Masih teringat hingga kini ketika pertama kali aku membaca kisah bayi yang
baru berusia 1 bulan meninggal dengan vonis terkena pneumonia berat. Saat
mencoba membaca lagi kasus tersebut, yang terjadi di tahun 2017, didapatkan
fakta bahwa bayi tersebut saat acara aqiqah terkena asap rokok dari salah
seorang tamu undangan.
Duuh… nyeseknya kayak apa tuh ya orangtuanya.
Padahal sang ayah mungkin saja sudah menjaga anaknya dengan baik-baik. Eh
hanya gara-gara acara yang tak berlangsung lama itu, bayinya terpaksa harus
menghirup udara yang sudah terkontaminasi asap rokok.
Membaca kembali
liputan berita masa lalu itu ternyata masih sama perihnya. Persis sama dengan
ketika pertama kali membacanya di tahun 2017. Jikalau saja menangis
tersedu-sedu ketika membaca berita itu tak menarik perhatian, maka aku akan
dengan sepenuh hati melakukannya.
Jatah hidup manusia di dunia
memang sudah takdir Ilahi. Namun menjaga kesehatan merupakan ikhtiar yang
termasuk di dalam takdir tadi, termasuk di dalamnya menjaga kesehatan
anak-anak. Para bocah ini merupakan generasi penerus yang harus disiapkan
ketahanan fisik dan mentalnya.
Pneumonia dan Penyebabnya
Mungkin
masih banyak yang bertanya-tanya apa sebenarnya yang dimaksud dengan
pneumonia. Lalu mengapa penyakit tersebut bisa sangat membahayakan, terutama
pada anak-anak seperti yang sudah disebutkan di awal tadi?
Pneumonia
adalah radang pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, ataupun jamur. Umumnya, pneumonia
terjadi saat kuman yang masuk ke dalam saluran pernapasan, mengalahkan sistem
kekebalan tubuh dan akhirnya menyebabkan infeksi.
Agar lebih mudah
memahami, bisa dilihat ilustrasi kondisi paru-paru yang mengalami infeksi di
bawah ini :
sumber : materi webinar Hari Peringatan Pneumonia 2020 |
Paru-paru yang seharusnya bersih dan
dipenuhi oksigen, menjadi terkontaminasi oleh kuman, bakteri ataupun jamur.
Terjadilah infeksi pada paru-paru tersebut yang mengakibatkan munculnya cairan
atau nanah di dalam paru-paru.
Jika kita melihat dari kuman penyebabnya,
maka pneumonia bisa digolongkan ke dalam 3 jenis, yaitu:
Terlihat
dari jenis yang pertama, ada beberapa bakteri yang bisa menyebabkan pneumonia
(sumber : alodokter.com). Selain itu, masih ada beberapa bakteri lainnya yang
juga menyebabkan pneumonia, biasanya dengan gejala lebih ringan, yaitu
Mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae, dan Legionella
pneumophila.
Secara umum pneumonia karena virus menimbulkan gejala yang
lebih ringan dan lebih singkat daripada pneumonia karena bakteri. Namun, ada
juga pneumonia akibat virus yang bisa memburuk dengan cepat, misalnya infeksi
virus COVID-19.
Sedangkan pneumonia yang disebabkan oleh jamur lebih
sering menyerang orang dengan penyakit kronis atau orang dengan sistem imun
yang lemah.
Hiks, sungguh pilu ya ketika melihat ilustrasi
tentang pneumonia dan berbagai penyebabnya di atas. Apalagi jika melihat
kenyataan di lapangan, masih minim pengetahuan masyarakat tentang pneumonia
dan faktor pencetusnya ini.
Hari Pneumonia Dunia 2020
Semua
orang bisa saja terkena pneumonia, namun ada beberapa jenis orang yang
memiliki resiko lebih tinggi terserang pneumonia, yaitu:
- Bayi atau anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun
- Orang lanjut usia (berusia di atas 65 tahun)
- Perokok, pecandu alkohol, dan pengguna narkoba
- Penderita penyakit paru dan saluran pernapasan, seperti asma atau penyakitparu obstruktif kronis (PPOK)
- Pasien di rumah sakit, terutama pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator
- Orang dengan sistem imun yang lemah, misalnya penderita HIV, penderita diabetes, orang yang menjalani kemoterapi, atau penerima transplantasi organ
Terkait dengan
serangan pneumonia pada anak-anak, masih banyak fakta menyedihkan yang terjadi
di dalam masyarakat. Buruknya gizi dan kondisi lingkungan yang kurang bersih
ternyata turut mengambil peran pada tingginya tingkat kematian balita akibat
pneumonia.
Mengikuti webinar Peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020 |
Hal ini diungkapkan pada saat webinar Peringatan
Hari Pneumonia Dunia tahun 2020 yang dilaksanakan pada tanggal 12 November
2020, bersamaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Bersama dengan para
blogger, ibu-ibu PKK dari berbagai wilayah, orangtua penyintas pneumonia,
artis dan juga para pejabat terkait, aku mendapatkan berbagai temuan yang
signifikan terkait penyebab pneumonia yang bersumber dari minimnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit itu sendiri.
Senang rasanya ketika mengetahui
tingginya kepedulian kementerian terkait dalam menyebarkan informasi tentang
pneumonia ini. Hadir pada webinar tersebut para pejabat penting berikut:
- Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin (ibu Wapres RI)
- Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI (Menteri Kesehatan)
- Ibu I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si. (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
- Ibu Selina Patta Sumbung (CEO Save the Children Indonesia)
- Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), M.Si. (dokter spesialis anak)
- Para ibu ketua Tim Penggerak PKK dari berbagai provinsi (Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumba Barat, Jawa Barat)
Hadir juga 3 orang artis yang
tentunya sudah kita kenal semua, yaitu Atiqah Hasiholan dan pasangan suami
istri Surya Saputra-Cinthya Lamusu. Bukan tanpa alasan ketiga artis ini
dihadirkan.
Mereka memiliki kepedulian pada kesehatan anak, terutama pasangan
Surya-Cinthya yang memiliki anak kembar yang terlahir secara prematur. Kondisi
fisik anak lahir prematur tentu membutuhkan perhatian khusus. Ada beberapa
organ yang masih lemah dan rawan terserang bakteri maupun virus.
Beberapa
orangtua dari penyintas pneumonia juga dihadirkan pada acara webinar ini.
Rata-rata penyebab pneumonia pada anak mereka adalah paparan polusi udara yang
disebabkan oleh asap rokok. Itu menurut pengamatan pada saat webinar dan video
yang berisi pernyataan dari para orangtua tersebut.
Tuh kan, sedih banget
deh jika orang dewasa tak memahami pentingnya lingkungan yang bersih, termasuk
bebas polusi asap rokok demi kesehatan putra-putri mereka.
sumber : materi webinar |
Langkah-langkah
yang bisa dilakukan untuk mencegah pneumonia yaitu:
- Menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari paparan bakteri, virus maupun jamur yang ada di sekeliling kita.
- Menciptakan situasi rumah dengan sirkulasi udara yang baik. Rumah yang terlalu lembab juga memicu berbagai penyakit paru-paru.
- Membekali anak dengan imunisasi yang lengkap seperti MR, DPT, HiB
- STOP MEROKOK. Mengapa kutulis dengan huruf besar seperti ini? Faktor yang satu ini merupakan salah satu penyebab pneumonia yang paling menjengkelkan. Jika faktor lainnya bisa terjadi karena faktor lingkungan dan keterbatasan ekonomi, penyebab yang satu ini benar-benar membuktikan KETIDAKPEDULIAN pada kesehatan anak. Bahkan asap dengan segala residu yang tertinggal di baju orangtua pun bisa menjadi pencetus penyakit pada anak. Apalagi ketika sang bapak ataupun ibu merokok di dalam rumah, asapnya mengenai anak-anak. Duuuh…entahlah harus sedih atau marah kalau begini.
Semoga siapa
saja yang membaca artikel ini bisa turut serta menyebarkannya agar makin
banyak orang yang peduli terhadap upaya pencegahan pneumonia pada anak. Tau
nggak, lebih dari 800.000 balita setiap tahun di dunia atau lebih dari 2.000
per hari meninggal akibat pneumonia loh. Angka ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan penyebab kematian balita akibat penyakit lain seperti
diare dan malaria.
Mari bersama-sama kita hilangkan ‘prestasi’ buruk
Indonesia yang memiliki angka kematian balita cukup tinggi gara-gara
pneumonia. Yuk kita ingat jargon STOP Pneumonia yang disampaikan di awal acara oleh Ibu Wakil Presiden Republik Indonesia ini :
Tidak sulit kan? Hanya butuh kepedulian untuk turut serta menyumbangkan andil dalam mengatasi pneumonia. Kita semua bisa.
--------------------------
Sumber
bacaan :
- https://id.theasianparent.com/bayi-meninggal-karena-rokok
- Materi webinar Hari Pneumonia Dunia 2020 yang diselenggarakan oleh IIDN dan Save The Children
- https://www.alodokter.com/pneumonia/penyebab
Alhamdulillah anakku Asi eksklusif semua, tuntas imunisasi juga sebagai upaya pencegahan pneumonia, gak kebayang jika munculnya cairan atau nanah di dalam paru-paru akibat virus dan bakteri.
BalasHapusAlm. papaku anfal pertama karena pneumonia, tapi meninggalnya karena serangan jantung. Sempat 2 hari di ICU untuk sedot cairan yang ada di paru2nya.
BalasHapusSedih banget semakin banyak orang yg terkena sakit ini. Bukan hanya orang dewasa tapi anak kecil juga, huhuhu.
semoga setiap tahun semakin sedikit ya penderitanya
Sedih campur marah deh kalau liat orang tua pd santai gitu merokok depan anak-anak. Semoga banyak orang yang aware dengan bahaya pneumonia dan angka kematian semakin berkurang aamiin
BalasHapusDUh, ngeriii banget ya pneumonia ini.
BalasHapusapalagi banyak masyarakat yg awam banget seputar serba/i pneumonia.
semogaaaa dgn artikel seperti yg mba posting ini, bisa membuka wawasan banyak orang
jadinya kita bisa melawan pneumonia!
Seluruh anggota keluarga harus tau tentang penyakit ini, ya. Apalagi yang rentan terkena Pneunomia ada di usia yang imunnya juga lemah.
BalasHapusSwmoga semakin bnayak orang yang sadar gizi dan kesehatan sehingga angka penderita pneumonia bisa berkurang...
BalasHapusKita semua bisa.
Setiap anggota keluarga harus saling peduli tentang kesehatan satu sama lain, termasuk dengan kebiasaan merokok yg tidak boleh disembarang tempat. Kasihan paru-paru bayi dan usia lanjut yg rentan terhadap pneumonia.
BalasHapusSemoga anak-anak terhindar dr pemicu penyakit ini.
Butuh kepedulian dari kita semua yah mbaaak,
BalasHapusPerokok harus sadar diri dan kita pun harus mulai berani menegur gak usah pake sungkan atau merasa gak enak hati, karena memang sudah terbukti sangat membahayakan yah
Semoga sebagai orangtua kita lebih awas sehingga bisa mencegah terjadinya pneumonia pada anak. Jangan lupa tetap jaga kesehatan diri sendiri. Makanan makanan sehat dan jauh-jauh dari asap rokok
BalasHapusEmang wajib banget untuk kita sebagai orang tua menjaga dan sadar pentingnya kesehatan anak ya kak. Apalagi tuh bapak bapak yg masih ngrokok ku sebel banget ih
BalasHapusAlhamdulillah jadi bertambah pengetahuan tentang penyakit pneumonia ini. sedih kalau anak anak terkena penyakit ini karena jika pengobatannya tidak tuntas bisa kambuh juga yaa nantinya. jadi penting disiplin mencegah daripada mengobati
BalasHapusDuh ternyata ada beragam penyebab pneumonia ini ya.. Terima aksih sudah berbagi materi webinar ini Dik, jadi ikut tahu dan waspada thdp pneumonia dan penyebabnya
BalasHapusPneumonia ini harus menjadi tanggung jawab bersama ya, biar semua juga peduli kesehatan orang sekitar, jangan mau menang sendiri aja karena akan berdampak pada orang lain.
BalasHapusmiris banget itu anak balita terkena pneumonia padahal mereka gak tahu apa-apa, belum bisa menghindari paparan asap itu :(
semoga dengan adanya peringatan hari Pneumonia ini semakin banyak yang sadar akan bahaya pneumonia ini khususnya bagi anak-anak :(
Semoga dengan banyaknya edukasi tentang campaign Pneumonia ini semakin banyak orang yang aware terhadap penyakit ini...
BalasHapusAku masih awam lho mbak dengan penyakit ini. Ngeri banget kalau anak-anak sudah terkena pneumonia. Sebaiknya sejak kecil dikasih ASI eksklusif ya biar daya tahan tubuhnya kuat. Apalagi kalau ayahnya seorang perokok🙈
BalasHapusbanyak yang belum aware banget sama pneumonia ya mbak, jangankan penyakit ini, kayaknya mencegah bapak2 merokok di depan anak2 aja susah banget kayaknya :(
BalasHapusBocilku pernah terkena pneumoni, sampai menyebabkan ia demam tinggi dan berujung kejang demam. Sedih banget pas ini. Tp ad hikmahnya juga, suami jadi berhenti merokok total sejak bocil mengalami pneumoni. Alhamdulillah. Yuk semangat mencegah pneumoni menghampiri si kecil.
BalasHapusYa Allah semoga aku bisa jadi orangtua yang baik dan benar. Menjalankan segala hal termasuk stop pneumonia. Aku benci kalau liat pekrokok yang nggak tau tempat gitu soalnya mba.
BalasHapusmeskipun dinyatakan sembuh tapi efeknya masih terasa seperti kurang nyaman saat berjalan atau berlari cepat, mudah ngos-ngosan, kasiann anak-anak yang menderita ini.
BalasHapusMakanya ak gak abis pikir kalo org dewasa bandel ngerokok di dekat anak-anak, kasian anak-anak kalo udah kena pneumonia
BalasHapusAnak teman saya juga ada mba yang meninggal karena pneumonia. Masih bayi sekitar 2 bulan. Ikut sedih deh
BalasHapusputriku yang nomor dua dulu sempat kena pneumonia juga. sedih bagnet rasanya khawatir juga tapi alhamdulillah sudah sembuh
BalasHapusPneumonia ini sepintas gejalanya mirip covid19 ya. Harus aware banget apalagi yang punya anak anak
BalasHapusKu pikir dulu pneumonia tu cuma dr udara kotor atau ada yang merokok di sekitar kita, tapi ternyata ada pula karena jamur, juga virus, bahkan virus corona juga bisa berpotensi bikin anak mengalami komplikasi pneumonia ya mbak :(
BalasHapusApa bisa sembuh total setelah menjalani masa pengobatan untuk penderita pneumonia ini?
BalasHapusKhawatir pasti...sebagai orangtua.
Apalagi anaknya masih bayi.
We really have to know all The symptoms and the details about how to combat pneumonia. It is dangerous if you don’t take precautions measures on this
BalasHapusDuh, d lingkungan sekitar tempat tinggalku masih ada nih anak-anak pneumonia. Sedih deh. Aware dari masyarakat masih kurang. Bahkan ayah anaknya merokok. Miris banget. Semoga dengan sosialisasi dari teman-teman blogger seperti ini bisa meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian masyarakat terhadap anak pneumonia.
BalasHapussedih banget kalo ngeliat anak yang kena pneumonia ini, semoga info dan ilmu ini bisa tersebar dan tersampaikan kepada masyarakat ya mbak
BalasHapus