Ketika ada yang tanya apa isi dompetmu, kayaknya saat ini sudah nggak jamannya lagi menunjukkan gepokan-gepokan uang sebagai penanda kejayaan. Orang jaman now tak lagi membawa uang banyak kemana-mana. Malah akan tampak beberapa deret kartu kredit di dompet, salah satunya bisa saja dari bank terpercaya macam BNI. Pertanyaannya : sulitkah melakukan proses
pengajuan kartu kredit BNI?
Sebelum kita lanjut dengan tahapan proses pengajuan kartu kredit tersebut, yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri adalah alasan kita memutuskan untuk memiliki kartu kredit. Sekedar untuk jaga-jaga, atau untuk mempermudah aktivitas belanja, atau malah sekedar untuk gaya-gayaan?
Waaah... sebisa mungkin jangan sampai ya kita punya kartu kredit hanya karena ingin dibilang keren. Bagaimanapun juga berhutang itu kan kadar kerennya tergantung dilihat dari perspektif mana. Kalau emak milenial sepertiku akan terpana pada orang yang cerdas membuat keputusan finansial demi meningkatkan harkat hidup orang lain.
Contohnya apa?
Banyak kan saat ini anak muda yang bergerak secara cepat untuk berkarya di berbagai bidang yang sangat berbeda dengan jaman piringan hitam lahir. Tak hanya kerja untuk diri sendiri, anak muda jaman sekarang menciptakan berbagai project yang bisa menjadi lapangan kerja bagi orang lain.
Nggak usah jauh-jauh deh ambil contohnya. Itu tuh para pencipta ide start up yang kini kian handal, terbayangkah oleh mereka yang hidup di era jadul bakal akan muncul aneka start up yang membantu kita dari segi transportasi, belanja online maupun pinjaman online? Ini benar-benar suatu loncatan kemajuan yang menunjukkan betapa manusia keren terus bergerak untuk menciptakan perubahan. Dari sisi apa pun.
Tak hanya mereka saja yang termasuk manusia cerdas loh, kita pun yang orang awam juga bisa menjadi manusia yang cerdas saat membuat keputusan finansial. Apalagi kini kita hidup di era yang serba digital. Transaksi apa saja sudah jarang melibatkan temu muka antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
Makin kesini, orang kian nyaman menjalani gaya hidup cashless ketika berkaitan dengan transaksi keuangan. Seperti yang sudah kubilang di atas tadi, udah nggak jamannya orang bangga dengan dompet tebal berisi gepokan uang. So old banget laaahh...
Untuk pembayaran berbagai aktivitas keuangan, kini orang-orang sudah lebih memilih menggunakan layanan fintech. Mulai dari pengusaha, pedagang hingga anak muda kreatif, mereka sudah terbiasa juga menggunakan kartu kredit saat bertransaksi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memutuskan untuk memiliki kartu kredit :
- Pelajari lebih dahulu syarat dan ketentuan. Biasakan baca dan pahami dengan benar-benar dan teliti agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Soalnya nih, ada beberapa hal penting mengenai kartu kredit yang sering kali tidak disadari oleh penggunanya. Contoh : iuran tahunan semula kita tidak aware, ternyata begitu ditagih jumlahnya cukup besar.
- Tetapkan limit sesuai penghasilan. Terkadang ketika seseorang sudah tertib membayar tagihan kartu kreditnya, pihak bank akan menawarkan upgrade limit. Ini godaan banget dong tentunya, apalagi bagi pemilik kartu yang hobi belanja. Perlu diingat ya, semakin tinggi limit yang dimiliki, maka resiko peminjaman dana akan makin meningkat. Jangan sampai saat tagihan datang langsung terjengkang.
- Manfaatkan cicilan 0 persen. Beli barang dengan cara mencicil boleh-boleh saja dong. Bukankan memang ini andalan para pemilik kartu kredit? Yang perlu diingat, pilihlah merchant yang menawarkan cicilan 0%. Tenornya juga sebisa mungkin jangan yang terlalu lama agar beban membayar cicilan tidak berasa seumur hidup. Juga perhatikan hal ini : gunakan kartu kredit hanya untuk pembelanjaan yang menawarkan poin reward. Poin ini nantinya dapat ditukarkan dengan aneka penawaran yang menarik dari kartu kredit. Misalnya nih, diskon dengan jumlah menarik di beberapa toko barang branded yang bekerja sama dengan pihak kartu kredit. Kan lumayan tuh, kapan lagi bisa memiliki barang branded dengan potongan harga menarik.
- Hindari tarik tunai. Nah, yang satu ini rupanya menjadi godaan maha berat bagi para pemilik kartu kredit. Pernah menyaksikan sendiri betapa pemilik kartu kredit harus mengembalikan dana dengan biaya administrasi yang lumayan besar gara-gara mengandalkan uang dari hasil tarik tunai ini. Emang sih dapetnya gampang, tapi kan resiko pencurian data juga tinggi. Saat bulan depan tagihan muncul ternyata ada data transaksi pembelanjaan yang kita tak tau, gimana coba?
Selain keempat hal mendasar tadi, saat hendak membuat kartu kredit perlu juga mempertimbangkan kompetensi bank yang bersangkutan. Baca saja track record berbagai bank itu saat melayani keluhan pelanggan yang menggunakan kartu kredit.
Biasakan cari referensi dari sumber yang terpercaya ya. Kalau hal-hal seputar finansial, pas banget kalau teman-teman menjadikan CekAja.com sebagai sumber referensi yang handal.
Happy browsing yaaa...