Bumi sedang tidak baik-baik saja. Benarkah?
Gimana mau bilang it's all just fine jika secara kasat mata saja sudah terlihat isu kesehatan global yang muncul seperti wabah Covid-19. Padahal sebelumnya kita baru saja bergerak untuk memperbaiki diri dengan mengurangi limbah plastik yang berasal dari sampah kita sehari-hari.
Duh manusia, bagaikan berkejaran dengan dampak negatif yang telah ditimbulkannya bertahun-tahun sebelumnya ya. Ketika ingin memperbaiki keadaan, ternyata masalah baru kemudian muncul.
Earth Day, 22 April, Belajar Mencintai Bumi Tempat Berpijak
Setiap tanggal 22 April, Earth Day atau Hari Bumi diperingati sebagai penanda gerakan lingkungan modern yang diawali pada tahun 1970. Beberapa saat sebelum gerakan ini muncul pertama kali di Amerika Serikat, rakyat negeri adidaya ini begitu disilaukan oleh kemakmuran yang bersumber dari industri. Asap mobil dan asap pabrik berlomba-lomba untuk menandai kejayaan Amerika dalam hal industri.
Salah satu peristiwa penting terjadi pada tahun 1962 ketika Rachel Carson menerbitkan buku berjudul Silent Spring yang terjual hingga 500.000 kopi di 24 negara. Buku ini menyuarakan tentang kaitan erat antara kesehatan dengan polusi lingkungan.
Berawal dari kesadaran yang ditiupkan oleh Carson ini, keprihatinan terhadap permasalahan lingkungan mulai mendapat prioritas. Dukungan terhadap lingkungan juga datang dari Senator Gaylord Nelson, senator junior dari Wisconsin. Beliau telah lama prihatin dengan lingkungan yang memburuk di Amerika Serikat.
Terlebih lagi pada Januari 1969 terjadi insiden lingkungan yang sangat buruk, yaitu adanya tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California. Senator Nelson berniat menanamkan kesadaran masyarakat, terutama melalui para mahasiswa dan generasi muda, bahwa permasalahan polusi udara dan air ini sudah waktunya untuk diatasi.
Inisiatif Senator Nelson ini membawa dampak positif. Pada 22 April 1970, jutaan orang Amerika turun ke jalanan, menyuarakan aspirasi mereka bahwa kejayaan industri selama 150 tahun lebih yang mereka dapatkan, ternyata berdampak amat buruk terhadap bumi tempat tinggal mereka.
Mulai dari sinilah sejarah Hari Bumi terus bergerak, tak hanya di Amerika Serikat saja. Seluruh dunia pun mulai masuk ke babak baru kehidupan. Kemakmuran dan kekayaan negara yang berdasar pada perkembangan industri kini bukanlah segalanya. Kritisnya kondisi bumi memiliki dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia.
Lalu, kita yang hidup saat ini sudah melakukan apa untuk membantu menjaga kesehatan bumi?
Meskipun bisa dibilang manusia lah yang menyebabkan bumi menjadi 'sakit', namun kita juga pasti menyadari bahwa manusia itu adalah makhluk pintar yang lekas belajar. Belajar dari pengalaman, belajar dari sejarah, lalu memprosesnya menjadi pola perilaku baru yang digunakan untuk bertahan hidup.
Ya, bertahan hidup di masa pandemi Covid-19 ini bukanlah isapan jempol. Orang Indonesia yang tadinya sesumbar bahwa virus Corona tak bakal bisa masuk Nusantara, kini harus ikut berduka bersama warga negara dari belahan bumi lain. Korban-korban berjatuhan. Baik masyarakat umum maupun tenaga medis mulai bertumbangan terhantam jahatnya Covid-19 dalam merusak pertahanan tubuh.
Detail tentang apa itu Covid-19 dan cara penyebarannya tentu bisa teman-teman gali dari berbagai sumber ya. Bencana global ini meskipun amat memprihatinkan, ternyata membuat manusia belajar dengan cepat untuk mulai melakukan berbagai kebiasaan baik. Baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan, karena pada dasarnya ketika manusia mau menjaga bumi dengan sebaik-baiknya, itu berarti juga memperlakukan dirinya sendiri dengan istimewa.
Beberapa kebiasaan baik yang dilakukan saat pandemi Covid-19 ini adalah :
1. Rajin menjaga kebersihan
Anjuran pemerintah untuk physical distancing bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Kita tak pernah tahu siapa saja yang telah tersusupi virus ini di dalam tubuhnya. Untuk mereka yang sehat walafiat, bisa jadi tak akan terdampak apapun meskipun ada virus ini bersarang dalam tubuhnya. Namun dia bisa menjadi carrier bagi virus tersebut dan berpotensi menularkannya kepada orang lain yang kondisi tubuhnya jauh lebih lemah.
Oleh sebab itu, kini setiap orang wajib menggunakan masker kemana pun pergi agar tidak terkena percikan cairan dari orang lain yang kemungkinan mengandung virus Covid-19. Menjaga jarak dengan orang lain juga dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terkena percikan tadi.
Selain itu, bagi orang-orang yang terpaksa masih harus keluar rumah, disarankan untuk rajin mencuci tangan dan membersihkan diri ketika kembali di rumah. Virus Covid-19 ini bisa mati ketika terkena sabun dan cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal 70%. CMIIW.
Apabila teman-teman terpaksa harus keluar rumah, jangan lupa gunakan masker dan segera mandi ya ketika pulang. Segera cuci baju yang kita kenakan dari luar rumah tersebut untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Memperbaiki Pola Makan
Menjaga imunitas amat penting untuk menangkal virus Covid-19 masuk ke tubuh kita. Selagi kita sehat, daya tahan tubuh akan melindungi kita dari gempuran virus yang telah menumbangkan jutaan orang di dunia ini.
Jika sebelumnya orang masih santai-santai saja mengonsumsi makanan tidak bergizi yang asal mengenyangkan, kini orang makin sadar untuk memperbaiki pola makan sehari-hari. Orang berlomba-lomba untuk berburu Vitamin C dan Vitamin E untuk menjaga imunitas tubuhnya.
Sumber vitamin yang alami sebenarnya bisa kita dapatkan dari buah-buahan lhooo.. Makanya, gerakan untuk makan sayur dan buah kian gencar. Ada banyak jenis buah yang bisa kita konsumsi untuk menjaga imunitas, seperti Apel Washington, Pear, Sunkist, dan Kurma.
Baca juga : Benarkah Banyak Makan Buah dan Sayur Bikin Kita Tak Kena Corona?
Apalagi sebentar lagi Ramadhan akan tiba, kita harus secara konsisten menjaga kebugaran dengan memberikan asupan makanan yang bergizi ke dalam tubuh. Menyiapkan sumber bahan pangan terbaik untuk keluarga merupakan prioritas.
3. Melakukan Aktivitas Fisik
Gaya hidup modern yang tech savvy membuat orang makin lengket dengan meja dan kursi. Melakukan pekerjaan yang sama selama berjam-jam, berhari-hari hingga bertahun-tahun hanya dengan duduk dan menatap layar komputer dan layar smartphone. Lama kelamaan tubuh akan protes pada gaya hidup yang seperti ini.
Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 ini seakan membuka kesadaran masyarakat, bahwa hidup untuk bekerja saja itu bukanlah hal yang baik. Bekerja sekuat pikiran dan tenaga tanpa diimbangi dengan menyayangi tubuh, akan sia-sia sajalah akhirnya.
Dapet duit banyak, tapi kemudian harus sering keluar masuk rumah sakit akibat penyakit kronis. Duuhh... naudzubillah yaaa.. Semoga saja hal ini tidak terjadi padaku dan teman-teman pembaca blog ini.
Meskipun saat ini bepergian ke pusat kebugaran, lapangan olahraga maupun taman-taman publik tak bisa dilakukan sementara waktu, orang-orang tetap memperhatikan kebutuhan fisik untuk bergerak. Jalan-jalan di sekitar rumah saat pagi hari sangat bagus untuk dilakukan, asalkan tidak dilanjutkan dengan nongkrong rame-rame di warung makan yaaa... Yang ada ntar malah berkerumun dan saling menularkan virus.
4. Meminimalkan Sampah Plastik
Sesuai dengan ide awal diperingatinya Hari Bumi, dimana manusia mulai berpikir lebih serius tentang dampak lingkungan secara global, maka kesadaran untuk mengurangi polusi makin bergaung. Makin banyak orang yang mulai mengubah pola penggunaan barang. Jika tadinya dengan mudah belanja dan mendapatkan kantong plastik secara cuma-cuma, kini orang mulai beralih menggunakan tas belanja yang bisa dicuci dan digunakan terus menerus.
Ketika harus berada di rumah saja, ibundaku tergerak untuk menjahit kain perca yang bertumpuk menjadi tas yang berguna untuk membawa berbagai macam barang. Seperti contoh foto di atas, totebag pink cantik itu merupakan salah satu hal kecil yang bisa dilakukan untuk mengurangi limbah plastik.
Jika biasanya kita belanja sudah otomatis mendapatkan tas plastik dari sang penjual, mulailah membawa tas sendiri ketika berbelanja. Hal kecil namun berdampak besar di masa depan loh.
Selain itu kita juga bisa menggunakan limbah plastik yang sudah ada menjadi berbagai barang bermanfaat. Contohnya botol air mineral, ember bekas cat tembok, helm tak terpakai dan limbah lainnya, bisa banget digunakan sebagai pot tanaman di rumah lhooo...
Tuh kaann.. banyak yang bisa kita lakukan meskipun di rumah saja agar menjaga bumi kita tetap sehat kan?
Ketika memperbincangkan tentang kesehatan, aku jadi ingat pada Sembutopia. Teman-teman sudah tahu apa itu Sembutopia?
Sembutopia merupakan platform yang diinisiasi oleh Bp. Kafi Kurnia, seorang mantan jurnalis yang kini menjadi pakar pemasaran di Indonesia. Beliau secara aktif mengajak masyarakat untuk peduli pada kesehatan. Teman-teman bisa ikuti keseruan aktivitas menjaga kesehatan melalui akun instagram @sembutopia ya, cekidot.
Jadi ingat nih ketika bertemu langsung dengan Bp. Kafi Kurnia, beliau sempat melontarkan keheranan akan rendahnya kepedulian orang pada kesehatan tubuhnya sendiri. Ketika sudah terserang penyakit, baru deh mau berusaha untuk menjaga kesehatan. Itulah kenapa platform yang dibuat Bp. Kafi ini dinamakan Sembutopia. Berawal dari bagaimana menyembuhkan diri, hingga kemudian secara rutin orang mulai tergerak untuk menjaga kesehatan.
Setiap orang berhak untuk sehat. Hal inilah yang kadang tidak disadari oleh banyak orang di muka bumi ini. Oleh karena itu, Sembutopia merumuskan 5 pilar pokok untuk mengedukasi pola hidup sehat, yaitu :
1. HOPE, dibutuhkan harapan untuk sembuh
2. HEAL, melakukan upaya untuk penyembuhan
3. HABITAT, menciptakan lingkungan yang sehat
4. HEALTH, kondisi sehat yang optimum
Kelima pilar pokok tadi menurutku memang tepat sekali kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang saat ini sedang mengalami penyakit tertentu, selain menjalankan ikhtiar pengobatan secara maksimal, menerapkan pola hidup sehat juga penting.
Bagi kita yang saat ini merasa sehat-sehat saja, yuuk jangan abai pada kondisi lingkungan. Tragedi wabah Covid-19 ini memberikan pelajaran penting bagaimana diri kita sendiri lah yang memiliki peran aktif untuk melindungi diri dari terpaan berbagai penyakit yang datang dari luar.
Jika badan kita sehat, tentu saja kebahagiaan hidup bisa kita raih. Yuuk sama-sama kita jaga kesehatan dan kondisi bumi ini agar kebahagiaan maksimal bisa tercapai. Mari berusaha dan berdoa agar Covid-19 segera enyah dari ibunda pertiwi, tempat kita bernaung dan menyandarkan kehidupan.
Stay healthy.. stay happy...
Terlebih lagi pada Januari 1969 terjadi insiden lingkungan yang sangat buruk, yaitu adanya tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California. Senator Nelson berniat menanamkan kesadaran masyarakat, terutama melalui para mahasiswa dan generasi muda, bahwa permasalahan polusi udara dan air ini sudah waktunya untuk diatasi.
Inisiatif Senator Nelson ini membawa dampak positif. Pada 22 April 1970, jutaan orang Amerika turun ke jalanan, menyuarakan aspirasi mereka bahwa kejayaan industri selama 150 tahun lebih yang mereka dapatkan, ternyata berdampak amat buruk terhadap bumi tempat tinggal mereka.
Mulai dari sinilah sejarah Hari Bumi terus bergerak, tak hanya di Amerika Serikat saja. Seluruh dunia pun mulai masuk ke babak baru kehidupan. Kemakmuran dan kekayaan negara yang berdasar pada perkembangan industri kini bukanlah segalanya. Kritisnya kondisi bumi memiliki dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia.
Lalu, kita yang hidup saat ini sudah melakukan apa untuk membantu menjaga kesehatan bumi?
Polusi, Pandemi Covid-19, dan Berbagai Kebiasaan Baik yang Muncul
Meskipun bisa dibilang manusia lah yang menyebabkan bumi menjadi 'sakit', namun kita juga pasti menyadari bahwa manusia itu adalah makhluk pintar yang lekas belajar. Belajar dari pengalaman, belajar dari sejarah, lalu memprosesnya menjadi pola perilaku baru yang digunakan untuk bertahan hidup.
Ya, bertahan hidup di masa pandemi Covid-19 ini bukanlah isapan jempol. Orang Indonesia yang tadinya sesumbar bahwa virus Corona tak bakal bisa masuk Nusantara, kini harus ikut berduka bersama warga negara dari belahan bumi lain. Korban-korban berjatuhan. Baik masyarakat umum maupun tenaga medis mulai bertumbangan terhantam jahatnya Covid-19 dalam merusak pertahanan tubuh.
Detail tentang apa itu Covid-19 dan cara penyebarannya tentu bisa teman-teman gali dari berbagai sumber ya. Bencana global ini meskipun amat memprihatinkan, ternyata membuat manusia belajar dengan cepat untuk mulai melakukan berbagai kebiasaan baik. Baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan, karena pada dasarnya ketika manusia mau menjaga bumi dengan sebaik-baiknya, itu berarti juga memperlakukan dirinya sendiri dengan istimewa.
Beberapa kebiasaan baik yang dilakukan saat pandemi Covid-19 ini adalah :
1. Rajin menjaga kebersihan
Anjuran pemerintah untuk physical distancing bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Kita tak pernah tahu siapa saja yang telah tersusupi virus ini di dalam tubuhnya. Untuk mereka yang sehat walafiat, bisa jadi tak akan terdampak apapun meskipun ada virus ini bersarang dalam tubuhnya. Namun dia bisa menjadi carrier bagi virus tersebut dan berpotensi menularkannya kepada orang lain yang kondisi tubuhnya jauh lebih lemah.
Oleh sebab itu, kini setiap orang wajib menggunakan masker kemana pun pergi agar tidak terkena percikan cairan dari orang lain yang kemungkinan mengandung virus Covid-19. Menjaga jarak dengan orang lain juga dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terkena percikan tadi.
Selain itu, bagi orang-orang yang terpaksa masih harus keluar rumah, disarankan untuk rajin mencuci tangan dan membersihkan diri ketika kembali di rumah. Virus Covid-19 ini bisa mati ketika terkena sabun dan cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal 70%. CMIIW.
Apabila teman-teman terpaksa harus keluar rumah, jangan lupa gunakan masker dan segera mandi ya ketika pulang. Segera cuci baju yang kita kenakan dari luar rumah tersebut untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Memperbaiki Pola Makan
Menjaga imunitas amat penting untuk menangkal virus Covid-19 masuk ke tubuh kita. Selagi kita sehat, daya tahan tubuh akan melindungi kita dari gempuran virus yang telah menumbangkan jutaan orang di dunia ini.
Jika sebelumnya orang masih santai-santai saja mengonsumsi makanan tidak bergizi yang asal mengenyangkan, kini orang makin sadar untuk memperbaiki pola makan sehari-hari. Orang berlomba-lomba untuk berburu Vitamin C dan Vitamin E untuk menjaga imunitas tubuhnya.
Sumber vitamin yang alami sebenarnya bisa kita dapatkan dari buah-buahan lhooo.. Makanya, gerakan untuk makan sayur dan buah kian gencar. Ada banyak jenis buah yang bisa kita konsumsi untuk menjaga imunitas, seperti Apel Washington, Pear, Sunkist, dan Kurma.
Baca juga : Benarkah Banyak Makan Buah dan Sayur Bikin Kita Tak Kena Corona?
Apalagi sebentar lagi Ramadhan akan tiba, kita harus secara konsisten menjaga kebugaran dengan memberikan asupan makanan yang bergizi ke dalam tubuh. Menyiapkan sumber bahan pangan terbaik untuk keluarga merupakan prioritas.
3. Melakukan Aktivitas Fisik
Gaya hidup modern yang tech savvy membuat orang makin lengket dengan meja dan kursi. Melakukan pekerjaan yang sama selama berjam-jam, berhari-hari hingga bertahun-tahun hanya dengan duduk dan menatap layar komputer dan layar smartphone. Lama kelamaan tubuh akan protes pada gaya hidup yang seperti ini.
Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 ini seakan membuka kesadaran masyarakat, bahwa hidup untuk bekerja saja itu bukanlah hal yang baik. Bekerja sekuat pikiran dan tenaga tanpa diimbangi dengan menyayangi tubuh, akan sia-sia sajalah akhirnya.
Dapet duit banyak, tapi kemudian harus sering keluar masuk rumah sakit akibat penyakit kronis. Duuhh... naudzubillah yaaa.. Semoga saja hal ini tidak terjadi padaku dan teman-teman pembaca blog ini.
Meskipun saat ini bepergian ke pusat kebugaran, lapangan olahraga maupun taman-taman publik tak bisa dilakukan sementara waktu, orang-orang tetap memperhatikan kebutuhan fisik untuk bergerak. Jalan-jalan di sekitar rumah saat pagi hari sangat bagus untuk dilakukan, asalkan tidak dilanjutkan dengan nongkrong rame-rame di warung makan yaaa... Yang ada ntar malah berkerumun dan saling menularkan virus.
4. Meminimalkan Sampah Plastik
Sesuai dengan ide awal diperingatinya Hari Bumi, dimana manusia mulai berpikir lebih serius tentang dampak lingkungan secara global, maka kesadaran untuk mengurangi polusi makin bergaung. Makin banyak orang yang mulai mengubah pola penggunaan barang. Jika tadinya dengan mudah belanja dan mendapatkan kantong plastik secara cuma-cuma, kini orang mulai beralih menggunakan tas belanja yang bisa dicuci dan digunakan terus menerus.
Menjahit sendiri limbah kain menjadi totebag yang bisa digunakan membawa belanjaan |
Ketika harus berada di rumah saja, ibundaku tergerak untuk menjahit kain perca yang bertumpuk menjadi tas yang berguna untuk membawa berbagai macam barang. Seperti contoh foto di atas, totebag pink cantik itu merupakan salah satu hal kecil yang bisa dilakukan untuk mengurangi limbah plastik.
Jika biasanya kita belanja sudah otomatis mendapatkan tas plastik dari sang penjual, mulailah membawa tas sendiri ketika berbelanja. Hal kecil namun berdampak besar di masa depan loh.
Selain itu kita juga bisa menggunakan limbah plastik yang sudah ada menjadi berbagai barang bermanfaat. Contohnya botol air mineral, ember bekas cat tembok, helm tak terpakai dan limbah lainnya, bisa banget digunakan sebagai pot tanaman di rumah lhooo...
Tuh kaann.. banyak yang bisa kita lakukan meskipun di rumah saja agar menjaga bumi kita tetap sehat kan?
Sembutopia dan Ajakan untuk Menyembuhkan Diri dan Lingkungan
Ketika memperbincangkan tentang kesehatan, aku jadi ingat pada Sembutopia. Teman-teman sudah tahu apa itu Sembutopia?
Sembutopia merupakan platform yang diinisiasi oleh Bp. Kafi Kurnia, seorang mantan jurnalis yang kini menjadi pakar pemasaran di Indonesia. Beliau secara aktif mengajak masyarakat untuk peduli pada kesehatan. Teman-teman bisa ikuti keseruan aktivitas menjaga kesehatan melalui akun instagram @sembutopia ya, cekidot.
Jadi ingat nih ketika bertemu langsung dengan Bp. Kafi Kurnia, beliau sempat melontarkan keheranan akan rendahnya kepedulian orang pada kesehatan tubuhnya sendiri. Ketika sudah terserang penyakit, baru deh mau berusaha untuk menjaga kesehatan. Itulah kenapa platform yang dibuat Bp. Kafi ini dinamakan Sembutopia. Berawal dari bagaimana menyembuhkan diri, hingga kemudian secara rutin orang mulai tergerak untuk menjaga kesehatan.
Setiap orang berhak untuk sehat. Hal inilah yang kadang tidak disadari oleh banyak orang di muka bumi ini. Oleh karena itu, Sembutopia merumuskan 5 pilar pokok untuk mengedukasi pola hidup sehat, yaitu :
1. HOPE, dibutuhkan harapan untuk sembuh
2. HEAL, melakukan upaya untuk penyembuhan
3. HABITAT, menciptakan lingkungan yang sehat
4. HEALTH, kondisi sehat yang optimum
5. HAPPINESS, tingkat kebahagiaan setelah pencapaian kondisi optimum
Kelima pilar pokok tadi menurutku memang tepat sekali kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang saat ini sedang mengalami penyakit tertentu, selain menjalankan ikhtiar pengobatan secara maksimal, menerapkan pola hidup sehat juga penting.
Bagi kita yang saat ini merasa sehat-sehat saja, yuuk jangan abai pada kondisi lingkungan. Tragedi wabah Covid-19 ini memberikan pelajaran penting bagaimana diri kita sendiri lah yang memiliki peran aktif untuk melindungi diri dari terpaan berbagai penyakit yang datang dari luar.
Jika badan kita sehat, tentu saja kebahagiaan hidup bisa kita raih. Yuuk sama-sama kita jaga kesehatan dan kondisi bumi ini agar kebahagiaan maksimal bisa tercapai. Mari berusaha dan berdoa agar Covid-19 segera enyah dari ibunda pertiwi, tempat kita bernaung dan menyandarkan kehidupan.
Stay healthy.. stay happy...
Stay healthy and happy wherever you are. Bumi memang perlu selalu dijaga yaa mba.. Ngga bisa kita seenaknya mengurah segala kekayaannya lalu mencampakkanya begitu saja. AKu baru dengar istilah sembutopia..it's a good one!
BalasHapusDwngan kepedulian kita bisa membaw banyak perbaikan ya mba Un. Dan 5 pular prinsip yang dianut Sembutopia juga membantu bangeeet
HapusSaya yang masih mager itu poin 3. Xixixi.. padahal sebelum psbb mah rajin sehari sekali senam tipis2. Sekarang malah males.. duuh.. ayo ah semangat masuk bulan ramadhan di galakkan lagi
BalasHapusRumusan Sembutopia 5 pilar pokok yang familiar, cuma butuh kesadaran lebih untuk mempraktekannya ya. Semoga bumi kita ini tetep terawat, mulai dari hal kecil saja sesuai dengan mampunya diri.
BalasHapusbaca kata sembutopia kok malah ingatan saya langsung nyantol ke utopia yaaa :D. Semoga bumi yang bersih dan sehat bukan utopia. Setidaknya, mulai dari lingkungan kecil kita..
BalasHapusLima pilar pokok ala Sembutopia ini BENER BANGET ya Mak.
BalasHapusMemang kita harus berkontribusi penuh untuk menjaga bumi.
cintai planet ini ya
Nice reminder. Salah satu poin yang patut disyukuri dari pandemi adalah bumi kita jadi punya waktu untuk memulihkan diri
BalasHapusMungkin bumi memang sudah betul-betul lelah ya, Mbak. Udah tua, udah pengin istirahat sejenak. Bayangin aja setiap hari mobilitas manusia luar biasa. Emang ini saatnya diam sejenak agar bumi memiliki kesempatan memulihkan diri;;
BalasHapusSejak wabah ini aku jadi rajin berjemur dan yoga tiap hari dong, Mak. Walau yoganya masih cetek hahaha. Bener ini, manusia itu cepet belajar setelah dapat masalah. Semoga setelah wabah ini makin banyak yang peduli kesehatan, care sama sesama dan cinta lingkungan
BalasHapusJaga diri, jaga bumi ... in syaa Allah semakin berlipat hikmah dari pandemi ini ya Mbak Uniek.
BalasHapusPandemi ini memang memaksa kita untuk slow down dulu. Di beberapa tempat sudah mulai keliatan jadi lebih bersih, apalagi tempat wisata di Venice. Tapi di sisi lain, wfh membuat sampah rumahan jadi lebih banyak juga, harus makin rajin lagi kelola sampah ni.
BalasHapusInsyaAllah udah berusaha meminimalisir plastik. Di rumah jg kalau ada sampah plastik langsung dipisahkan buat dikasi ke pemulung. Meski kelihatannya kecil dan sepele, misahin sampah doank moga saja membantu mengurangi sampah di bumi ini
BalasHapusKalau mau jujur, covid ini berdampal baik ya untuk lingkungan. Sekarang sering lihat langit bersih berwarna biru cerah. Yah, kita harus introspeksi bisa jadi covid ini sebagai teguran agar kita lebih ramah kepada alam. Kebiasaan hidup sehat dan minim sampah harus kita lanjutkan...
BalasHapusBack to basic, back to sunnah rasulullah ya mba, jaga bumi ini dengan hidup bersih, jaga makan
BalasHapusSetuju banget di bagian ini:
BalasHapus"... tragedi wabah Covid-19 ini memberikan pelajaran penting bagaimana diri kita sendiri lah yang memiliki peran aktif untuk melindungi diri dari terpaan berbagai penyakit yang datang dari luar!"
YES. Diri kita sendirilah yang punya peran aktif!
Aku suka tas hasil karya Uti Hana, bagus dan detil pengerjaannya. Sayang belum bisa dipamerkan, nggak kemana-mana dulu.
BalasHapusSedih ya mbak dengan kondisi sekarang, meski ternyata ada banyak hikmahnya dengan adanya covid ini.Oang jadi lebih peduli dengan kebersihan diri dan lingkungan
Sampah plastikku banyak sekarang dah mulai ke tempat pengumpulan sampah plastik. Lumayan seh skrg juga dah hampir ga pernah belanja pakai plastik biar bumi tambah sayang sama aku
BalasHapusKemarin dipanggil tetangga aku, ka Uniek...hanya untuk memberi tahu meisahkan sampah. Hihii...alhamdulillah, kami suda melakukannya dan berbelanja juga bawa tas sendiri utnuk menghemat penggunaan plastik.
BalasHapuspada hari bumi kali ini, bumi rupanya tengah bebersih diri. semoga usai pandemi ini, bumi kita jadi makin berseri :)
BalasHapusDisaat sekarang ini memang wajib banget jaga kesehatan fisik dan mental mbak. 5 pilar pokoknya jadi reminder buat kita semua ya, semoga bumi bisa segera sembuh dari pandemi ini dengan semua usaha dan doa yang kita panjatkan. Aamiin.
BalasHapuswah banyak ya sebnarnya yang bisa kita lakukan utk menjaga bumi.. tetep. semangat.. Semoga bumi juga cepat pulih dengan adanya pandemi ini ya mbak.
BalasHapusDitengah pandemi ini hampir lupa sama hari bumi. Semoga bumi menjadi lebih sehat dengan berkurangnya polusi dari kendaraan bermotor ya mbak.. aamiin
BalasHapusKalo bicara memulihkan bumi, iya mba bener bumi istirahat, tapi bicara kau, ya ngak istirahat, hahaha, masak aja bisa berkali-kali kan, untung skearang puasa,
BalasHapusIya beneran mba harus mulai nih dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini. Sedikit demi sedikit saya mulai mencoba ke arah lebih baik..
BalasHapussampah masih menjadi problem kita, maka kalo kita sayang bumi kita jangan membuang sampah sembarangan
BalasHapusHari bumi mengingatkanku kalau produksi sampahku masih banyaaak. Kadang waktu belanja udah bawa tas sendiri eh penjualnya tetap kasih plastik. Udah ku tolak tapi dianya keukeuh ... yawes nambah lagi stok plastik
BalasHapusBanyak hal yang bisa dilakukan untuk Bumi ini, dan enaknya adalah dimulai dari diri sendiri. Apa yang kita konsumsi, kita pakai, dan sering berinteraksi dengan kita. Sederhana saja ya ... ^_^
BalasHapusHikmah dibalik Covid-19, udara di Bumi jadi terasa lebih segar, walaupun mau nafas di tempat umum agak sedikit deg2an :D
BalasHapusAq sekarang lagi fokus pakai tas bahan kain teh.. biar ndak kebanyakan kresek.. soalnya udah tahu kalau plastik bakal jadi masalah buat bumi kita..
BalasHapusAku baru tahu tentang 5 pilar Sembutopia ini.
BalasHapusAku ulangi lagi, buat afirmasi positif.
1. HOPE, dibutuhkan harapan untuk sembuh
2. HEAL, melakukan upaya untuk penyembuhan
3. HABITAT, menciptakan lingkungan yang sehat
4. HEALTH, kondisi sehat yang optimum
5. HAPPINESS, tingkat kebahagiaan setelah pencapaian kondisi optimum
... dan sepertinya corona bisa sedikit membantu ya, meski bukan ini jalan terbaik untuk mengatasi masalah bumi.
Setiap orang harus ikhtiar supaya sehat disaat pandemi seperti ini. Semuanya stop dulu. Di Sisi lain, manusia stop kegiatan Ada bagus nya. Bumi self healing polusi berkurang
BalasHapusSetuju banget sama 5 pilarnya sembutopia :") dan point soal meminimalisir sampah plastik ini penting banget mba, sampahnya ga terurai harus bener bener diet plsatik
BalasHapusSelamat hari Bumi...
BalasHapusSetuju banget sama 5 pilar Sebutopia ini...
Yuk jaga bumi bareng-bareng
Alhamdulillah selama Di rumah aja ini aku jadi rajin workout, mayan lah ada gerak2 dikit. Trus kalo kemana-mana aku juga udah bawa kantung sendiri.
BalasHapusibunya pandai menjahit yaaa. kalau mama saya sukanya bikin baju. nah sisa2 kainnya saya pakai buat isian boneka tangan, wkwkw. masih acak2an sih belum rapi jahitanya
BalasHapusAdanya pandemi tentu ada hubungannya dengan kesehatan bumi. Semoga bumi lekas sembuh dan kita sebagai manusia semakin sadar dan tetap sehat.
BalasHapusKabarnya, sampah memang berkurang sejak WFH dan SFH lho. Apa karena sudah sedikit pedagang makanan dan ibu-ibu jadi rajin masak di rumah? Makan di rumah kan pake piring, bisa dicuci lagi. jadi meminimalisir sampah.
BalasHapusSemenjak pendemi, masyarakat lebih melek kesehatan, ya. Nggak hanya secara teori, mulai dipraktekkan juga di keseharian. Semoga setelah pandemi ini berlalu, hidup sehat senantiasa menjadi pilihan
BalasHapusbanyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga bumi ya mbak, semoga bumi saat ini bisa segera sembuh dan kembali normal, amiiin
BalasHapusTulisan yang keren dan mencerahkan Ibu Uniek. Selain efek negatifnya, ternyata pandemi corona ini juga membawa efek positif bagi ozon. Sehat dan sukses selalu Ibu Uniek
BalasHapusBaru tahu soal sembutopia, pengetahuan baru.
BalasHapus