Bangga jadi orang Indonesia dan bijak bermedia sosial, apa hubungannya?
Saat membaca rangkaian kalimat di atas, tentu akan muncul sejumlah pertanyaan. Bagaimana bisa penggunaan media sosial membuktikan bahwa kita bangga menjadi orang Indonesia?
Bukan tanpa alasan ketika akhirnya tema Proud to be Indonesian mengemuka dan menjadi bahasan pada acara gathering netizen bersama MPR RI di Semarang pada tanggal 9 Oktober 2021 yang lalu. Berasa gemes deh ketika scrolling media sosial dan menemukan betapa masih ada orang yang sering menghujat bangsanya sendiri.
Berbagai ketidakpuasan pada penyelenggara negara dilontarkan yang kadang-kadang dilakukan tanpa pemahaman yang memadai. Kritik dan saran tentu saja tidak dilarang, namun jika sudah mengarah pada penghasutan dan ujaran kebencian, wadidaaww... ini sudah tidak sehat.
Bukankah kita tinggal, menempuh pendidikan dan mencari rejeki dari bumi Indonesia tercinta ini? Lalu apa saja yang sudah kita lakukan untuk negara selain hujat sana-sini dan meremehkan negara sendiri?
Bijak Bermedia Sosial
Penggunaan gawai untuk berbagai keperluan di jaman sekarang memang sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Ibaratnya ya, anak sekarang tuh baru lahir ceprot udah pegang gadget. Generasi Z sangat menguasai penggunaan gawai yang canggih sejak dini.
Kemajuan teknologi dan kepintaran manusia ini sebaiknya diimbangi dengan pondasi yang kuat dari dalam diri. Mulai dari mencari informasi hingga mengunggah sesuatu di dunia maya, harus tahu rambu-rambunya. Etika bermedia sosial dan kesantuan khas orang Indonesia harus selalu dijaga.
Beberapa etika menggunakan media sosial yang harus diperhatikan bisa dilihat dari infografis berikut ini:
Apakah kita sudah memperhatikan etika bermedia sosial di atas?
Jika masih merasa belum benar, tidak masalah. Kita punya kesempatan untuk memperbaiki diri. Berbagi informasi tentang etika bermedia sosial tadi juga harus kita lakukan ke orang lain, terutama orangtua yang sudah punya putra-putri sebagai pengguna aktif media sosial.
Tidak hanya anak-anak, setiap orang punya kecenderungan untuk berkeluh kesah dan melontarkan umpatan. Penting banget untuk mengendalikan hal ini, terutama ketika berada di media sosial. Rekam jejak digital tak pernah kita tahu efeknya di masa depan. Saat seseorang sudah menyimpan rekam layar dari postingan yang nantinya kita hapus gara-gara kontennya melanggar etika, maka minta maaf berjuta kali pun sudah tak berguna lagi.
Bangga sebagai Orang Indonesia
Media sosial bisa menjadi sarana hiburan, informasi, pengetahuan dan banyak hal baik lainnya. Untuk itulah kita sebaiknya mengunggah berbagai hal positif saja, baik tentang diri kita pribadi maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan bernegara.
Apalagi kita tinggal di Indonesia, negara dengan kekayaan alam dan budaya yang tiada habisnya. Bahan postingan yang everlasting lho ini. Kita bisa mengunggah banyak hal di akun media sosial yang kita miliki dengan content yang penuh kecintaan pada negara sendiri.
Alhamdulillah... bersyukur banget semangat memupuk kecintaan pada bangsa melalui media sosial ini mendapat dukungan dari lembaga negara. Netizen Semarang kedatangan salah satu lembaga negara, MPR, yang berkunjung ke Kota Lunpia untuk menguatkan semangat kebangsaan.
Hadir pada gathering kali ini Ibu Siti Fauziah, S.E, M.M (Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi Sekjen MPR RI) dan Bp. Budi Muliawan, S.H, M.H. (Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekjen MPR RI). Beliau berdua secara interaktif dan dengan bahasa yang mudah dimengerti, sedikit membahas tentang 4 Pilar MPR RI yang ada kaitannya dengan kebanggaan kita sebagai orang Indonesia.
Keempat Pilar MPR RI tersebut adalah:
- Pancasila
- UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
- NKRI
- Bhinneka Tunggal Ika
Coba yang anak jaman sekarang, terutama yang Generasi Z kelahiran tahun 90an apakah pernah mengetahui tentang 4 Pilar MPR RI ini? MPR itu apa sih?
Daya imajinasi dan proses kreatif anak sekarang memang tak diragukan lagi. Sebagai pengimbang dari revolusi teknologi yang telah dikuasai tersebut, ada baiknya juga sejak dini anak dikenalkan dengan karakter bangsa sesuai dengan 4 pilar yang diusung oleh MPR RI, salah satu lembaga negara.
Sudah selayaknya kita bangga menjadi bangsa Indonesia. Dari awal terbentuknya negara sudah layak dibanggakan lho. Indonesia merdeka dengan langkah yang berdarah-darah, penuh perjuangan dari para pahlawan yang saat itu gugur berjuang demi negara. Kemerdekaan yang dicapai oleh Indonesia bukan pemberian.
Jadi jelas sudah kalau bangsa Indonesia tuh termasuk bangsa pejuang, dari sejak jaman mencapai kemerdekaan hingga kini ketika kita sedang dirundung pandemi. Semua bergotong-royong, saling membantu untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang luar biasa dahsyat.
Indonesia memiliki wilayah yang luas sekali dengan lebih dari dua ratus juta penduduk. Ketika harus menghadapi pandemi, tentu saja kondisinya bakalan beda banget dengan negara kecil yang penduduknya hanya sekitar sepuluh persen dari Indonesia. Dukungan masyarakat, termasuk netizen dalam mempererat kesatuan sangat penting.
Yang bisa dilakukan oleh netizen bijak salah satunya dengan mengunggah konten positif terkait hal tersebut. Misal harus bagaimana membantu tetangga yang sedang isolasi mandiri, ikut menyebarluaskan informasi vaksin di berbagai daerah, bila perlu ikut berpartisipasi dalam gerakan berbagi yang makin banyak dilakukan masyarakat untuk membantu saudara setanah air yang sedang kesulitan.
Ah sulit bikin content kayak gitu... Adakah yang berpendapat begini?
Jika sekiranya dianggap terlalu berat, yuk gunakan media sosial yang kita punya untuk berbagi hal menarik lain, misalnya keindahan alam Indonesia. Baik yang rajin piknik ataupun enggak, di sekitar kita selalu ada banyak hal bagus yang bisa dibagikan. Bisa berupa tempat wisata, taman kota, semangat kerja bakti, makanan tradisional, kebiasaan atau adat tertentu, dan masih banyak lagi.
Perjalanan tersebut kulakukan tak sekadar untuk koleksi foto saja, namun kisah-kisah yang ada di balik berbagai tempat tersebut yang paling kusukai. Misal nih ketika berkunjung ke Kampung Kapitan yang ada di Palembang, dengan suka cita kuceritakan di caption postingan instagram sejarah berdirinya kampung tersebut. Harapannya sih ada yang baca caption-nya, mendapatkan value lebih dengan pengetahuan baru tersebut, dan tidak sekadar meninggalkan komentar : nice pic, sis. 😂
Tak jarang dari rentetan posting di media sosial itu, ada yang menanyakan hal-hal terkait detail perjalanan. Lalu kemudian si penanya akan melakukan perjalanan yang sama karena tertarik dengan postingan di akun medsosku tersebut. Senang sekali ketika ada reaksi positif dari teman maya begini.
Content is King, but context is king-maker.~ @texavi1 on twitter
Selama ini kita tahu quote yang dilontarkan oleh Bill Gates yang berbunyi : content is king. Hal ini diamini oleh banyak pihak, terutama para pembuat content yang menghasilkan karya dengan ide-ide kreatif.
Salah satu hal yang tak bisa dilupakan dari content yang dibuat adalah seberapa berpengaruh content tersebut bagi pembaca atau penontonnya. Kesadaran tentang hal ini amat berguna untuk meraih keterikatan kita dengan pengikut di media sosial.
Suatu langkah yang sangat luar biasa ditempuh oleh MPR RI terkait dengan content yang ada di akun media sosial @mprgoid. Secara terbuka dan legawa, MPR mempersilakan semua peserta gathering untuk menyampaikan kritikan dan masukan terhadap akun instagram yang mereka miliki.
Berbagai masukan dilontarkan oleh para blogger yang hadir. Rata-rata menyampaikan tentang bahasa yang masih terlalu kaku, format postingan yang kurang kreatif dan minimnya interaksi yang dilakukan admin medsos @mprgoid dengan para komentator. Padahal konsistensi admin dalam mengunggah materi di instagram sudah bagus. Ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan di sini.
Pengetahuan terkait kelembagaan dan karakter bangsa yang berusaha disampaikan MPR RI tidak hanya untuk satu golongan saja. Bakalan jauh lebih bagus dan bermanfaat jangka panjang ketika content yang ada di dalam akun tersebut bisa menjangkau audiens dari lintas generasi.
Terutama generasi muda yang masuk ke Gen Z ya, yang bakalan cepat skip suatu postingan ketika dirasa content yang ditampilkan itu kurang menarik. Terkait menarik ataupun kurang menarik ini tentu saja harus ditemukan parameternya melalui analisis trending topic.
Nah loh, bermedia sosial ternyata tak sekadar posting aja kan yaaa... 😉
Selain berdiskusi dan memberikan masukan ini, semua peserta gathering bekerja sama dalam pembuatan video yang sesuai dengan tema Proud to be Indonesian. Sejak awal peserta terkumpul, sudah terjalin koordinasi yang seru terkait siapa saja yang akan membawa properti untuk perekaman video. Ada yang membawa perangkat kamera, green screen, kertas karton, spidol, kain batik dan tenun, topi pantai, kaca mata hitam dan perlengkapan lainnya.
Semua peserta juga kompak menggunakan bawahan kain batik sebagai wujud kebanggaan sebagai orang Indonesia, pemilik batik sebagai warisan kekayaan dari leluhur yang telah diakui oleh UNESCO. Bahkan ada salah satu peserta, Nyi Penengah, yang sengaja menjahit masker kain lurik untuk seluruh peserta. Luar biasa....
Saat pengambilan video menjadi saat-saat lucu yang bikin kami semua peserta gathering sampai saat tulisan ini dibuat masih belum bisa move on. Saking serunya looh...
Setiap peserta gathering mendapatkan peran masing-masing. Ada yang memegang tulisan nama-nama suku, ada yang melakukan tarian daerah tertentu, yang saling bersilaturahmi, bahkan yang bergaya foto-foto di tempat wisata juga ada.
Video di atas bikin ngakak karena semuanya menampilkan totalitas. Ada yang dibela-belain dandan menggunakan baju adat Minang, ada yang ala tarian Bali, ada juga yang jadi penari Suku Sasak tapi tidak tahu tariannya harus seperti apa. Wis rapopo, yang penting semangatnya itu loh yang sangat luar biasa.
Satu lagi catatan penting, moderator yang menggawangi acara ini sangat mengesankan dengan penguasaan materi dan ruangan. Nia Nurdiansyah tampak luwes berimprovisasi dengan berbagai kondisi dadakan yang dihadapinya, misalnya saat ada usulan dadakan untuk membagi 6 buah gift dari MPR RI. Secara sigap hal ini bisa diatasinya dengan membuat permainan yang berkaitan dengan materi. Two thumbs up untuk Nia. 👍👍
Selepas acara, diharapkan semangat upgrade nilai kebangsaan ini bisa menular kepada semua netizen di muka bumi ini. Jika merasa minim partisipasi kepada negara, paling tidak awali niat baik kita dengan mengunggah postingan yang positif, penuh kebanggaan pada Indonesia dan tidak saling menjatuhkan. Jauhi perilaku nyinyir di media sosial yang kita miliki.
Yuk kita selalu semangat dalam membuat karya kreatif. Jangan lupa tanamkan kebanggaan pada diri kita. Proud to be Indonesian...
Bagi yang ingin kepoin akun media sosial dan web MPR RI bisa langsung cuuuzz ke sini ya :
Instagram :
Twitter :
Facebook page:
Youtube :
Website :
------------------------------------
Sumber bacaan:
- https://www.baktikominfo.id/id/informasi/pengetahuan/5_etika_bersocial_media_pahami_dan_terapkan_setiap_poinnya-1053
- http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Proceedings/article/view/1182
- https://stikara.ac.id/etikasosialmedia/
Nah, sosial media kalau bijak digunakan bisa bermanfaat banget, selama bisa menyaring semua yang diterima pasti bisa menggunakan sosial media untuk hal-hal yang positif.
BalasHapusBetul banget Mbaaa, sedih deh kalau liat orang yang menghina dan menghujat bangsanya sendiri.
BalasHapusPadahal ya, lahir di sini, besar di sini, makan pupup di sini, sekolah di sini, nikahnya ama orang sini, lah kok benci ama negara sini.
Lebih sedih lagi, kalau udah benci bangsa sendiri, tapi ikutan menghasut orang buat ikutan benci, duh.
Memang sebaiknya medsos digunakan untuk yang lebih bermanfaat, misal mendapatkan cuan kan ye, hehehehe.
Btw, keren banget acaranya dan saya pun proud to be Indonesian :)
Indonesia itu keren banget. Kaya budaya, alamnya indah banget, nggak ada alasan untuk nggak bangga. Tinggal bijak memanfaatkan media sosial untuk berbagi pengalaman baik aja
BalasHapusHarus bijak bersosial media di zaman sekarang memang, banyak hoax seliweran dan butuh tabayun dulu. Semoga kita menjadi bagian yang selalu menyampaikan berita bermanfaat dalam bersosial media ya
BalasHapusSeru banget acaranya mbaaa..
BalasHapusbetul banget nih, kalo kita bisa mengoptimalkan sosmed dan bijak dalam menggunakannya, banyak banget manfaat yang bisa kita dapat.
Karena sekarang era digital, perkembangan dunia dapat diketahui dari genggaman tangan, sudah seharusnya kita sebagai bagian dari pengguna media sosial harus bijak. Sebab, apa yang kita bagikan, 'cerminan' dari masyarakat Indonesia yang bakal di lihat orang luar dr medsos. Memang harus dibangun rasa bangga sebagai orang Indonesia agar ada rambu2 tak telihat yg selalu menjadi 'pengawas'.
BalasHapusKeren kegiatan MPR RI.
yup betul banget, sebagai pengguna media sosial yang aktif aku juga berusaha posting konten positif dan tau etika di medsos itu seperti apa. Pake medsos jadi lebih nyaman dan merasa aman kalo menerapkan itu
BalasHapusKadang sediih..membaca post/komen di medsos dg kata/bahasa yg kasar, samasekali tak mencerminkan etika sbg orang Indonesia yg punya tarakrama..hiks.. BTW..acara asli seruuu...terima kasih sdh diajak yaa..
BalasHapusseru banget sih acaranya, sempat lihat di IG Mbak Uniek share waktu nari tarian daerah, ada yang nari entah tarian apa tapi pede hehehe. Menarik sekali MPR mengedukasi pun mengajak kita semua untuk bangga jadi orang Indonesia dengan membagikan hal baik dan berkarya yang positif di sosial media. Kalau aku lebih pilih proud to be Indonesian, karena ini negaraku maka harus bangga dong dengannya
BalasHapusAku juga sekarang lebih memanfaatkan media sosial banget untuk sekedar berbagi apapun yang mungkin pernah aku temukan lalu kumpulkan dan lalu kubagikan semuanya ke media sosial.. Ternyata responnya positif banget dan menunggu upload-an konten ku selanjutnya, khususnya di instagram.. Jadi makin semangat buat explore lain biar konten yang dibagikan bisa lebih bervariasi dan memberikan manfaat ke banyak orang.
BalasHapusKesadaran untuk meningkatkan literasi harus semakin digencarkan. Karena media sosial berkembang dengan cepat. Bila kitanya gak bijak mengikuti perkembangan, bisa-bisa akan terseret arus terus
BalasHapusEmang indonesia perlu belajar caranya bermedsos yang baik sih, karena kita pakai medsos setiap hari dan salah komentar bisa jadi jejak digital.
BalasHapusIya nih bangga jadi orang indonesia, tapi kalau liat bulutangkis kemarin kok jadi gemes ya sama pemerintah, gara2 lalai merah putih ga dikerek, bendera PBSI yang dikerek :(
BalasHapusSeru banget klo eventnya MPR n temanya juga pas banget gimana kita tetap bisa bangga sebagai bangsa n ttp juga bijak dalam menggunakan media internet terutama medsos
BalasHapusBangga jadi orang indonesia! Cuma lagi gemes ama pemerentah kemarin di Thomas cup bendera merah putih ngga bisa dikerek karena mereka lalai! huh.
BalasHapusBanyak hal positif yang bisa diunggah ke media sosial ya, Mbak, yang bisa bikin adem dan hepi yang baca.
BalasHapusHeran kenapa ada saja orang yang memposting hujatan pada negara. Benar-benar membuat gerah pembacanya. Memang edukasi soal bijak bersosmed itu perlu banget disebarkan..
herannya mau se positif apa pun konten/postingannya, mesti ada aja netizen yg ngasih komentar jelek.
BalasHapusBerusaha posting konten positif selalu, sebagai pengguna aktif media sosial. Termasuk ngasih komentar di postingan orang.
BalasHapusIya harus disebarkan nih aturan dan etika digital untuk netijen yaitu hargai orang lain jangan mentang-mentang dunia maya seenaknya menghujat orang, ditangkap baru nangis
BalasHapusKonten positif tentang Indonesia harus disebarkan ke dunia luas. Biar makin tahu bahwa Indonesia punya banyak keanekaragaman yang luar biasa. Indonesia juga orangnya ramah ramah dan semoga itu makin tersampaikan baik di medsos
BalasHapusPenting sekali hal-hal seperti ini diikuti dan paling tidak diberitahukan kepada anak remaja Indonesia dimanapun berada.
BalasHapusAgar rasa persatuan dan kesatuan bisa tumbuh dimulai dari pengendalian diri. Merasa kalau orang lain tersakiti, kita juga yang sakit.
Semoga persatuan dan kesatuan Indonesia tetap utuh dan tidak terjadi perpecahan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Begitu mudahnya ya kata-kata keluar & disalurkan di media sosial kadang tanpa filter termasuk menghujat negara sendiri. Kalau bangga jadi orang Indonesia buktikan juga dengan bijak di media sosial. Bebas berpendapat di medsos tapi harus pakai aturan
BalasHapusSayangnya memang masyarakat kita belum siap menghadapi kemajuan teknologi yang begitu cepat sementara tingkat literasi masih rendah jadi etika pun terlupakan deh....
BalasHapusMedia sosial tu memang bagai pisau bermata dua, kalau dimanfaatkan dengan baik ya manfaatnya banyak, kalau cuma dipakai buat sebar2 hoaks dan fitnah tentu bahaya.
BalasHapusAku sendiri masih berusaha juga manfaatin medsos buat kerjaan, walau terkadang susah buat gak posting curhatan haha :P
Tapi emang lho aku pribadi kalau liat sosmed isinya postingan curhat mulu suka aku mute dulu, biar gk kebawa efek negatifnya, tapi kalau masih satu dua kali okelah, namanya jg org lg pas pengen ngeluh, manusiawi hehehe
Bagiku, bangga pada Indonesia itu bukan berarti menutup mata pada kekurangan dan permasalahan bangsa. Korupsi, nepotisme, pembajakan, dsb masih jadi permasalahan yang entah kapan akan selesai.
BalasHapusAku setuju semuanya soal beretika dalam sosial media, terutama penggunaan bahasa. Gak bisa aku pungkiri, kadang ada juga hal yang bikin kesel, tapi harus memilih kata-kata yang baik untuk mengungkapkan nya di sosmed. Biar yang baca juga nyaman, bukan sekedar koar-koar aja ya.. btw, aku baru tau 4 pilar MPR, wah..
BalasHapusSetuju nih gerakan kaya gini harus digaungkan jadi istilah netizen +62 tuh gak negatif alias kita dikenal sebagai netizen yang kece dan produktif
BalasHapusJika merasa minim partisipasi kepada negara, paling tidak awali niat baik kita dengan mengunggah postingan yang positif, penuh kebanggaan pada Indonesia dan tidak saling menjatuhkan
BalasHapusSuka dengan kalimat Mbak Uniek yang bagian ini. Suka sedih kalo banyak di timeline, kalo lihat orang ngaku Indonesia banget, tapi nyinyirin negaranya juga... hahaha. Yuk, bikin konten positif, biar Indonesia makin positif juga di mata dunia
Saya rasa setiap bangsa di dunia ini pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Tapi seharusnya sebagai warga negara yg baik di mana kita lahir di sini, cari duit di sini sudah seharusnya kita menghargai bangss kita. Salah satu caranya dengan tidak mengumbar hoax atau menjelekkan negara kita
BalasHapusbener banget mba uun, harus bijak dalam bermedia sosial. setuju banget dengan etika bermedia sosialnya. harusnya sosial media berisi konten positif yang membangun, bukan malah isyu2 yang membuat trigger kericuhan xD selain itu juga banyak hoaks2 yang beredar, duuh.. harus saring informasi dulu sebelum sharing.
BalasHapussebagai orang Indonesia tentunya kita harus bangga menjadi orang Indonesia, karena disinilah kita dilahirkan
BalasHapusberharap dengan tulisan ini, masyarakat Indonesia bisa teredukasi bahwa penggunaan media sosial itu ada etikanya. Kalo katanya caklontong sebelum melakukan suatu hal apapun sebaiknya "MIKIR", gak asal ceplas-ceplos aja, he
BalasHapusselalu bangga jadi warga Indonesia meskipun masih banyak kekurangan disana sini. semoga kita generasi selanjutnya bisa lebih bijak lagi dalam bermedia sosial sehingga negera kita bisa unggul
BalasHapusmungkin karna sering berinteraksi dg teman/kerabat yg sudah akrab di sosmed, kadang tidak sadar berkomentar dengan santainya menyebut kata" yg kurang pantas di postingan orang lain/media terkait info apapun itu, padahal sangat beresiko
BalasHapusProgram MPR sekarang keren keren banyak menysar anak muda dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan milenial. Btw sebagai pegiat sosial media memang semakin kesini aku sadari peran kita besar sekali makanya harus bijak bermedia sosial dengan menyebwrkan konten positif
BalasHapusKeren acaranya mbak, moga kedepannya ada lagi ya
BalasHapus