Bahagia rasanya ketika hari besar keagamaan sebentar lagi tiba. Tak terkecuali dengan Idul Adha, salah satu hari besar umat muslim yang memiliki makna dan arti pembelajaran hidup yang sungguh luar biasa. Semua muslim belajar banyak dari Ibadah Kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim.
Nilai Filosofis Idul Adha
Setiap tanggal 10 Dzulhijjah sesuai penanggalan Qomariah (penanggalan berdasarkan peredaran bulan), semua muslim di dunia merayakan Hari Idul Adha. Banyak orang menyebutnya juga sebagai Hari Raya Haji. Sesuai dengan aktivitas muslim yang pada tanggal tersebut sedang menunaikan ibadah haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah.
Muslim yang sedang menjalankan ibadah haji mengenakan pakaian serba putih tanpa jahitan yang disebut sebagai pakaian ihram. Mengapa harus menggunakan pakaian seperti ini?
Ihram melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup. Umat Islam mempunyai tatanan nilai berupa persamaan dalam segala segi kehidupan. Semua manusia memiliki derajat yang sama, tidak ada yang membedakan selain amalan selama hidup di dunia.
Selain penyebutan Hari Raya Haji tadi, Idul Adha dinamakan juga Idul Qurban. Pada hari itu umat muslim yang belum mampu berhaji, bisa menjalankan ibadah kurban dengan menyembelih hewan kurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kepada Allah SWT.
Pelaksanaan ibadah kurban ini meneladani kisah Nabi Ibrahim, yaitu ketika Beliau diperintahkan untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Kepatuhan beliau diganjar oleh Allah SWT dengan digantinya kewajiban tersebut menjadi penyembelihan hewan.
Dari sinilah kaum muslim meneladani sifat rela berkorban dari beliau. Menyisihkan sebagian harta untuk menyembelih hewan kurban, agar orang lain yang kurang mampu, yang selama ini tidak mampu untuk menikmati daging, bisa juga merasakan kebahagiaan. Sungguh luar biasa teladan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim bagi seluruh umat di dunia.
Tradisi Perayaan Idul Adha yang Khas di Semarang
Setiap tahun, beberapa hari menjelang Idul Adha, pekarangan di bagian depan rumahku menjadi tempat penitipan hewan kurban. Mushola depan rumahku tidak punya halaman sendiri, jadi hewan-hewan kurban dari para jamaah mushola pun dititipkan di pekarangan rumah keluargaku.
Aneka ragam kambing dan sapi pun parkir di sana. Seru sekali melihat antusiasme bocah-bocah kecil yang setiap saat melintas di depan rumah. Membawa berbagai macam daun untuk diberikan kepada kambing dan sapi tersebut.
Apa nggak bau tuh halaman rumah dijadikan penampungan sementara?
Tentu saja lumayan istimewa ya baunya. Tapi tak mengapa, Insya Allah kontribusi tak seberapa dari keluargaku bisa menjadi jalan kebahagiaan dari semua orang yang menyisihkan hartanya untuk membeli hewan kurban, juga bagi mereka yang nantinya akan menikmati daging hewan tersebut setelah disembelih.
Dalam rangkaian perayaan Idul Adha tersebut, ada aktivitas yang istimewa dan meriah. Malam sebelum perayaan Idul Adha, mushola depan rumahku akan mengajak anak-anak melakukan takbir keliling. Arak-arakan takbir keliling itu makin meriah dengan adanya inisiatif membuat sepeda hias, mobil hias, atau sekadar membuat bunga manggar dari kertas hias.
Dari berbagai masjid nantinya akan bertemu di jalan, melintas di depan rumahku. Waaahh… terasa sekali kemeriahan perayaan Idul Adha. Yang seperti ini nih selalu bikin kangen bagi warga sekitar yang sudah lama merantau. Di daerah lain belum tentu ada tradisi seperti ini.
Makanya, kesempatan untuk berbagi kemeriahan ini tak ku lewatkan begitu saja. Unggahan foto dan video saat takbir keliling tak henti-hentinya kukirim ke sanak keluarga. Hal yang sama juga dilakukan oleh banyak orang, terlihat dari keseruan update status whatsapp dan instagram story. Alhamdulillah, sinyal kuat dan tak ada kendala berkat IndiHome, layanan jaringan internet provider dari Telkom Group.
Tradisi Apitan yang Istimewa
Bagi beberapa daerah di sekitar Semarang, ada pula tradisi menarik yang disebut dengan Apitan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Allah SWT. Konon tradisi seperti ini merupakan kebiasaan para Wali Songo dulu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur di perayaan Idul Adha.
Tradisi Apitan di Tambak Bulusan, Karangtengah, Demak - foto : rri.co.id |
Biasanya, tradisi Apitan digelar oleh masyarakat Jawa yang ada di Semarang, Demak, Grobogan dan sekitarnya. Pelaksanaan Apitan di Semarang diisi dengan pembacaan doa yang dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani dan ternak. Nantinya hasil tani yang diarak ini akan diambil secara berebutan oleh masyarakat setempat. Hampir mirip dengan tradisi Garebeg di Yogyakarta deh.
Mengapa disebut dengan Apitan?
Apitan sendiri berasal dari nama bulan Apit dalam kalender Jawa. Bulan Apit jatuh setelah bulan Syawal dan sebelum bulan Dzulhijah (bulan haji).
Itu dia perayaan khas Idul Adha yang ada di wilayah kota Semarang. Apa saja tradisi khas Idul Adha di wilayah kalian? Silakan berbagi cerita di kolom komentar yaaa…
Menarik yaa, ada tradisi atau sesuai yang khasnya gitu di sana. Kalau di Lombok sini saya belum tahu sih, ada something special atau nggak. Sepengetahuan saya ya gak ada, Idul Adha seperti biasanya saja. Entahlah kalau di daerah-daerah tertentunya.
BalasHapusWah perayaan idul adha unik dan sakral di beberapa daerah salah satunya ternyata di Semarang jarang banget ada tradisi seperti ini. Idul adha selalu dihebohkan dengan penyembelihan qurban eh ternyata ada tradisi yang menarik cuss mau cari tahu tradisi unik dan sakral. Terima kasih sharingnya!
BalasHapusWah aku belum pernah lihat tradisi Apitan ini. Emang tiap daerah punya tradisi sendiri2 yah. Kalau ditempatku misalnya menyambut bulan puasa. Nanti saling antar nasi kotakan gitu. Seru kalo di kampung emang.
BalasHapusMenarik kalau ada perayaan seperti ini disesuaikan dengan tradisi daerah setempat. Di Jakarta gak ada, biasa aja
BalasHapusDi Malang juga belum ada sih. Tapi ada tradisi lain seperti penyambutan bulan puasa namanya Megengan. Seru juga deh tiap daerah.
HapusMeski tidak ikut merayakan idul adha, tapi kami sering dapat bagian dagingnya ^_^
BalasHapusSalah satu hal yg tak terlewat bagi anak-anak adl pemandangan pedagang hewan qurban dadaka di berbagai tempat. Suka takjub deh lihat sapi2 yg buesar-buesaaar... eh aku baru tau tradisi apitan ini mbak..TFS
Tahun ini, aku kembali dikiirimin rendang dari keluarga di Sumut. Waaaa, terharuu, mereka yang jadi keluarga padahal ga ada hubungan darah, mau repot ngirim-ngirim rendang dari Sumut ke Sulsel.
HapusDi daerah saya ga ada tradisi khusus, hanya potong kambing . Eh yg masak ketupat juga jarang di sini kalau lebaran haji
BalasHapusah menyenangkan sekali perayaan Idul Adha di Semarang, kalo di lingkungan rumahku seperti biasa pada umumnya
BalasHapusWaktu kecil dulu di kampung Hari Raya kurban juga adalah hari raya bagi anak-anak yang ingin membantu orang dewasa membersihkan aneka daging dan pembagiannya kepada warga desa. Sekalipun saya takut darah, tapi tidak mengurangi semangat bersama teman-teman ikut merecokin orang dewasa. Hari Raya kurban yang saya ingat selalu indah
BalasHapusMenarik juga tradisinya ya Mbk perayaan Idul Adha di Semarang. Di Lampung gak paham banget, tapi lingkungan sekitarku punya tradisi bapak-bapak motong hewan qurban, ibu-ibunya memasak terus siang-nya makan bersama.
BalasHapusTidak ada tradisi khusus makk di tempat aku, hanya potong hewan Qurban dan masak2 buat di makan rame2. Tapi yang spesial buat aku ultah pernikahan tiap Idhul Adha krn menikah pas Idhul Adha selepas solat Ied.
BalasHapusDitempatku satu RT aja qurbannya, circle kecil tiap tahunnya di mesjid rame2 potong daging qurban, semua digerakin bapak2, buibu, anak2 tarka. Alhamdulillah banyaak yg qurban dan meningkat setiap tahunnya
HapusBaru tau nih mba tradisi Apitan yg digelar sekitaran Jawa ,Semarang, Demak, Grobogan tradisinya masih dpertahankan smp sekarang
BalasHapusKlo d cirebon cuma idul fitri aja sih anak2 yg takbir keliling itu
Aku rindu suasana takbir keliling, mbak. Apalagi dengan suasanya sekarang yang lebih individual, rasanya, kalau ada takbir keliling tuh terasa banget kehangatannya
BalasHapusIya..
HapusKangen takbiran keliling yaa.. Zamanku kalo takbiran keliling ya, jalan kaki. Tapi zaman sekarang di masjid dekat rumah Ibu, suka disewain kereta kelinci. Jadi lebih meriah, lebih banyak anak yan ikut dan syiarnya lebih luas.
Sebelum pandemi, takbir keliling Idulfitri di kampungku masih jalan kaki. Kalau ada yang ke kota, biasanya pakai mobil sekalian pada tongtek atau pasang sound system. Kalau Idul Adha gak ada
HapusRamai sekali di Semarang saat Lebaran Idul Adha yaa, kak Uniek.
BalasHapusPaling rindu riuhnya takbir keliling. Sayangnya, di komplek kami gak ada anak-anak yang heboh rebutan mic masjid untuk begadang takbiran.
Agaknya tradisi ini mulai luntur di tempatku.
Semoga anak-anak tetap menghidupkan tradisi merayakan makna dari Idul Adha itu sendiri.
kalau penanggalan berdasar peredaran bulan tuh bukannya Qomariyah mbak? Kalau Syamsiyah kan berdasar peredaran matahari.
BalasHapusmenarik nih tradisi apitan saat hari raya idul adha, hasil bumi disusun membentuk tumpeng gitu.
Oiya mba, terima kasih untuk koreksinya. Sudah saya ganti ya.
HapusAku jadi pengen lihat langsung tradisi ini, soalnya disini belum tahu ada tradisi apa saja saat Idul Adha, karena 2 tahun ini sepi karena pandemi
BalasHapusSelamat hari raya idul qurban ya mak.
BalasHapusDi tempatku ngak ada tradisi khusus sih. Lebaran idul qurban biasanya semua fokus pada prosesi penyembelihan hewan qurban. Trus juga diisi dengan silaturahmi ke rumah sanak saudara seperti lebaran idul fitri.
Wah ternyata idul adha juga ada tradisi unik ya di daerah. Perlu dilestarikan nih yang kayak begini agar budaya bangsa kita gak luntur dimakan jaman yang kian canggih
BalasHapusAku belum pernah lihat nih tradisi Apitan tahunya Grebeg itu...iya ya Mbak Uniek tiap tahun selalu jadi tempat penampungan hewan qurban halamannya banyak pahalanya
BalasHapusAku juga belum pernah lihat tradisi Apitan. Baru tahu kalau prosesnya bisa semeriah itu ya.
HapusJadi, kebahagiaan Idul Adha tidak hanya dari membagikan hewan qurban, tp juga dengan perayaan-perayaan tradisional begini
Wah ada tradisi Apitan di Semarang ya...Menarik dan ngangeni pasti perayaan Iduladha khas daerah setempat begini. Kalau di kampung halaman saya di Kediri enggak ada tradisi tertentu, tapi tetap hari raya Iduladha dirayakan dengan meriah. Terutama setelah penyembelihan hewan kurban, tetangga sekitar rumah Ibu masak-masak untuk dimakan bersama. Juga panitia memastikan semua kebagian daging kurban
BalasHapustradisi yang luarbiasa sih Apitan ini, dan memang harus dilestarikan secara turun temurun supaya bisa terus dinikmati oleh generasi penerus
BalasHapusSeru ya kalau hari raya di daerah. Suka ada perayaan khas daerah masing-masing. Di tempat saya biasa aja, Mbak. Gak ada perayaan lokal begini
BalasHapusBisa nih difoto lalu diabadikan untuk dicetak jadi kartu pos
BalasHapusPostcrosser luar Indonesia selalu excited dengan tradisi kita soalnya
Segala jenis festival, event atau sebagainya jadi sorotan
AKu gak seberapa paham kalau di sini tradisinya apa, paling ya sholat Id sama mbeleh wedhus/ sapi hehehe
BalasHapusBaru tahu kalau di Semarang ada tradisi Apitan. Seru kyknya pas bagian rebutan hasil panennya itu yaa.
Kearifan lokal bangettt ini mah
BalasHapusseruuu ya hari raya qurban ini. Daku juga hepiii kita bs ber-IdulAdha rame2 daaaann makin WOW dg koneksi super cihuyy dari IndiHome
Tradisi yang baru saya tahu nih, seru sekali yah. Kalau di daerah saya engga ada tradisi khusus nih .
BalasHapussama teh, Bandung kayaknya idul adha ga semeriah idul fitri ya teh
HapusBaca nama bulan Apit, kenapa jadi ingat sama kakak sultan di kotanya om Yahya itu ya? wkwk
BalasHapusIya ya mbak, kalau perayaan tuh pasti suasananya seru, meriah, istimewa, dan semuanya serba ingin diperlihatkan agar bisa dirasakan sama-sama. Ya ke saudara, teman, sahabat, bahkan follower medsos kita... Jadi pasti ada peran internet di situ, biar lancar kirim-kirim dan posting-posting.
Ini bukti bahwa untuk bersedekah ga selalu dengan materi saja. Menyediakan halaman pun insyaallah dihitung sebagai sedekah ya Mba.
BalasHapusWah seru juga ya tradisi Apitan di Semarang ini
BalasHapusPerayaan Idul Adha jadi lebih seru ya mbak
Kalau disini palingan takbir keliling saja
Aku seneng loh mbak, kemarin malam takbiran kembali lagi bisa menyaksikan anak-anak dan remaja keliling di RW kami. Kami nyiapin snack untuk peserta takbir keliling, setelah 2 kali lebaran Idul Adha nggak ada karena pandemi.
BalasHapusWah baru tau idul adha di Semarang. Seru ya pastinya. Kalau di Jogja malam takbirannya ramai sekali dari tahun ke tahun ada takbir keliling. Kadang ada lombanya juga.
BalasHapusPakaian Ihram mengingatkan kita kalau manusia itu punya derajat yang sama jadi gak ada yang lebih dari yang lainnya kecuali amalannya ya mbak. DI hari Idul fitri umat muslim juga berlomba-lomba menjalankan amalan yang disukai Allah salah satunya berkurban.
BalasHapusWah halamannya dijadikan tempat parkir hewan kurban ternyata ya, tapi seru juga sih ya setahun sekali
Kalau rumah dekat mushola atau masjid, pas ada ramai-ramai ya ikut senang meski sedikit kerepotan ya, Mbak. Di daerahku kalau Idul Adha gak ada takbir keliling. Soal Apitan, biasanya bikin Apem. Oh iya, ada syukuran lain sih dalam rangka menuju Sedekah Bumi
BalasHapusSukaa dengan tradisi yg masih dilestarikan. Meski di tmp saya hanya takbir keliling di bbrp masjid saja, tapi tradisi yg masih di jalankan memperkaya adat istiadat budaya bangsa indonesia
BalasHapustakbir keliling biasanya saat Idul Fitri. Eh di Semarang momen Idul Adha pun tak kalah meriah. Asik yah. Kalau tempat salat andalan di mana mbak? apa di masjid agung Jawa Tengah?
BalasHapuswah pengen sekali-kali ikutan tradisi Apitan. Bisa sekalian hunting foto nih mbaUn. Pasti acaranya seru banget. kalau di Jogja adanya tradisi Grebeg ya mirip tradisi Apitan ini
BalasHapusWah aku baru tau mbak ada tradisi Apitan. Di Magelang nggak ada. Padahal Magelang Semarang dekat ya. Apa hanya ada di Semarang ya tradisi ini
BalasHapusAku kangen lihat kebiasan takbiran keliling di kampung halaman. Teekahir lihat 5 tahun lalu, sekarang nggak pernah lihat lagi apalagi karena pandemi.
BalasHapuswah seru ya kalau ada tradisi kayak gini, karena biasanya ga semua daerah ada, biasanya idul fitri aja kan ya yang rame2 takbir keliling tuh
BalasHapusWah serujuga ya tradisi idul Adha di Semarang , jadi penasaran dengan tradisi apitan , mudah2an suatu saat nanti bisa melihat langsung tradisi itu .seru kayaknya
BalasHapusWah, aku yg di Grobogan belum pernah lihat tradisi Apitan, nih. Tapi setelah shalat Id, di kampung-kampung biasanya bancakan dulu di masjid/musholla. Selamat Idul Adha buat Mbak Uniek dan keluarga.
BalasHapusTahun lalu aku ga bisa merayakan hari raya qurban yang seru karena ortu mudik dan njilalah aku sekeluarga kena covid jadi cuma bisa di rumah aja, terus taun ini baru bisa ngerayain bareng keluarga semua seru alhamdulillah tapi karena di Jakarta jadinya ga ada tuh acara grebekan
BalasHapusAku pernah lihat tradisi mirip Apitan ini. Ternyata di Semarang jadi tradisi Idul Adha. Berkat internet lancar jadi tahu bahwa masing-masing daerah punya tradisi dalam memeriahkan hari raya qurban.
BalasHapusKalo di sekitar tempat tinggal ku sih ngga ada tradisi yg berarti gitu. Seru juga ya kalo ada takbir keliling seperti saat idul fitri
BalasHapusBaru tau ada nama tradisi Apitan, meriahnya menyambut Idul Adha jadi kangen pulang kampung rasanya meskipun kampung Ayah jauh di Grobogan.
BalasHapusMomen Idul Adha pasti seru ya mbak, rasanya sayang kalau dilewatkan. Melihat tradisi Apitan di Semarang ini pasti meriah sekali, mirip di Blitar yang disebut gunungan. Biasanya tumpukan makanan setelah diarak akan dijadikan rebutan para penonton. Ini yang bikin seru. Semoga tradisi semacam ini tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda.
BalasHapusSepertinya seru nih kalau pas liburan Iduladha main ke Semarang, bisa liat Apitan juga yaa.
BalasHapusSama sih kalau di daerah asalku kadang idul adha disebutnya idul qurban juga atau lebaran qurban gitu.
Aku malah baru tahu tradisi Apitan ini. Kalau yang bikin hepi itu alhamdulillah tahun ini bisa ramai merayakan sementara 2 tahun lalu masih di rumah saja
BalasHapuswaaah seru juga yaa mba Un.. seneng deeh bisa ber-idul Adha dengan keluarga
BalasHapusTakbir keliling tuh anak-anak biasanya suka banget yaa.. tp ini di Semarang sepertinya seru banget, sampai bawa2 hiasan segede itu! keren.
BalasHapuswah ada tradisi Apitan jg yaa, menarik banget itu. bener mirip sama tradisi grebeg di Yogya
Hmm kalau di Lampung sini ada tradisi apa ya? Jujur nggak tau sih Mbak. Karena kalau di Bandar Lampungnya sih seumur-umur ya ga ada tradisi apa gitu hi hi. Paling ya anak-anak habis sholat Ied itu nungguin hewan kurbannya dipotong.
BalasHapusTradisi Apitan, belum pernah lihat ada di Semarang. Biasanya kalau malam Idul Adha hanya ada takbir keliling dengan mobil hias, motor dan sepeda yangvdihias juga ada yang berjalan kaki.
BalasHapusAku belum pernah nih lihat tradisi lebaran idul adha, kalau idul fitri di Yogya pernah, seru banget. Malam takbiran jalan jauh sambil bawa arak-arakan nasi tumpeng, dll. Budaya begini harus dilestarikan ya, Mba, karena kekayaan budaya
BalasHapusSetiap lebaran selalu kangen dengan takbir keliling sambil bawa obor. Sekarang jarang ada, kalaupun ada kelilingnya naik kereta kelinci. Padahal kalau jalan kaki kan seru sama anak-anak
BalasHapussmaa Mbak di tempatku juga ada tradisi obor keliling tapi sejak pandemi ditiadakan semoga nsnti akan ada lagi
HapusMelihat berbagai macam tradisi dari daerah2 lain, aku cukup Amazed jadinya. Karena kalo di sukuku, Batak toba Tapanuli, jrg ada tradisi yg menyangkut keagamaan begini mba. Mungkiiiiin Krn kebanyakan non muslim Yaa. Sementara aku dan keluarga muslim. Jadi ga ada yg aneh2. Beli kurban, ntr dikumpulin di mesjid atau lapangan, sembelih, dan dibagi2 deh.
BalasHapusPernah nanya ke suami yg orang solo, tradisi apa yg biasa mereka lakuin, tapi dia juga ga tau 🤣. Sama aja kayak yg keluargaku lakuin 😅
Kalau Hari Raya Iduladha suka banyak yang gak merayakan dengan sesuatu yang besar yaa, kak Fan..
HapusKayanya hanya sholat dan kemudian ke masjid buat liat hewan kurban dipotong, lalu dikuliti dan dibagikan.
Unik sekali tradisi di Semarang ini.
Bisa bikin masyarakat berkumpul dan menikmati tradisi Apitan bersama.
Ada takbir keliling juga ya mbak pas Idul Adha. Kalau ditempatku takbir keliling waktu Idul Fitri. Pasti meriah banget ini suasanannya. Oh ya tradisi Apitan ini juga pastinya ditunggu-tunggu ya sama masyarakat.
BalasHapusTradisi lebaran di berbagai daerah selalu membuat terpukau. Saat ini di Bandung utara sebatas sholat ied dan pemotongan kurban seperti biasa
BalasHapuskayaknya tradisi idul Adha yang takbiran keliling itu udah mulai berkurang mba, waktu lebaran kemaren gak ada takbiran keliling , jadi takbiran di masjid saja, dan berkumpul keluarga besar
BalasHapusWaah... meriah ya, perayaan idul adha nya. Kalau di tempatku sebelum idul adha besoknya, sorenya ngeriung dulu di masjid atau mushola. Berdoa dan berbagi makanan khas hari raya 😁
BalasHapuswaa seru banget yaaa, kemaren di daerah rumahku nggak terlalu ada rame rame gini, cuma takbiran kaya biasa di mesjid terdekat kayanya hihihi
BalasHapusSama Mbak Uniek, halaman rumah jadi area pelaksanaan Idul Adha. Sayangnya aku masih kondisi recovery jadi ga bisa bantu-bantu
BalasHapusMbaaak meski aku orang semarang tapi aku gak tau tradisi ini cobaa huhuhu, karena sebelum nikah kalau idul adha ya di rumah aja nonton tipi, setelah nikah idul adha di kampung suami, in syaa Allah kalau pas berkesempatan idul adha di semarang mau berputar putar ahhhhh
BalasHapusSeru ya mbak, ternyata perayaan Idul Adha di Semarang ada kegiatan tradisinya
BalasHapusTradisi apitan seperti ini layak untuk dilestarikan ya mbak
Senang banget kalau ada tradisi khas daerah saat menyambut hari raya, jadi ingat kalau di kampung suami ada tradisi lebaran ketupat setelah 7 hari Hari Raya Idul Fitri. Kalau anak-anakku ingat momen Hari Raya Idul Adha cuma bisa lihat sapi dan kambing sepuasnya di halaman masjid, kadang dari Ashar sampai Magrib ngak pulang-pulang ke rumah.
BalasHapusKalau di daerah saya baru ini ada takbir keliling di kota pasca pandemi, setelah itu hanya solat ied dan berkurban aja. Palingan tradisinya slametan menjelang takbir Idul Adha.
BalasHapusJadi ingat waktu kecil nungguin takbir keliling, tradisi-tradisi seperti ini bakal seru sih buat anak. Momen menyenangkan bakal ditunggu anak di tahun selany
BalasHapusSeru banget ada tradisinya juga, paling kangen takbir kelilingnya. kalo aku kemarin tetep di daerah tempat tinggal ku, nggak ada tradisi apapun sih, hehehe
BalasHapusMasyaAllah tabarakallah alhamdulillah, di tempatku kmrn juga lumayan rame mbaa hihi seruu banget ada takbir keliling jugaa
BalasHapusSetiap daerah ada keseruannya tersendiri. kalau dulu waktu masih di Malang, embahku selalu dapet kepala ama kaki kambing lumayan banyak hasil korban karena dianggap yang dituakan. selalu dimasak macem macem hihihhi.
BalasHapusSiap siap deh kolesterol naek hahaha
Aku baru tahu mbak kebudayaan ini. Hehe, ketahuan orang Semarang yang nggak kenal budayanya nih. Seru banget ya.. di kampungku biasanya ada takbir keliling aja. Tapi sejak pandemi belum ada lagi nih.
BalasHapusUnik ya ternyata kalau di Semarang ada tradisi Apitan. Arak-arakannya bukan cuma bawa hewan ternak, tapi juga berbagai hasil bumi. Kalau yang kambingnya dikumpulin dulu di halaman rumah, walaupun aroma khas si Kambing menguar aduhai gitu, tapi jadi keseruan dan kenangan tersendiri ya Mba.
BalasHapusBerkat tulisannya mbak Uniek aku jadi tahu ada tradisi Apitan di Semarang, yaampun selama ini kemana aja wkwkwk.
BalasHapusEh, aku orang Semarang malah baru tahu ada tradisi apitan lho
BalasHapusaku juga baru pertama niih mba mendengar istilah maupun mendapat info tentang tradisi apitan ini
HapusAku ya baru tau kalau tradisi Apitan ini adalah acara spesial pas tinggal di Pudak Payung, ada bnayak rangkaian acaranya dari pengajian, jaran kepang bahkan wayang...
BalasHapusTakbir keliling sih mbk, adanya, selebihnya perayaan idul adha semestinya, takbir di masjid, sholat ied, menyembelih hewan qurban, memotongnya dan memasaknya bersama sama. Lalu di timbang dan di bagi-bagikan
BalasHapusAku belum pernah melihat secara langsung tradisi Apitan :) Oh ya mbak soal pemotongan hewan kurban, zaman duluuuuuuu di lingkungan rumah orangtuaku belum ada masjid, pekarangan rumah ortu sering dijadikan tempat berkurban. Alhamdulillaah berkah buat kami juga.
BalasHapusSeru ya... Dikolaborasikan dengan budaya setempat. Bisa jadi tontonsn dan hiburan juga.
BalasHapusIdul Adha rasa idul fitri ya mba, meriah takbiran kelilingnya pakai mobil dihias. Itu tradisi Apitannya juga menarik. Seru banget di Semarang
BalasHapusAduh klo ngomongin soal semarang jadi keinget sama cirebon.. udah 3 tahun gak pulang ke kampung halaman..
BalasHapustradisi apitan kelihatannya seru ya.. kalo gak salah di cirebon juga ada tradisi arak-arakan.. btw aku orang lampung hehe...
Tradisi apitan ini menarik ya mbak, jarang nemuin di daerah ku. Kayak gini nih yang perlu dilestarikan, btwe Selamat Hari Raya Idul Adha mbak uniek ❤️
BalasHapusIndonesia ini banyak sekali tradisinya, apalagi di daerah. Terus momennya juga pas Idul Adha pula wah pasti ramai. Kalau kemarin saya di Lampung tradisinya idul Adha tuh selalu rame orang hajatan. Mungkin di Semarang juga gitu ya mbak
BalasHapusIdul adha tahun ini nggak terlalu berkesan krn dihabisin di RS, bukan sy sih tp kerabag suami dan disuruh jagain jd bgitulah
BalasHapusWahh seru banget acaranya, disini kemaren sepi banget gak ada kegiatan sama sekali.. Cuma yaa untuk perayaan idul adhanya bersyukur banget walaupun beda agama tapi tetap dapet daging dari masjid, jadi bisa menikmati daging kurban hhi
BalasHapusWah kyknya seru bgt. Aku belum pernah liat langsung nih Apitan di Semarang, pdhl sblm pandemi lumayan sering ke sana.
BalasHapusBaru tau kalau di Semarang ada tradisi arak-arakan bernama Apitan ini mba. Kalau di kabupaten Semarang, aku belum pernah melihatnya. Palingan ada tarhib menyambut ramadhan yang diadakan beberapa pondok pesantren dekat rumah. Yang dijunjung dalam hubungan itu berarti memang khusus hasil tani saja ya mba? Soalnya kalau di Solo ada apem juga
BalasHapusSemarang nya dimana nih mba Uniek, aku juga orang Semarang loh :) tapi sudah lama belum pulang kampung lagi. Perayaan di Semarang memang selalu ramai dan ngangeni.
BalasHapusTradisinya seru banget Mbak Unik apalagi kalau bisa dirayakan dengan keluarga lengkap. Point utamanya bakal dapet banget ya. Ditambah nyate atau masak daging untuk dimakan bareng.
BalasHapusBulan Apit ini bulan kelahiranku, ya. Zulkaidah. Baru tau aku soal tradisi ini. Ke mana aja saya selama ini?
BalasHapusPantes namamu ada Zuraidah-nya ya mbak? Eh nyambung gak sih haha
HapusAKu juga baru tau kalau di Semarang ada tradisi arak2an dan rebutan hasil panen gini, biasanya yang terkenal tu di yogya soalnya hehe
Hari Raya Idul Adha dengan memotong daging qurban aja sudah merupakan sebuah kegembiraan, apalagi jika ditambah dengan adanya tradisi seperti yang ada di Semarang. Makin ramai dan spesial kegiatan hari Raya Idul Adha ya mba.
BalasHapuspas pandemi gini tradisi apitan juga masih berjalan ya mba? keren banget upaya masyarakat sekitar dalam melestarikan tradisi yaa.. di jawa timuran sini juga cukup ramai pas iduladha
BalasHapusBaru tahu ada tradisi Apitan. Di Bandung apa ya... Kayaknya ga ada atau aku ga tau ya :D Makasih infonya mba Uniek.
BalasHapusAku baru dengar tradisi Apitan ini mbak, seru juga ya. Semarang memang selalu ada tradisi yang menarik dan selalu dilestarikan sampai sekarang. Tidak heran menjadi kota yang selalu ingin dikunjungi oleh wisatawan 😍
BalasHapusTradisi di momen tertentu seperti Hari Raya Qurban memang sangat pantas untuk dilestarikan.
BalasHapusGenerasi selanjutnya pun jadi merasa antusias buat menunggu setiap tahun, karena ada tradisi yang memennya sangat berbeda dengan hari biasa.
Di setiap daerah memang memiliki tradisi masing-masing yang sangat menarik mbak. Btw saya juga baru pertama kali, melihat tradisi Apitan ini dan sangat menyenangkan sambil merayakan Idul Adha. Semua hasil tani ditandu ya mbak.
BalasHapusApa yaaaaa? Kayaknya kalau di tempat tinggal aku di sini ya kayak idul adha pada umumnya gitu, abis sholat, maaf2an sama keluarga dan yg deket2 rumah, trs bakar sate deh.
BalasHapusUnik sekali tradisinya. Di kampung saya ga ada seperti itu. Yg umum aja, semalam takbir, lalu solat Idul Adha, potong hewan kurban bagi yang punya. Dibagikan. Bubar udah deh.
BalasHapusKayanya gitu gitu aja...
Tradisi2 seperti tradisi Apitan yg biasanya ada di daerah2 akan sayang sekali jika punah atau hilang tergantikan dengan yg serba digital saat ini. Nilai2 kebersamaan seperti itu perlu kita lestarikan bersama
BalasHapusWah baru tahu nih Idul Adha sampai ada perayaannya yang seseru ini, di aku mah biasa aja ga ada acara adatnya...
BalasHapusBaru tahu perayaan idul Adha ada yang seramai dan seseru ini ...di daerahku mah rutinitas dari kltahun Ketahun biasa aja...hehe
BalasHapusbaru tau aku istilah tradisi Apitan menjelang Idul Adha... Kalau di tempatku paling cuma takbiran di masjid aja mbak, sampai pagi pas shalat id. Jadi anak-anak rame banget di masjid, ada juga yang makani mbek atau sapinya hehe.
BalasHapusBaru tahu tradisi Apitan ini. Memang daerah Jawa Tengah masih kental tradisi turun temurun dari para wali sampai sekarang menjelang hari raya.
BalasHapusKalau di tempat saya ada pawai takbir keliling aja mba.
Baru tau ada tradisi Apitan. Ketauan kalo kurang piknik. Di tempatku cuma ada takbiran. Nggak di tempatku banget juga, sih, tepatnya di TPQ tempat anak-anak ngaji. Kalo di lingkungan RT cuma ada potong hewan kurban.
BalasHapuskalau di sini tradisinya yg takbiran keliling gitu mba uniek. anak2 TPA gitu, nanti dibagi beberapa shift biar ga tubrukan. Kalau dulu di depok malah nggak ada sih. krn mungkin di komplek ya
BalasHapusWah, aku baru tau perayaan Idul Adha di sana seseru ini. Masyaallah, soalnya di tempatku ga ada Mba. Hehehe. Semoga suatu saat ada kesempatan bisa langsung merasakan Idul Adha di sana.
BalasHapusAku malah baru tahu mbak ada tradisi seperti ini di Semarang, wkwk. Sungguh terlalu, sepertinya memang bukan anak Semarang tulen inih.
BalasHapus