Apa sih yang dimaksud dengan narsis? Apakah narsis termasuk salah satu gangguan mental?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), narsistik atau narsis artinya kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri, yang ditandai dengan sikap percaya diri berlebih, sikap arogan, dan egois.
Lantas, termasuk gangguan mental kah perilaku narsis tersebut?
Jika sekadar hobi selfie atau pamer foto-foto di media sosial, maka perilaku tersebut belum merujuk pada gangguan mental. Yuk kita bahas lebih lanjut tentang perilaku narsistik yang sudah termasuk gangguan mental agar lebih tahu tentang tanda-tanda dan cara menyiasatinya.
NPD – Narcissistic Personality Disorder
Sabtu, 29 Juni 2024, saya beruntung mendapatkan kesempatan untuk datang langsung pada event #KEBIntimate yang kali ini mengangkat tema #BreakTheSilence. Wah, apa pula yang ingin disampaikan ya? Mengapa kok ada The Silence-nya segala.
Apakah kita menyadari jika selama ini seseorang yang menjadi korban kekerasan lebih cenderung untuk memendam masalahnya? Terutama bagi perempuan yang sudah berumah tangga dan mengalami kekerasan fisik atau mental dari pasangannya.
Hal ini dialami oleh Kartika Soeminar, seorang pengusaha yang tinggal di Bali. Kartika selama 23 tahun harus menjadi #NPDSurvivor, bertahan menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari suaminya, yang ternyata #Narcisstic dan mengidap NPD (Narcissistic Personality Disorder).
Apakah teman-teman familier dengan istilah tersebut?
NPD atau Narcissistic Personality Disorder merupakan gangguan kepribadian dimana individu memiliki perasaan berlebihan tentang pentingnya diri sendri. Ia membutuhkan perhatian dan kekaguman berlebihan dari orang-orang di sekitarnya. Yang lebih parahnya lagi, seorang pengidap NPD kurang punya empati terhadap orang lain.
Gejala gangguan kepribadian ini disampaikan oleh Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si seorang psikolog senior yang juga merupakan Kepala Humas Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang. Beliau hadir mendampingi Kartika Soeminar untuk memberikan informasi yang lebih detail tentang gejala dan ciri-ciri orang NPD.
Gejala dan Ciri-ciri NPD
Ada beberapa gejala dan ciri-ciri NPD yang bisa kita kenali dari perilaku seseorang, yaitu:
1. Perasaan grandiositas : merasa diri sangat penting dan superior dibanding orang lain
2. Kebutuhan konstan akan pujian
3. Keyakinan bahwa dirinya istimewa dan unik
4. Melakukan eksploitasi interpersonal
5. Kurangnya empati
6. Iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri pada mereka
7. Perilaku arogan dan sombong
Apakah ada di antara teman-teman yang merasa orang terdekat memiliki gejala dan ciri-ciri seperti di atas?
Jika menemukan gejala seperti di atas, bahkan ketika merasa diri sendiri memiliki kecenderungan seperti itu, please… jangan self-diagnose ya. Jadikan hal itu sebagai pijakan untuk #NPDAwareness dulu. Konsultasi pada yang berkompeten tetap harus dilakukan.
Apa yang Menyebabkan NPD?
Para peserta yang menghadiri acara kampanye #BrokenButUnbroken banyak yang penasaran, apa sih yang menyebabkan seseorang mengalami NPD.
Dra. Probowatie Tjondronegoro, psikolog - Kepala Humas RS St. Elisabeth, Semarang |
Bu Probowatie pun menjelaskan tentang sebab munculnya gangguan mental NPD ini, yaitu kombinasi antara faktor genetik, biologis dan lingkungan. Seseorang yang masa kecilnya mendapatkan pola asuh yang salah, di kemudian hari bisa tercetus menjadi gangguan NPD.
- Terlalu dimanja: sejak kecil anak akan terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkan, terlalu banyak dipuji, tidak pernah merasa bersalah
- Terlalu kritis: orangtua selalu menuntut banyak hal pada anaknya, yang bisa memicu rasa rendah diri maupun pemberontakan pada si anak
Nah, bagi teman-teman yang sudah berkeluarga dan memiliki buah hati, boleh nih mawas diri tentang pola pengasuhan yang selama ini diterapkan. Penginnya sih kita tidak mencetak generasi muda dengan kecenderungan NPD yang memiliki ciri-ciri di atas.
Cara Mendeteksi NPD
Maraknya pembahasan NPD membuat banyak orang berspekulasi: jangan-jangan dia itu NPD, atau… duuh apakah aku ini seorang penyandang NPD?
Tunggu dulu yaaa… meskipun kita mengenali gejala dan ciri-ciri yang sudah disebutkan di atas, bukan berarti kita boleh melakukan diagnosis sendiri begitu.
Bu Probowati menginformasikan bahwa deteksi NPD dilakukan melalui evaluasi psikologis dan kriteria DSM-5, yaitu Diagnostis and Statistical Manual of Mental Disorders. Metode ini merupakan alat taksonomik dan diagnostik yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Di Amerika Serikat, DSM ini dijadikan panduan utama untuk diagnosis psikiatris (sumber: id.wikipedia.org).
Melalui DSM-5 ini dapat diidentifikasi pola jangka panjang dari perilaku narsistik dan kesulitan interpersonal yang dihadapi oleh pengidap NPD.
Narcissistic Personality Disorder (NPD) dan Pengaruhnya pada Kehidupan
Selain mendapatkan pengetahuan tentang gejala dan ciri-ciri orang yang mengidap NPD, para peserta yang hadir pada acara ini juga teredukasi melalui kisah Kartika Soeminar. Tanda-tanda NPD yang ada pada pasangannya tidak terlihat di awal masa perkenalan mereka.
d |
Kartika Soeminar - NPD Abuse Survivor |
LOVE BOMBING
Saat awal masa-masa pendekatan, Kartika mendapatkan limpahan cinta dan kasih sayang. Sang suami memberikan banyak hadiah dan kata-kata manis dalam rangka menumbuhkan rasa simpati dan ikatan batin untuk dicintai. Ternyata setelah menikah lambat laun keadaan pun berubah.
GAS LIGHTING
Setelah beberapa tahun pernikahan, sang suami menjelma menjadi orang yang manipulatif. Setiap kali mengalami masalah, Kartika lah selalu yang menjadi pihak bersalah. Dalam istilah psikologis, hal ini dikenal dengan gas lighting.
Merujuk pada Wikipedia, gas lighting memiliki arti sebagai perdayaan pikiran atau penyemaian ragu, merujuk kepada salah satu bentuk penyiksaan psikologis yang terjadi dalam hubungan interpersonal, dimana pelakunya melemahkan rasa percaya diri korban dengan membuat mereka mempertanyakan ingatan, sudut pandang, atau kewarasan mereka.
Dengan menggunakan penyangkalan yang berulang-ulang, manipulasi, kontradiksi, dan kebohongan, sang pelaku berusaha menggoyahkan kondisi psikologis korban dan melemahkan rasa percaya dirinya.
FLYING MONKEYS & SMEAR CAMPAIGN
Flying monkeys merupakan istilah psikologi populer yang merujuk pada orang-orang yang menjadi pendukung seseorang dengan NPD. Si penderita NPD akan merusak reputasi seseorang dengan menceritakan hal-hal buruk tentang korbannya di lingkup pergaulan mereka.
Kartika mengalami hal ini pasca melepaskan diri dari pernikahannya. Sang suami masih merongrong dirinya dengan cara-cara di atas.
Jadi di luar tuh kesannya si suami ini adalah orang baik. Justru Kartika sebagai korban perlakuan NPD-nya malah menjadi pihak yang dilabeli negatif. Dengan sendu Kartika menceritakan bagaimana mantan suaminya ini selalu berusaha meyakinkan orang lain, bahwa kesuksesan Kartika sebagai pengusaha saat ini merupakan hasil jerih payah suaminya. Duuuhh… sungguh terlalu yaa…
Padahal selama 23 tahun mereka hidup berumah tangga, Kartika Soeminar lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya yang seorang WNA telah kehilangan pekerjaannya di luar negeri. Selama mereka tinggal di Bali, Kartika lah yang bekerja untuk mencari nafkah. Bahkan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memperbaiki lampu, itu pun dilakukannya sendiri.
Kartika Soeminar berhasil keluar dari pernikahannya yang toxic setelah berkonsultasi dengan seorang psikolog. Dari gejala dan ciri-ciri yang dimiliki suaminya, barulah dia yakin bahwa suaminya mengidap NPD.
Tekad kuat Kartika untuk lepas dari suaminya didasari oleh kondisi fisiknya yang kian lama kian menurun. Bahkan ketika dilakukan pemeriksaan kesehatan, kedapatan dirinya memiliki kadar Hb yang rendah, padahal saat itu Kartika tidak mengalami pendarahan.
Menurut dokter, Kartika mengalami stres yang berlebihan. Hal itu sangat memengaruhi psikis dan fisiknya. Hal ini lah yang makin menguatkan Kartika untuk mengakhiri pernikahannya. Suaminya sudah tidak bisa berubah lagi.
Bagaimana NPD Memengaruhi Kehidupan?
Seseorang dengan gangguan NPD akan selalu mengalami hal-hal di bawah ini:
1. Hubungan interpersonal yang bermasalah
2. Kesulitan dalam pekerjaan dan kehidupan sosial
3. Memiliki potensi masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi dan kecemasan
Pendekatan dalam Perawatan NPD
Meskipun kita harus mempertahankan diri dari perilaku abusive dari penderita NPD, tidak ada salahnya kita mengetahui cara mengatasi dan merawatnya.
Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yaitu:
- Psikoterapi.
Melalui cara psikoterapi ini dilakukan terapi kognitif perilaku, terapi psikodinaik dan hippoteraphy. - Obat-obatan
Sebenarnya tidak ada obat khusus untuk penderita NPD, namun obat untuk gejala terkait (seperti depresi atau kecemasan) bisa digunakan.
Mengapa Perawatan NPD Sulit?
Seorang penderita NPD seringkali tidak menyadari atau tidak mau mengakui bahwa dirinya memiliki masalah. Bagaimana orang lain bisa membantunya keluar dari gangguan mental ini jika yang bersangkutan saja tidak memahami dirinya sendiri.
Penderita NPD memiliki kesulitan dalam membentuk hubugan terapeutik yang sehat. Dia akan selalu menyangkal semua diagnosis yang ditegakkan.
5 Langkah Psikologis Dalam Menghadapi NPD
Bahagia itu harus diciptakan, bukan dicari.
Pada sesi akhir pembahasan tentang NPD, psikolog Dra. Probowati Tjondronegoro, M.Si memberikan tips tentang bagaimana cara menghadapi orang dengan gangguan mental NPD.
1. Menerapkan Batasan
Langkah pertama yang bisa dilakuakan adalah memperkuat diri sendiri dengan tidak terlalu memperhatikan perilaku pengidap NPD, mengurangi interaksi dan komunikasi dengan mereka. Hal ini menjadi cara efektif menjaga kesehatan mental.
2. Afirmasi Positif
Berikan stimulus energi positif untuk diri sendiri melalui ucapan yang menguatkan mental pada diri sendiri. Misal nih 'Saya semakin kuat, saya bisa menghadapi semua'. Kayaknya biasa saja yaaa… Namun kalimat ini memiliki kekuatan untuk mengubah hidup menjadi lebih kuat.
3. Journaling
Salah satu bentuk journaling yang bisa dicoba adalah terapi kertas. Tulis luapan hati dan semua emosi yang dirasakan pada secarik kertas. Lalu setelah selesai menulis, robek kertas tadi dan buang. Terapi ini dianggap efektif untuk menyalurkan rasa kesal.
4. Pendekatan Spiritual
Komunikasi dengan Sang Pencipta merupakan tataran terindah yang bisa kita lakukan di saat ingin mengadukan semua problema hidup. Saat itu kita bisa memohon pada Tuhan agar diberikan kekuatan mental dan kesehatan jasmani untuk menghadapi orang dengan NPD.
5. Konsultasi dengan Ahli
Yang tak kalah pentingnya adalah menjaga kewarasan diri sendiri. Konsultasikan kesehatan mental diri sendiri sekaligus mencari cara untuk menghadapi orang dengan NPD ke ahli jiwa.
Bagaimana, sudah lebih memahami tentang berbagai hal terkait NPD melalui paparan di atas? Semoga bermanfaat ya informasi di atas.
Kita berhak untuk bahagia ~ Kartika Soeminar |
Boleh dong berikan komentar, apakah kalian pernah menemui orang dengan gejala dan ciri-ciri seperti tersebut di atas, lalu langkah apa saja yang sudah kalian lakukan. Terima kasih.
Aku baru paham kalau 2 orang di circleku NPD dan ternyata seraaam. Bener2 tanpa empati. Anak sendiri disiksa, so sad.
BalasHapusWaduh, bahaya banget itu ya Bunda... Semoga segera mendapatkan penanganan ya. Kasihan kan anaknya. Masa depan mereka bagaimana...
HapusJika orang tua saja demikian, anggapan mereka apalagi orang lain...
Jadi harus kebih hati-hati mendidik anak jangan terlalu dimanja dan selalu dituruti keinginannya. Dampaknya akan tampak setelah anak dewasa. Terima kasih sharingnya mbak.
BalasHapusiya juga sih, kalo selalu dituruti keinginannya jadi dampaknya negatif. Anak sesekali perlu dihadapkan pada penolakan agar tidak manja dan mau menang sendiri. Kayak diajari beli sesuatu dengan menabung duit jajan, seperti yang dituturkan bu Probo tentang cucunya ya mbak
HapusAku penasaran yg membedakan NPD dan rasa percaya diri tinggi tuh apa ya. Kayaknya di bagian gas lighting ya? Soalnya serem kalau ternyata kita punya gejala yg sama ((kita))
BalasHapusBerurusan dengan kesehatan mental, termasuk NPD emang nggak bisa self diagnose sih ya. Meskipun kita sudah merasa punya tanda-tanda yang dimaksud memang baiknya kita tetap mengonsultasikannya kepada ahlinya.
BalasHapusKalau cuma self awarness mungkin boleh ya. Lalu kitanya mengonfirmasi pada ahli. Sampai minta bantuan untuk mencari jalan keluar.
Ikut prihatin sama apa yang pernah dialami sama Kak Kartika. Tapi, semua sudah berlalu. Semoga selalu bahagia ya, Kak.
Jadi perhatian untuk kita ya dalam bersosialisasi guna mengenal seseorang yang siapa tahu saja punya ciri² NPD ini. Agar bisa menjaga batasan diri dan mungkin bisa mengarahkan seseorang itu untuk berkonsultasi ke ahlinya
BalasHapusada nih tetanggaku yang udah kayak sahabat. problem rumah tangga selalu diceritain. masalah ada pada suaminya yang pemarah dan kemauannya harus dituruti. alhamdulillah dia kuat dan bertahan dalam sabar.
BalasHapuslagi sering banget denger istilh NPD ini. Jika emang kita yakin seseorang yang di kenal memiliki NPD, sebaiknya emang mendorong mereka untuk mencari bantuan profesional adalah hal terbaik yang dapat dilakukan. Terapi dapat membantu mereka memahami pola pikir dan perilaku mereka, dan mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat.
BalasHapusTernyata NPD itu bukan sekedar narsistic tapi ada potensi manipulatif juga ya mak. Wah serem bgt semoga kita dijauhkan dari orang atau circle yang begitu
BalasHapusKalau ditilik dari ciri-cirinya, sepertinya ada orang dekat saya yang mengalami NPD. Memang sulit sih ya menghadapi orang yang tidak mau mengerti dan menyadari dirinya sendiri.
BalasHapusSemoga orang-orang yang menderita NPD dimudahkan untuk sembuh dan memperbaiki diri. Semoga orang2 di sekitar penderita NPD juga selalu dikuatkan dan dimudahkan dalam mendampingi
BalasHapusAamiin untuk doanya kak Rindang.
HapusDengan kesadaran diri, dan mau untuk berobat masih ada harapan untuk sembuh ya
Pola asuh bisa menjadi penyebab NPD ini buat saya jadi mawas diri, merefleksi pola pengasuhan agar terhindar dari NPD
BalasHapusAku pernah self diagnosis kalo aku menderita gangguan NPD, tapi setelah baca-baca artikel ternyata enggak juga, karena indikasi ke gangguan NPD ternyata masih jauh dari apa yg kualami. Sekarang hanya berdoa, semoga kita dijauhkan dari gangguan NPD dan anak2 keturunan kita tdk ada yang menderita gangguan NPD, aamiin
BalasHapusIya saya pernah melihat korban kekerasan karena takut atau terancam jadi lebih cenderung untuk memendam masalahnya. Padahal kalau bersuara, mendapatkan dukungan dari berbagai pihak ia akan memenangkan perkara sesuai haknya ya
BalasHapusSekarang di jaman serba keterbukaan dan digitalisasi, semoga kekerasan dalam rumah tangga semakin kecil tingkatannya. Dengan berani speak up, semoga permasalahan segera mendapatkan solusi
Sepakat, kita berhak untuk bahagia, kalau bukan diri ini yang peduli dengan diri sendiri, siapa lagi yang akan peduli kan
BalasHapusthankyou sharingnya mbak, jadi lebih paham NPD
Kalo ditanya ada nga orang disekitar yang NPD, sepertinya ada ya. Tapi ya sudahlah mau gimana lagi. Semoga kita terhindar dan terjauh dari penyakit NPD.
BalasHapusWah ada ya orang kaya gini dengan narsis yang tinggi yang berujung dengan manipulatif. Mba Kartika keren bgt bisa bertahan selama 23 tahun, selama itu pasti stres banget menghadapi suami yang narsis. Alhamdulillah sekarang udah terlepas yaa dari hubungan yang toxic. Aku ada juga sih yg kaya gini di lingkunganku dengan ciri-ciri yang sama, cuman aku juga nggak mau self diagnosis ya, hehe.
BalasHapusKok agak ngeri yaa, maksudnya ngeri kalo jangan2 sbenernya kita jg NPD? Meskipun ngga boleh self diagnosed yaa hahaha. tapi sering banget menjumpai NPD dan flying monkeysnya itu lhoo.. ngeri juga : Si penderita NPD akan merusak reputasi seseorang dengan menceritakan hal-hal buruk tentang korbannya di lingkup pergaulan mereka. << nah ini hahaa.. di circleku ada nih yg begini :(( sampe capek dengerin dia ngeluh mulu soal orang lain adaa aja salahnya yg bisa dijadiin bahan wkwkw
BalasHapusWahwah, gejala NPD keknya umum dimiliki orang-orang yang memang punya masalah sama masa lalunya yah, Mbak. Jadi harus ada pendekatan yg khusus.
BalasHapusBagian ini "iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri pada mereka"...kalau terjadi dalam keluarga, bisa-bisa bikin berantem kalik yah...
BalasHapusKan engga ada habisnya kalau selalu membandingkan dengan orang lain.
Baru tahu nih ternyata narsis ga bida dianggap biasa-biasa saja. Narsis ternyata masuk dalam gangguan kepribadian. Tidak boleh dianggap remeh hal seperti ini ya, Kak.
BalasHapusnggak cuma narsis aja deh kak, tapi ada manipulatif, gas lighting, dan love bombing ke orang yang ingin pelaku NPD jadikan korban.
HapusLove bombing ini tampak menghanyutkan ya mba. Awalnya memang bikin kita jadi terpesona. Tapi teryata malah patut dicurigai. Makasih ulasannya ya mba. Jadi semakin paham dengan NPD
BalasHapusIyaya. Engga kebayang loh, tadinya love bombing lalu kesini-kesini jadi manipulatif. Mbak Kartika bisa bertahan 23 tahun tuh, perlu waktu banget buat kembali pulih.
HapusBetull... dibikin terbang tinggi lalu dijatuhkan lagi. Kalau wanita pasti akan terpikat dengan laki-laki yang suka muji, kasih perhatian dan hadiah ya
HapusBahaya jg sih ya kak gejala2 NPD ini. Kyk biasa aja tp klo diterusin ya toxic bgt.
BalasHapusBtw kok ada ya suami yang NPD kyk misua mbak Kartika itu. Untungnya dia masih bs kendalikan diri dan bs selamat dr suami toxic itu.
Smg kl ada teman2 yg NPD, kita bs ajak ke psikolog//ngasih tahu secara baik2 ya biar b
Menderita NPD meski tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikendalikan ya.
BalasHapusNamanya juga pengobatan, pasti ada perbedaan atau salah paham. Jadi terima dengan kepala dingin saja
Duh, klo baca tanda-tandanya, kayaknya ada kenalanku yang terkena NPD Ini
BalasHapusHmm semoga dia bisa sembuh,
Semoga saja NPD nya tidak merepotkan orang disekitarnya
Agak ngeri ya kalau kita menderita NPD, semoga kita dihindari dari penyakit mental NPD, dan kalaupun menderita hal ini, bisa segera disembuhkan.
BalasHapuskasian juga jadi merepotkan banyak orang di sekitarnya
Beberapa tanda-tandanya ngarah ke temen ku, wkwk. Tapi semoga aja enggak, ya. Serem banget kalo sampe iya.
BalasHapusBaru tahu dengan istilah ini dan merasa ada di lingkungan keluarga Umma..jadi pingin banyak belajar lagi agar terhindar dari hal ini
BalasHapusBukan mau self diagnostic tapi kayanya ada nih orang dekat aku yang mengalami NPD. Bener, dia seringkali tidak menyadari atau tidak mau mengakui bahwa dirinya memiliki masalah. Kayanya dirinya tuh pusat semesta gitu, maunya diperhatikan, dipahami, tapi nggak ada empati. Diajak ke psikolog malah marah-marah. :'(
BalasHapusSubhanallahu..
HapusLangsung ketauan setelah baca artikel inikah, ka Vita?
Sebel sih yaa... tapi kalau di circle kita, apa yang bisa kita lakukan supaya si NPD ini bisa gak meresahkan?
Ini pengetahuan banget ya Mbak, terutama cara-cara menghadapi orang dengan NPD. Bisa jadi proteksi untuk orang-orang yang memang memiliki orang terdekat dengan ciri-ciri NPD. Ketika kita sulit merubah orang lain, maka lebih baik kita saja yang berubah ya.
BalasHapusorang-orang yang terjebak dalam hubungan yang toksik ini kayaknya memang perlu bantuan dari pihak ke tiga ya mbak biar bisa keluar dari hubungan tersebut soalnya otak mereka kayaknya sudah kena brainwash dari pasangannya yang toxic itu
BalasHapusWah seram juga ya gangguan NPD, karena gejalanya pun sulit dikenali. Lebih sulit lagi saat yang bersangkutan tidak sadar kalau dirinya mengalami gangguan tersebut sehingga tidak mau ke psikolog.
BalasHapusSejak KEB menggaungkan NPD, aku jadi self diagnose siih..
BalasHapusDan ternyata part part bagian pengasuhan pun turut mewarnai seseorang bisa punya isu mental health seperti ini. Jadi kudu aware dengan lingkungan dan tetap menjadi pribadi yang terbuka untuk masalah-masalah terbaru mengenai mental health.
Sombong dan iri hati tuh ternyata ciri-ciri NPD ya, Mbak. Suka sebel banget kalau baru kenal seseorang eh kena love bombing karena itu bikin nggak nyaman.
BalasHapusTemenku ada yang model begini, malah jatuhnya lebih ke toxic berarti ya ini? kirain kayak gitu tu emang sifat ternyata menyimpang.
BalasHapusAku pernah bertemu dengan orang yang mengidap NPD, bahkan ngalami difitnah sama dia. Sebagai auditor, aku ga nyangka sih ngalami fitnah, pintar loh mengolah info sepihak, sukses bikin aku hilang kesabaran pengen resign.
BalasHapusNah waktu dengerin cerita mba Kartika dan ditindaklanjutin dengan pembahasan Ibu Probo, aku makin yakin karena ciri-ciri NPD ada pada temanku ini. Alhamdulillah udah terlepas dari sirkel dia, emang mesti menjauh agar jiwa aman
tapi bisa bangkit setelah lepas dari jeratan pasangan yang NPD ini memang patut diacungi jempol, dengan segala kerusakan mental akibat dari perilaku pasangan yang NPD pastinya butuh keberanian besar apalagi sampai bisa berbagi seperti ini
BalasHapusNPD memang gak hanya pasangan sih ya, kadang orang terdekat kita pun ada yang begini. Karena temanku pun ada yang modelan NPD gini, awalnya kita ya biasa saja tapi lama-kelamaan nyebelin juga tapi akhirnya kita kasih tau secara perlahan sih.
BalasHapusSerem juga ya ternyata karena imbasnya bisa sangat destruktif untuk mental korban, semoga kita dijauhkan dari orang dengan kepribadian NPD ini apalagi kalau manipulatif dan gaslighting, males banget
BalasHapusAwalnya aku juga gak tau nih kirain sekedar selfie aja udah masuk narsistik, ternyata gak ya.
BalasHapusMbak Kartika udah sampai Semarang aja nih bagi ilmunya sebagai NPD Survivor. Bener banget jangan coba-coba kita self diagnose mending tanya ahlinya ya. Alhamdulillah mbak KArtika bisa keluar dari masalahnya
Hmm baca ini aku jadi ingat kenalanku
BalasHapusDia barusan ketok palu bercerai
Sebabnya, suaminya NPD
Sedih ya, NPD bisa menghancurkan rumah tangga
Ikut acara beliau sungguh bikin sedih. Ikut sedih karena ternyata efek dari pelaku NPD bisa sangat serius. Bikin trauma seumur hidup jika kita tidak bisa keluar dari cengkramannya. Semoga akan semakin banyak perempuan seperti Mbak Tika yang bisa speak up dan encourage perempuan lain untuk bisa keluar dari circle pelaku NPD.
BalasHapusBahasan NPD dimana2, aku juga nyimak soal ini di berbagai paltform mulai dari korban sampai psikiater. Jadi mawas diri jaga2 takut masuk permainan mereka
BalasHapusKedamaian dan ketentraman hidup paling penting, jangan mau jadi suply npd
BalasHapusHmm makin seru ya sepertinya kalau kemudian ada juga di Surabaya
BalasHapusSaya jadi penasaran sama diri saya
NPD kah atau seperti apa
Butuh dites supaya yakin kali ya
Love bombing ini melenakan sekali ternyata yaa..
BalasHapusAku pikir beneran secinta ituu..
Paling gak nyaman kalau ujung-ujungnya jadi gas lighting. Huhuhu.. berasa di prank di endingnyaa..
Kalo aku sih sebagai penyitas sakit mental tahu betul bagaimana perasaan mba Kartika saat dia diperlakukan tidak adil
BalasHapusSemoga dengan campaign ini banyak orang yang makin sadar akan NPD yaaa. Bisa melepaskan diri dr lingkungan NPD krn tiap orang berhak bahagiaa 🩵🩵
BalasHapusSemakin banyak yang speak up tentang NPD akan semakin banyak yang peduli dengam korban2nya... mbak Kartika ini selain cantik, mandiri juga punya keberanian. Salut
BalasHapusPola asuh orang tua dampaknya luar biasa banget ya ke anak, salah satunya membentuk karakter NPD ini.
BalasHapusSalut dengan mbak Tika yang akhirnya bisa lepas dari toxic marriage, tidak banyak yang berani seperti mbak Tika ini, salut mbak
Lingkungan itu benar-benar sangat berpengaruh ya pada perilaku seseorang. NPD juga salah satu sebabnya lingkungan berarti harus hati-hati bener dalam memilih pergaulan ini
BalasHapusPenting banget ortu muda untuk bisa memberikan pola asuh yg tepat supaya anak tidak mengalami NPD. Tersiksa dan menguras energi banget kalau berhubungan dengan orang NPD
BalasHapusKadang kita mengira hanya perilaku biasa ternyata diagnosanya sudah mengarah ke gangguan mental NPD ya dan jarang penderita menyadarinya
BalasHapusMakasih mba UNiek atas reportasenya NPD ini, aku jadi belajar banyak meski ga ikutan acaranya. MasyaAllah semoga kita terhindar ya dari NPD ini. Allhamdulillah mba Kartika sudah terbebas dari orang kek gitu
BalasHapusAkhir2 ini sering denger tentang NPD lewat sosmed. Pengetahuan baru yang jadi membuka mata juga. Karena kadang orang yang jadi korban NPD pun ga sadar kalau bagian dari diri mereka sering di manipulasi. Dikasih lovebombing demi tercapainya kepengenannya
BalasHapussaya rasa saat ini banyak sebenarnya yang memiliki sifat atau ciri-ciri NPD. Dan salut yang bisa sabar menghadapi pengidap NPD.
BalasHapusJadi terbuka wawasan setelah mendengarkan sharing dari bu Probo dan mbak Kartika yaa... terutama soal dampak pengasuhan yang bisa membentuk perilaku NPD. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang memberikan pengasuhan tepat, sehingga anak-anak kita nggak tumbuh dengan perilaku NPD. Aamiin.
BalasHapuspaling kesel sama yang punya NPD karena kurang empati dan egois :(
BalasHapusternyata gaya pengasuhan masa kecil berpengaruh nantinya bisa Narcissistic Personality Disorder ya kak, hmmm. Apalagi yang anaknya cuman 1 nih, apa-apa dimanja dan diturutin. Keren penjelasannya Kak.
BalasHapusDSM-V ini jadi acuan kami yang belajar di psikologi untuk mendeteksi masalah psikologis seseorang.
BalasHapusBelakangan ini banyak digaungkan NPD aware yang memang tenryata seberbahaya ituuu... bukan sekadar narsis tapi disorder alias udah penyiimpangan. Beruntung mbak Kartika sudah bisa lepas dari pasangan semacam itu yaa dan semoga ibu2 lainnya juga bisa menangani hidupnya dengan lebih baik.
BalasHapus