Sering dengar atau baca tentang kegiatan reuni yang digelar oleh mantan siswa ataupun mahasiswa? Yup, tentu teman-teman sangat familier dengan reuni. Ada yang senang ikutan berbagai reuni, ada pula yang tidak tertarik sama sekali untuk mengikutinya.
Banyak alasan yang mendasari mengapa seseorang suka atau tidak suka dengan adanya reuni. Bisa jadi punya masa lalu yang kurang indah saat sekolah. Bisa juga karena ada mantan di sana, seseorang yang sama sekali tidak ingin dilihat.
Bagi mantan siswa dan mahasiswa yang masa lalunya biasa banget sepertiku, ikutan reuni terasa menyenangkan. Bisa bertemu dengan teman-teman lama, saling bercerita tentang masa lalu yang banyak konyolnya, lalu berlanjut pada beberapa perbincangan serius tentang kerja sama di masa sekarang.
Back to School, Saatnya Berbakti pada Almamater
Ada saja jalan untuk menyambung silaturahim dengan teman lama. Selain tetap bisa teman ngobrol yang ga pake jaim-jaiman, terkadang ladang rejeki pun bisa terbuka. Teman A sedang butuh orang yang bisa handle salah satu projectnya, eh pas Teman B punya kapasitas untuk menjalankannya dan dia sedang butuh pekerjaan.
Jadi ingat nih saat reuni SMA sekaligus memperingati 25 tahun masa pertemanan, angkatanku mengadakan serangkaian kegiatan sebelum tanggal pelaksanaan reuni. Melalui beberapa kali pergantian ketua panitia, akhirnya acara reuni yang terbilang super itu terlaksana.
Gimana enggak super ketika rentetan acara sudah berlangsung jauh sebelum tanggal reuni itu tiba. Berbagai acara diselenggarakan mulai dari bakti sosial ke panti wredha, mengajak jalan-jalan anak-anak panti asuhan, berbagi makanan buka puasa di beberapa titik exit jalan tol, hingga menyelenggarakan seminar parenting.
Di saat reuni hendak dilakukan, SMA tempat kami menuntut ilmu dulu itu sedang mengalami masalah yang cukup serius terkait bullying. Sorotan tajam datang kepada almamater kami. Tentu saja sebagai alumni angkatan kami tidak tinggal diam. Bekerja sama dengan beberapa pihak, seminar parenting tentang anti bullying itu terselenggara di Balai Kota, dihadiri oleh istri Walikota Semarang dan banyak kader PKK se-Kota Semarang. Pembicaranya pun tidak main-main, seorang psikolog yang cukup ternama.
Salut tak terhingga yang kurasakan saat itu pada ketua panitia yang mampu mengawal semua panitia dan alumni angkatan kami sehingga serangkaian acara yang cukup melelahkan itu bisa berjalan. Tak ketinggalan, cinderamata khusus untuk para guru pun sudah disiapkan oleh para donatur. Ada beberapa alumni angkatan kami yang sudah menjadi pengusaha sukses dan berkenan untuk mengulurkan tangan sebagai donatur.
Kalau ingat hal ini, jadi terharu banget deh dengan kekompakan angkatan kami. Meskipun ada banyak beda pendapat dan konflik khas panitia reuni, semua kegiatan bakti sosial dan seminar telah terselesaikan. Maka saat puncak acara reuni, kami semua alumni angkatan 93 SMAN 1 Semarang bisa berhahahihi dengan penuh keceriaan. Setumpuk kerinduan pun membuat suasana jadi meriah, saling melepas kangen, berjumpa lagi dengan teman lama yang jarang sekali bersua, terutama dengan alumni yang datang dari luar kota. Pecaaaahh deh pokoknya saat itu.
LDK Smansa Semarang 2019, courtesy : @star93smansa |
Selepas reuni pun, angkatan kami masih terus menjalin silaturahim dengan pihak sekolah, salah satunya dengan membantu pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan bagi calon pengurus OSIS (entah apa namanya sekarang). Yang kami lakukan sebagai alumni adalah membantu munculnya character building dan team building bagi adik-adik kelas sebelum nantinya resmi mengikuti pemilihan pengurus OSIS.
JNE Goes To School, Suntikan Motivasi Bagi Pelajar untuk Menjadi yang Terbaik
Di saat adaptasi kita pada kehidupan yang berjalan bersisian dengan pandemi, pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah mulai diberlakukan kembali. Berbagai aktivitas kembali dilakukan oleh sekolah, perusahaan dan masyarakat secara umum.
Berkaitan dengan hal tersebut, JNE Medan menyelanggarakan program Corporate Social Responsibility ( CSR ) yang bertajuk JNE Goes to School. Kegiatan CSR ini sudah dimulai JNE Medan sejak 5 tahun lalu. Tidak hanya di Kota Medan saja loh, program ini juga sudah diselenggarakan di berbagai kota/kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Melalui program ini JNE Medan hadir menyapa para siswa dan siswi di berbagai sekolah untuk memberikan motivasi.
JNE Goes to School ini berlangsung pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 di Pondok Pesantren Darularafah Raya yang berlokasi di Jl. Berdikari No. 1 A Desa Lau Bakeri, Sampe Cita, Kec. Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan dibuka oleh Bp. Misdan selaku Musyrif Pesantren Darularafah Raya.
Semoga ada kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya yang dapat kita adakan bersama. Santri-santri kami begitu bersemangat mengikuti kegiatan ini, semoga apa yang disampaikan oleh pemateri dari JNE dapat memotivasi mereka untuk lebih giat lagi belajar dan mengembangkan diri.~ Misdan, Musyrif Pesantren Darularafah Raya
Mengapa sih JNE peduli pada bidang pendidikan?
Lebih lanjut Fikri Alhaq Fachryana selaku Kepala Cabang JNE Medan menyampaikan bahwa siswa kelas 3 sudah harus dapat menetapkan visi, menyusun misi, dan membangun target-target dalam hidup, agar siswa yang sudah masuk remaja ini bisa menjalani kehidupan yang bahagia. Pemikiran yang jauh ke depan ini memang sudah selayaknya dimunculkan pada anak usia remaja. Selepas sekolah nanti mereka mau apa, sebisa mungkin sudah ada gambaran sejak dini.
Pemateri lainnya adalah Muhammad Arif Taufik selaku Human Capital JNE Medan. Dalam materinya, beliau menyampaikan bagaimana caranya menjadi siswa yang bahagia. Selain memiliki kecerdasan intelektual (IQ), santri Darularafah Raya juga harus memiliki keseimbangan antara kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan emosi (EQ) yang baik pula. Seorang siswa tidak hanya dituntut untuk menjadi pintar, namun juga memiliki sikap dan tingkah laku yang baik.
JNE Medan memiliki beberapa kegiatan CSR, diantaranya program Rumah Tahfidz JNE-DT Peduli Sumut, program 12 Sanggar Genius JNE – Yatim Mandiri bagi yatim dan dhuafa, program Pelatihan Design Grafis JNE – IZI Sumut, Program Tanggap Bencana Tagana JNE Medan, Program Sekolah Bisnis UMKM, dan program JNE Goes to School dan Campus. Fikri Alhaq berharap kegiatan CSR yang dilakukan JNE dapat bermanfaat dan membawa keberkahan baik bagi keluarga besar JNE maupun masyarakat sebagai penerima manfaat.
Sesuai dengan tagline Connecting Happiness yang berarti mengantarkan kebahagiaan, arti dan maknanya luas. Bukan hanya tentang pengiriman paket saja, namun JNE juga mengantarkan kebahagiaan dalam berbagai aspek di setiap kehidupan masyarakat.
Great job, JNE. Salut dengan visi dan misi yang selalu diterapkan dalam berbagai programnya.
Aku sukaaaakkk lihat org datang k reuni.
BalasHapusTapi aku termasuk tim yg ngga pernah ikutan acara reuni mbaaa😆
Yashhh selalu takjub dgn kontribusi dan peran JNE yg super duper wowww 👍😍
Waah masyaAllaah asyik banget sih kalau bisa sekalian reuni dan kasih manfaat untuk almamater tercinta yaa kak.
BalasHapusAku juga pengen suatu saat begitu hehe.. tapi ntar sampe almamater, pada nanya, situ mau ngapain? Mau berbagi apa? hahahahahaa
JNE keren sih udah sampe dimana-mana aja dongg manfaatnyaa, bahkan menjangkau lingkungan sekolah sekarang, kerenn!
Aku juga tim yang tidak suka datang ke reuni...entah mengapa waktunya selalu tidak tepat aja. Bukan karena punya masa lalu buruk atau ada mantan wkwjwk
BalasHapusSenang deh kalau ada pelaku bisnis yang positif vibes seperti JNE ini. Dengan memberikan motivaai untuk generasi muda semoga bisa memberikan suntikan semangat untuk mereka agar semangat belajar dan berkreasi
BalasHapusAku tipe yang pas bisa datang reuni ya datang, diminta sumbangan ya nyumbang, kalau enggak bisa ikutan ngumpul ya maafkan...hehe, maklum almamaterku jauh semua dari tempat tinggalku sekarang.
BalasHapusBtw, kok makin nambah kagumku sama JNE..ada program Goes to School yang keren begini euy!
Salut sama Charity-nya JNE. Semoga sekolah yang dituju tepat sasaran dan menjadi semangat untuk terus berprestasi. Semoga berkah juga ni usaha JNE
BalasHapusAwalnya menerka nerka judulnya JNE goes to school apaan ya....JNE kan ekspedisi yang biasa mengantar paket gitu, setelah baca keseluruhan artikel ini, W.O.W keren programnya JNE ternyata, Mbak. Tidak hanya membidik bidang pendidikan saja tapi bidang² lainnya
BalasHapusMengenang masa masa seragam warna abu itu memang sangat menyenangkan. Reuni bisa jadi ajang silaturahmi sekaligus memperkuat jejaring. Sekarang jejaring yang sudah kuat itu kembali diperkuat oleh JNE yang selalu humble.
BalasHapuswahhh seru banget reuninya.. jadi ikut merasakan keseruan dalam mengikuti reuninya
BalasHapusWow, luar biasa sekali ya cita-cita untuk almamater tercinta. Apalagi bisa memotivasi anak-anak untuk produktif dan menoreh prestasi
BalasHapusAku termasuk yang jarang bisa ikut reuni, kak Uniek.. Karena tinggal di perantauan. Tapi sebagai gantinya, malah circlenya membesar ke reuni suami. Pokoknya kalau ngobrol, ngikut aja.. Hehhe, biar akrab dan saling kenal.
BalasHapusBarakallahu fiikum, JNE yang selalu memiliki program CSR dengan melibatkan lingkungan sekitar yang tentu sangat potensial untuk menerima suntikan motivasi dari JNE.
Program JNE goes to school ini tentu akan meningkatkan motivasi baru ya bagi anak-anak dalam belajar dan tentu saja mengejar cita-citanya kelak. Semoga makin banyak sekolah yang menjadi sasaran CSR JNE Goes To School.
BalasHapusKeren nih angkatannya mbak masih jalin silaturrahim dengan baik. Apalagi ada dukungan dari JNE untuk program semacam bakti alumni gitu ya
BalasHapuslhooo mbak uniek alumni SMNSA? kmrin ada reuni akbar SMANSA kan ya mbak?
BalasHapusIya mbak, tapi aku ga ikut. Aku ikut klo khusus reuni seangkatan aja.
HapusAahh jadi pengen reuni deh, aku juga sudah lama banget ga ke SMA lagi. Masa iya nunggu 25 tahun juga ya ahahha. Btw JNE banyak juga program CSRnya yang bener-bener bikin Connecting happiness ya Mbak Uniek
BalasHapusJNE GOES TO SCHOOL ini sangat inspiratif ya mbak
BalasHapusBisa membuat para pelajar terinspirasi
Program CSR JNE ini emang Connecting Happiness ya mbak
ada ustad yg ngomong bhw reunion ini bisa menghancurkan isi rumahtangga., ;p
BalasHapusItu sih bukan reuninya yang bikin hancur, tapi orangnya sendiri yang tidak bisa mengendalikan perilaku. ;)
Hapus