140 Karyawan JNE Diberangkatkan Umrah Tahun 2022 Setelah Dua Tahun Pandemi

 

Sampai sekarang masih terngiang-ngiang pertanyaan petugas biro haji dan umrah yang membantu perjalanan umrah ibuku sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu si bapak yang penuh wibawa tersebut bertanya: Mengapa tidak menemani ibunda umrah?

Seandainya si bapak itu memahami keinginanku yang membuncah untuk bisa segera menjejak tanah suci masih berbanding terbalik dengan kondisi keuangan yang ada, pasti beliau akan ikut sedih merasakannya. Kondisi keuangan memang masih terbatas saat itu, dana yang ada hanya bisa untuk ibu saja.

Tak putus-putus doa yang terlantunkan agar segera bisa diijinkan untuk menjadi tamu di Baitullah. Tentunya semua umat muslim pun mengikhtiarkan hal yang sama. Siapa sih yang tak ingin melakukan perjalanan ibadah ke Tanah Suci?

Perjalanan Ibadah ke Tanah Suci yang Mengharukan Bagi 140 Karyawan JNE

 

Melakukan perjalanan ibadah ke Tanah Suci yang meliputi Mekah-Madinah, baik itu umrah maupun haji, tentunya menjadi impian setiap umat muslim di seluruh dunia. Selain harus berada dalam kondisi fisik dan mental yang bagus, untuk melakukan perjalanan ini dibutuhkan pula dana yang tidak sedikit untuk bisa menjalankan ibadah tersebut. 

Sampai saat ini, hati ini terus mengharapkan segera tiba saatnya untuk bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci. Ya, biaya yang harus dikeluarkan pastilah tidak sedikit. Hal tersebut tentunya akan terbayarkan dengan rasa haru yang bakalan menyeruak tatkala menginjakkan kaki di Tanah Suci terutama di depan Ka’bah. Selama ini sudah sering membaca dan mendengarkan cerita, banyak jamaaah yang terharu hingga menangis saat berada di sana. Ibuku pun menceritakan hal yang sama, yang kudengarkan sembari berkaca-kaca, membayangkan kapan mimpiku untuk bisa pergi umrah ataupun berhaji segera terlaksana. 

Mungkin rasa haru tak terbendung itulah yang akan kurasakan ya jika nanti sudah diijabah oleh Allah untuk bisa datang ke Tanah Suci. Seperti yang dialami oleh 140 orang Ksatria dan Srikandi JNE ini, sebutan bagi karyawan JNE yang menjadi jamaah umrah kloter pertama yang mulai berada di sana pada 16-24 Mei 2022 yang lalu. Mereka mengaku terharu dan bangga hingga meneteskan air mata saat pertama kali berada di Masjidil Haram di depan Ka’bah.   

 

“Setelah dua tahun sempat tertunda akhirnya para karyawan ini dapat diberangkatkan kembali ke tanah suci."

~M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE 

Menurut M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE, kegiatan memberangkatkan umrah karyawan JNE ini dilakukan sesuai dengan amanah yang diberikan oleh ayahanda beliau, sekaligus founder JNE (Alm) H. Soeprapto Soeparno, yang menggagas umrah gratis bagi para karyawan JNE yang sudah mengabdi kepada perusahaan selama lebih dari 12 tahun. 

Karyawan yang berangkat umrah tersebut berasal dari berbagai kantor cabang JNE, seperti dari Jakarta, Tangerang, Cilegon, Bandung, Cirebon, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Sidoarjo dan juga cabang utama yang lainnya. Mereka tampak serius dan antusias mengikuti seluruh rangkaian ibadah umrah yang dipandu oleh Ustadz Akhyar Mahpudin.

“Suasana Kota Mekah begitu luar biasa indahnya, membuat perasaan saya menjadi terharu. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, karena jika mengingat Mekah yang tertuju adalah Ka’bah. Di depan Ka’bah saya menangis karena Allah telah mengabulkan doa saya untuk bisa sampai ke Mekah ini.” 

~Dara, jamaah umrah dari JNE Medan

 

Ada pula yang spontan menangis ketika pertama kali melihat Ka'bah di Masjidil Haram. Karyawan JNE bernama Edi, peserta rombongan dari Departemen EGD JNE Pusat Jakarta, menangis karena teringat semua kesalahan dan dosa-dosanya. Saat di Tanah Suci, Edi mendapatkan berbagai keajaiban dan kenikmatan, selalu mendapatkan kemudahan di awal waktu, misalnya sarapan di awal maupun mendapatkan pembagian kunci kamar di awal. Sungguh, yang seperti ini menjadikan kita sebagai makhluk Allah yang penuh rasa syukur. 

Salah seorang Ksatria JNE lainnya bernama Yunus juga memberikan testimoni. Dia merasa sangat bersyukur menjadi karyawan JNE, dimana perusahaan tersebut punya program memberangkatkan umrah karyawannya. Hal itu sudah lama menjadi impiannya. Umrah ini juga menjadi kado istimewa dari Allah bagi Yunus, karena  tanggal keberangkatan 15 Mei 2022 merupakan hari ulang tahunnya. Masya Allah, sungguh membuat merinding deh penuturan dari Yunus ini. 

Karyawan lainnya, Bubun Bunyamin pun mengaku sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada JNE yang telah memberangkatkan karyawannya, termasuk dirinya yang telah bekerja lebih dari 12 tahun di JNE Cilegon.  Baginya, ini rezeki dari Allah melalui JNE sehingga dia bisa berangkat ke Tanah  Suci Mekah. Saat berada di sana, Bubun Bunyamin fokus ibadah dan berdoa untuk keluarga dan juga untuk kemajuan JNE. 

Impian untuk bisa bersujud di depan Ka'bah ini juga sama denganku loh. Semoga saja mimpiku dan mimpi teman-teman semua untuk bisa pergi ke Tanah Suci segera diijabah yaa... Aamiin... Aamiin...

Salah satu persiapan penting untuk menjalankan ibadah dengan khusyu' adalah dilakukannya manasik. Salah seorang Srikandi dari JNE Sidoarjo Jawa Timur Devinta, membagikan informasi tentang hal ini. Baginya, manasik umrah merupakan bekal ilmu yang harus dimiliki, sehingga nantinya saat di Tanah Suci tidak ada lagi keraguan dalam menjalankan rangkain ibadah umrah.

Momen yang sangat berkesan ketika umrah salah satunya adalah saat masuk ke Masjid Nabawi ke area Raudhah. Antusias jamaah untuk masuk ke sana luar biasa, sampai antri dan berdesakan. Dibutuhkan kesabaran untuk bisa masuk ke area yang ada makam Rasullullah Muhammad SAW dan sahabat Abu Bakar serta Umar bin Khatab tersebut. Hal ini dinyatakan oleh Yeni, jamaah umrah dari sekretariat JNE Semarang. Dia sangat terharu karena merasa diberikan kemudahaan untuk dapat melaksanakan sholat di Raudhah. 

 

Pengakuan juga datang dari Yuda Hermawan. Jamaah umrah dari JNE Solo ini juga mengaku bangga dan terharu bisa menjadi tamu Allah. Saat itu yang teringat di dalam pikirannya adalah dosa-dosa selama hidup. Tak terasa, saat memikirkan hal itu, dia sampai meneteskan air mata dan seakan tidak percaya kalau akhirnya bisa melihat Ka’bah secara langsung dan nyata. 

 

Dalam perjalanan menuju Ka’bah dirinya bertemu dengan seorang kakek yang terlepas dari rombongan keluarganya. Atas inisiatif dari Ustadz pemimpin rombongan JNE menyarankan untuk menyelesaikan tawaf. Selama tawaf Yuda dan rekannya Agus menggandeng Sang Kakek agar tidak terlepas dari rombongan JNE. Setibanya di bukit Safa akhirnya Sang Kakek bertemu kembali dengan keluarga dan rombongan jamaahnya. Saat itu Yuda lega sekaligus bersyukur karena Sang Kakek dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Ketika tawaf sambil menggandeng Kakek tersebut rasanya kedua almarhum orangtuanya menyertai badal umrah yang dilakukannya untuk mereka. Masya Allah....

Tak kunjung henti rasa haru ini membaca berbagai kisah yang disampaikan oleh Ksatria dan Srikandi JNE di atas. Banyak sekali pelajaran hidup yang bisa ditimba dari pengalaman mereka yang tak menyangka akhirnya kesempatan untuk beribadah ke Tanah Suci bisa terlaksana.

Salut dengan semangat yang diusung oleh JNE yang tak putus menjalankan amanah dari pendirinya untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan, temasuk dalam hal ibadah ini. JNE sebagai perusahaan yang amanah dan memperhatikan kesejahteraan karyawannya, tentu saja akan memiliki karyawan yang loyal dan memiliki semangat kerja yang bagus. Segala doa terbaik yang dipanjatkan oleh karyawannya maupun pihak-pihak lain yang sudah sangat terbantu oleh JNE, semoga bisa menempatkan JNE sebagai perusahaan logistik terdepan di bidangnya.