat Korindo yang bikin Klinik Asiki ini. Semoga penyakit2 yang seing jadi wabah di sana hilang dna gak pernah terdengar lagi. Shg penduduknya jd makin produktif dan tambah sejahtera.
BalasHapusSelalu salut dengan tenaga medis atau pun lembaga medis yang mendedikasikan tenaga dan keahliannya untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Semoga Klinik Asiki nggak putus berbagi.
BalasHapusWah keren ya ini di Papua. Harusnya dengan perhatian pemerintah seperti ini, orang Papua sudah bisa merasakan kepedulian Indonesia ya.
BalasHapusDengan hadirnya Mobile Service Klinik Asiki, pelosok bisa mendapatkan pengobatan ya, apalagi ibu hamil dan anak-anak.
BalasHapusSalut dengan Klinik Asiki ini, Mbak. Jadi dapat menjangkau wilayah2 terpencil. Termasuk mengurangi dampak gizi buruk.
BalasHapusNgebayangin kan mau berobat (misalnya) demam tinggi atau batpil parah trus kudu menempuh 3 jam perjalanan menuju tempat berobat :(
Sementara orang2 yg tinggal di kota besar, perut mules aja gampang ke pusat layanan kesehatan seperti klinik atau rumah sakit.
Keren banget nih korindo lewat program csrnya ngebangun klinik asiki.
BalasHapus